26 March 2023
4 Titik Rawan Terdeteksi di Lokasi Longsor di Takari
Lingkungan

4 Titik Rawan Terdeteksi di Lokasi Longsor di Takari

Feb 20, 2023

Takari – Kementerian PUPR mendeteksi empat titik rawan longsor di wilayah Kabupaten Kupang termasuk longsor yang terjadi di Takari pada Jumat lalu.

Azhari selaku Kasatker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi NTT menyampaikan ini di sela pengawasan pengerukan longsor, Minggu 19 Februari 2023.

Menurut dia,  jumlah titik rawan longsor ini terbilang banyak dan dapat mengganggu jalan nasional penghubung kabupaten di Pulau Timor. Kondisi hujan berpotensi juga menimbulkan longsor yang parah di empat titik ini.

“Sudah banyak kalau di daerah atau di area Takari ini. Wilayah Takari sudah banyak titik rawan longsor. Ada 4 titik yang sudah dideteksi,” kata Azhari.

Titik rawan longsor ini berada di Jalan Timor Raya Kilometer 30, satu titik di wilayah Batu Putih, satu titik sebelum memasuki Takari dan satu titik di Jalan Timor Raya Kilometer 73 Kelurahan Takari ini.

“Ini sangat berpotensi,” ujarnya.

Baca juga: Peti Jenazah Digotong Melintasi Area Longsor di Takari

Ia memperkirakan masih ada lokasi yang bisa memiliki titik rawan longsor lainnya juga di sepanjang jalan trans Timor ini. Saat ini timnya fokus melakukan pembersihan jalan dan mengeruk material longsor yang menutup akses Pulau Timor tersebut.

Setelah pembersihan longsor selesai dilakukan, maka akan diperkuat lagi bronjong di sekitar bukit yang longsor itu.

Pembukaan jalan alternatif juga akan dilakukan secepatnya dalam dua atau tiga hari lagi. Sehingga jalan bisa dilalui oleh kendaraan meski secara terbatas.

“Asal masyarakat mendukung karena ini untuk kepentingan masyarakat juga sehingga jangan sampai terhambat,” sebutnya.

Pihaknya telah membuka jalur alternatif sebelum mencapai lokasi longsor ini yaitu akses untuk berjalan kaki dan menggunakan motor dengan menyusuri sungai.

Kapolres Kupang AKBP FX Irwan Arianto pada Minggu malam, 19 Februari 2023, menerapkan sistem buka tutup untuk mengurangi kemacetan di sepanjang kedua sisi longsor.

Setiap 30 menitan kendaraan roda dua dan roda empat dibiarkan melintasi gundukan longsor secara bergantian yaitu dari arah Kupang ke Soe dan dari Soe ke Kupang.

 

Petugas dari Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi NTT mengeruk longsor di Takari Kabupaten Kupang Provinsi NTT 19 Februari 2023 (Putra Bali Mula - KatongNTT.com)
Petugas dari Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi NTT mengeruk longsor di Takari Kabupaten Kupang Provinsi NTT 19 Februari 2023 (Putra Bali Mula – KatongNTT.com)

Baca juga: Sudah Ada Tanda-tanda Sepekan Sebelum Longsor di Takari

Sistem buka-tutup ini dimulai pukul 19.00 WITA hingga dengan 21.00 WITA dipimpin langsung oleh Kapolres Kupang AKBP FX Irwan Arianto.

Pembukaan akses sementara ini cukup berbahaya. Eksavator beberapa kali memadatkan material yang ditambahkan dengan sertu.

“Ini buka sementara saja, bukan untuk dilalui setiap saat. Kita bisa saja biarkan mereka lewat dua atau tiga hari tergantung kondisi pengerjaannya, sambil jalan alternatif kita padatkan,” ujar Irwan.

Ia menyebut pembukaan jalur ini memang bersifat sementara dan tidak bisa dilalui kendaraan dimensi besar. Kendaraan roda dua dan empat saja yang sesekali dibolehkan lewat. Pada saat yang sama tanah akan tetap bergeser karena proses pengerukan yang sedang dilakukan.

“Karena nanti akan longsor lagi,” sebutnya.

Saat longsor pertama kali pihaknya mendapati adanya embung yang terbentuk secara alami di atas bukit. Penampakan embung ini diketahui dari gambar yang diambil dari drone.

“Makanya tanahnya lempung, basah semua,” sebutnya.

Nantinya, papar Irwan, dibuka jalur alternatif yang mungkin bisa dilalui oleh tronton dan kendaraan roda empat. Tetapi hal ini membutuhkan kesepakatan dari pemerintah wilayah setempat.

“Ini jalan lintas negara, maka perlu kerja keras,” sebutnya.

Irwan menyebut proses pembukaan jalan hingga normal bisa memakan waktu dua hingga tiga minggu. Dalam waktu yang panjang tersebut kendaraan akan dibiarkan sesekali melintas bila proses pengerjaan sementara aman. Namun ia menyarankan masyarakat yang tidak berkepentingan mendesak untuk tidak melakukan perjalanan melewati titik ini. (Putra Bali Mula)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *