Masyarakat yang belum menerima dosis dua vaksin Covid-19 diwajibkan lebih dari enam bulan untuk mengulang vaksinasi dari dosis pertama.
Ketentuan itu tertuang dalam Surat Edaran Kementerian Kesehatan RI Nomor SR.02.06/11/921/2022 tentang Pemberian Vaksinasi COVID-19 bagi Sasaran Drop Out. Surat edaran ini dirilis per 13 Februari 2022.
“Artinya, walaupun dia sudah menerima dosis satu, tapi tidak menerima dosis dua lebih dari enam bulan, maka harus diulang lagi dari suntikan dosis pertama dan dilanjutkan ke dosis kedua,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dilansir dari ANTARA.
Nadia menjelaskan, sasaran drop out adalah masyarakat yang belum menerima suntikan vaksin dosis kedua lebih dari enam bulan sejak suntikan dosis pertama.
“Ketentuan itu diperlukan sebagai upaya untuk segera melengkapi vaksinasi primer bagi sasaran drop out,” katanya.
Bagi masyarakat yang drop out kurang dari enam bulan dapat diberikan vaksin kedua dengan platform yang berbeda, sesuai ketersediaan vaksin di daerah masing-masing.
Berdasarkan laporan per tanggal 12 Februari 2022, vaksinasi COVID-19 dosis pertama telah diberikan pada sekitar 188.168.168 orang. Namun untuk dosis kedua baru sekitar 135.537.713 orang.
Surat edaran tersebut juga mengatur tentang penggunaan vaksin dengan platform yang berbeda.
Nadia menjelaskan, masyarakat diminta melengkapi vaksin dosis keduanya dengan jenis berbeda. Dan dengan mengutamakan vaksin yang masa kadaluwarsanya terdekat.
“Mengingat saat ini vaksin Sinovac yang didistribusikan jumlahnya terbatas dan diperuntukkan bagi sasaran anak usia 6-11 tahun, maka sasaran yang drop out dapat menggunakan vaksin dengan platform berbeda,” katanya.
Ia mengatakan seluruh ketentuan itu dimaksudkan untuk memberikan perlindungan yang optimal kepada masyarakat dari potensi terburuk infeksi SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Hal itu dilakukan melalui pemberian dosis lengkap, baik dosis primer maupun dosis penguat, minimal enam bulan setelah dosis primer.
“Untuk itu diperlukan upaya untuk segera melengkapi vaksinasi primer bagi masyarakat yang belum mendapatkan dosis kedua,” katanya.
Nadia menambahkan pengulangan vaksinasi bagi sasaran drop out telah sesuai dengan rekomendasi Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) per 11 Februari 2022.
Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof. Sri Rezeki mengatakan pengulangan vaksinasi dosis pertama bagi kelompok sasaran ‘drop out” agar titer antibodi bertahan optimal. Hal ini untuk memberi perlindungan terhadap risiko infeksi COVID-19.
“Terdapat hasil penelitian bahwa titer antibodi penerima vaksin lengkap sudah turun dalam enam bulan lebih,” kata Sri Rezeki yang dikonfirmasi ANTARA.
ITAGI melaporkan, masyarakat yang masuk kelompok sasaran drop out di Indonesia sekitar 15 juta jiwa. Sri mengatakan, beberapa orang bahkan belum menerima vaksin dosis kedua lebih dari sembilan bulan.
Menurut Sri, sasaran drop out tersebut umumnya menerima suntikan dosis pertama vaksin Sinovac. vaksin saat ini telah direalokasi pemerintah untuk program vaksinasi COVID-19 bagi kelompok sasaran usia anak-anak.
“Sekarang Sinovac tidak ada. Hanya untuk anak karena logistiknya sudah tidak ada dan kita tidak bisa impor lagi. Sementara yang ada vaksin jenis lain,” katanya.
Berdasarkan hasil panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta uji klinik terhadap penggunaan vaksin primer (dosis pertama dan kedua) mengharuskan pemberian jenis vaksin berplatform homolog atau jenis yang sama.
Ketentuan itu agar titer antibodi yang muncul di tubuh penerima manfaat bisa optimal mengantisipasi risiko gejala saat terpapar SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Persediaan vaksin Sinovac mulai berkurang serta ketentuan vaksinasi primer yang mengharuskan platform homolog, kata Sri, ITAGI menyampaikan sejumlah rekomendasi kepada Kementerian Kesehatan.
Pertama, bagi sasaran yang mengalami drop out dalam rentang waktu kurang dari enam bulan dapat diberikan vaksin kedua. Pemberiannya dengan platform yang berbeda sesuai ketersediaan di masing-masing daerah.
Kedua, bagi sasaran yang mengalami drop out dalam waktu lebih dari enam bulan, maka vaksinasi primer harus diulang. Vaksinasinya dapat menggunakan platform yang berbeda dari vaksin semula.
Ketiga, mengingat saat ini vaksin Sinovac yang didistribusikan jumlahnya terbatas dan diperuntukkan bagi sasaran anak usia 6-11 tahun, maka sasaran yang drop out dapat menggunakan vaksin dengan platform berbeda.
Vaksin yang tersedia untuk melengkapi dosis keduanya dengan mengutamakan vaksin yang memiliki masa kedaluwarsa terdekat. ANTARA/K-04)