Kupang – Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur diberikan kesempatan untuk mengajukan data tambahan korban badai siklon tropis Seroja. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta pemerintah daerah mengusulkan data korban yang belum masuk data penerima bantuan stimulan rumah dari Pemerintah Pusat.
“Pemerintah kabupaten/kota bisa mengusulkan data tambahan korban bencana seroja yang belum masuk dalam data penerima bantuan stimulan rumah dari BNPB untuk diakomodir pada tahap berikutnya,” kata Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jarwansyah di Kupang, Kamis, (12/5/2022).
Menurutnya, data korban bencana tambahan yang belum terakomodir pada penerima bantuan stimulan, bisa segera diajukan ke BNPB sehingga bisa diakomodir dalam alokasi anggaran dekonsentrasi.
“Kami akan usulkan melalui tahapan waktu mengusulkan bantuan dana dekonsentrasi. Kami berharap apabila distribusi bantuan stimulan selesai maka bantuan bagi korban tambahan juga bisa diproses,” tegas Jarwansyah.
Jarwansyah berharap, dana bantuan stimulan perbaikan rumah bagi korban badai Seroja yang sudah ada di rekening BPBD 16 Kabupaten/Kota segera direalisasikan kepada para penerima bantuan. Menurutnya, realisasi dana tersebut urgen sebab saat ini sudah masuk pada fase transisi darurat pemulihan dengan anggaran yang digunakan merupakan dana siap pakai.
“Kami harapkan dana itu secepatnya didistribusikan sehingga setelah fase ini sudah bisa masuk pada fase rehabilitasi rekonstruksi pascabencana,” tegasnya.
Menanggapi permintaan BNPB, Bupati Kupang, Korinus Masneno mengatakan masih banyak warga daerah itu yang belum masuk dalam data sebagai korban bencana seroja yang rumahnya rusak akibat terjangan seroja.
“Proses pendataan sedang dilakukan oleh BPBD. Apabila sudah terdata semua akan kami usulkan sebagai data tambahan korban bencana ke BNPB,” kata Korinus Masneno.
Ambrosius Kodo, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT mengatakan, ruang pengajuan data tambahan korban badai Seroja memang dibuka oleh BNPB. Kendati demikian, Ambrosius menyarankan 16 daerah yang menerima dana bantuan berfokus dulu untuk merealisasikan dana bantuan yang sudah masuk ke rekening BPBD masing-masing daerah.
“Prinsipnya kita fokus dulu utk mengejar realisasi stimulan perbaikan rumah sesuai verifikasi dan validasi kab/kota penerima,” kata Ambrosius kepada KatongNTT.
Terkait pengusulan data tambahan itu, Ambrosius mengatakan jumlah korban yang akan diajukan kembali pada masing-masing Kabupaten/Kota sesuai jumlah korban yang belum masuk data penerima bantuan stimulan.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Kupang, Ernest Ludji kepada KatongNTT Jumat (13/5/2022) mengatakan, saat ini pihaknya belum mengajukan data tambahan korban badai Seroja. Pasalnya pihaknya menunggu petunjuk resmi dari BNPB terkait mekanisme pengajuan data tambahan ini. Bila sudah ada petunjuk resmi, pihaknya akan mengusulkan data korban yang belum masuk data penerima bantuan.
“Kalau sudah ada petunjuk resmi pasti Kota (Kupang) mengajukan (data tambahan korban badai Seroja,” jelas Ernest.
Sampai Kamis (12/5/2022) realisasi dana bantuan stimulan perbaikan rumah korban badai Seroja di NTT yang dialokasikan bagi 53.400 kepala keluarga baru terealisasi 2,35 persen. Dana yang terealisasi sebesar Rp. Rp, 19.960.000.000 (Sembilan belas miliar sembilan ratus enam puluh juta rupiah) dari total dana Rp. Rp. 849.330.000.000 (delapan ratus empat sembilan miliar tiga ratus tiga puluh juta rupiah). Dari 16 daerah yang mendapatkan bantuan, baru dua yang realisasinya paling tinggi yakni Kota Kupang dan Kabupaten Ende. (Joe/ANTARA)