Kupang – Konsulat Republik Indonesia (KRI) di Tawau, Malaysia, menyebut hanya 3 ribu lebih pekerja asal NTT yang resmi bekerja di wilayah mereka.
Sisanya adalah pekerja tidak resmi atau non prosedural dan tidak terdata di KRI Tawau. Jumlah pekerja non prosedural ini diperkirakan dua kali lebih banyak daripada yang terdata secara resmi.
“Dalam sistem kami terdapat sekitar 3.709 yang berasal dari Nusa Tenggara Timur yang bekerja di wilayah kerja Konsulat RI di Tawau,” papar Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KRI Tawau, Calderon Dalimunthe, Selasa 21 November 2023.
Baca juga : Malaysia Tangkap 32 Warga NTT Langgar Batas Negara, Kasus Tertinggi di 2023
Wilayah kerja KRI Tawau sendiri meliputi 5 distrik yaitu Tawau, Kalabakan, Kunak, Lahad Batu dan Semporna. KRI Tawau sendiri paling dekat dengan Ibu Kota Negara Nusantara.
Calderon dalam kegiatan yang digelar BP2MI di Hotel Harper Kupang itu juga menggambarkan sektor pekerjaan PMI di wilayah kerja KRI Tawau.
Selama 5 tahun belakangan ini jumlah seluruh PMI di wilayah KRI Tawau mencapai 172.167 yaitu 99.622 ribu adalah pria dan 72.545 wanita.
Baca juga : Orang NTT Pilih ke Malaysia Meski Diupah Sangat Murah
“PMI tidak resmi jumlahnya bisa dua kali lipat atau lebih. Ini gambaran saja dan paling banyak di daerah Tawau dan Kalabakan,” tambah Calderon.
Berdasarkan total pekerja Indonesia yang bekerja secara resmi per distriknya ini, sekitar 48 persennya atau 82.295 orang bekerja di Tawau dan Kalabakan.
Sementara 34,5 persen atau 59.397 orang bekerja di Lahab Datu, 10,3 persen atau 17.733 pekerja Indonesia di Kunak, dan 7,4 persen atau 12.742 pekerja di Semporna.
Para pekerja ini pun paling banyak bekerja di ladang kelapa sawit dan paling sedikit sebagai pekerja sebagai pembantu rumah tangga dan pekerja konstruksi.
Baca juga : Penjual Orang di Malaka Punya Bos di Malaysia
Datanya menyebut ada 78,9 persen pekerja di ladang sawit, 14,3 persen bekerja di pabrik atau kilang, 2,7 persen bekerja di sektor domestik atau rumah tangga, 2,6 persen bekerja di sektor jasa dan hanya 1,4 persen bekerja di sektor konstruksi.
“Pekerja di ladang pun ada yang non prosedural,” tambah dia.
Ia juga memaparkan banyaknya jalur penetrasi yang mungkin dilalui PMI non prosedural dan sering kali dihadapi setiap tahunnya oleh KRI Tawau. ***