Kupang – Para alumni INSPIRASI (Indonesian Young Leaders Programme) bertemu di Kota Kupang selama tiga hari dari 31 Mei – 2 Juni 2024 mendatang.
Para peserta ini berkumpul di Hotel Sotis Kupang untuk konferensi alumni dan melanjutkan pembelajaran setelah menimba ilmu di luar negeri.
Koordinator Program Pembangunan Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru, Mike ingriani, mengatakan lebih dari 60 peserta yang hadir.
Baca juga : Saksi dan Korban Kasus Viral Bisa Buat Identitas Baru
“Para peserta yang telah kembali akan melaksanakan program sekali setahun yaitu alumni conference. Jadi mereka kan sudah bekerja di komunitas masing-masing lalu hari ini mereka learning and sharing,” ujarnya di sela pertemuan itu, Jumat 31 Mei 2024.
Nantinya ada sekitar 10 orang yang berangkat ke Selandia Baru dua pekan lagi dan sementara mendapat bimbingan.
Mike mengatakan beasiswa ini terbuka pula hingga 2025 untuk peserta selanjutnya dengan seleksi tiap tahun. Akses informasi ini bisa melalui website Yayasan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI) atau Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI..
Baca juga : Penguatan Biosekuriti Australia dan Kegagalan Indonesia dalam Konsolidasi Kawasan
Program INSPIRASI ini dikelola oleh UnionAID dengan dukungan dana dari New Zealand Ministry of Foreign Affairs and Trade (MFAT). Program ini bekerja sama dengan BaKTI dan Universitas Teknologi Auckland (AUT) dengan dukungan Kemenpora RI.
Setiap tahunnya ada 10 pemuda yang mengikuti program peningkatan kapasitas peserta yang terbagi dalam dua bagian, salah satunya belajar di AUT, Selandia Baru.
Program pengembangan kapasitas ini memang terbuka bagi kaum muda di semua kawasan timur dan tengah Indonesia antara lain Sulawesi, NTT, NTB, Maluku dan Papua.
“Ini mandat dari pemerintah Indonesia untuk semua pembangunan international corporation dari New Zealand adalah Indonesia timur,” katanya.
Baca juga: Efek Patriarki, PMI NTT Paling Banyak Perempuan
Imam Gunawan selaku Analisis Kebijakan Ahli Utama Kemenpora dalam wawancara saat itu ingin kerjasama dua negara ini makin berkembang bagi generasi muda di wilayah tengah dan timur Indonesia.
Para lulusan ini pun telah mengambil peran di luar sektor pemerintahan seperti komunitas, NGO dan kelompok masyarakat dengan membawa aksi perubahan.
“Karena dalam dunia pemerintahan ada batasan, misalnya kesulitan untuk menjangkau hingga ke akar rumput sehingga ini yang bisa dijangkau oleh kekuatan dan kecerdasan dari teman-teman NGO ini,” tukas Imam.
Baca juga: NTT Kaya Jenis Pangan, Namun Ada yang Nyaris Punah
Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI, Muhammad Yusran Laitupa, saat yang sama mengatakan para peserta sudah berkecimpung di komunitas atau organisasi dengan konsentrasi pada isu-isu tertentu dan terus didorong lewat peningkatan kapasitas ini.
“Sekarang 2024 ini sudah 6 angkatan karena itu memang mereka ini ada di KTI region Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua ini dan yang paling penting ini adalah keterhubungan antar mereka,” jelasnya. ***