Kupang – Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi arena perebutan suara anak-anak dari tokoh politik nasional dalam pemilu 2024.
Mereka paling banyak berebut suara di daerah pemilihan (dapil) II yang melingkupi Pulau Timor, Pulau Sumba, Rote Ndao dan Sabu Raijua. Alokasi kursi di Dapil NTT II sebanyak tujuh kursi.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) beberapa waktu lalu telah mengeluarkan Daftar Calon Tetap (DCT) dengan wajah sejumlah anak muda ini.
Baca juga : KPU Wanti-wanti Para Caleg, Pakai Dokumen Palsu Bisa Pidana
Deret anak politisi itu mulai dari Stevano Rizki Adranacus yang maju melalui PDI-P nomor urut 2. Ia merupakan anak Herman Hery, anggota DPR RI empat periode. Herman pernah diperiksa KPK terkait kasus Bansos Covid-19 yang menjebloskan mantan Mensos Juliari Batubara yang juga kader PDI-P.
Stevano diketahui menjabat sebagai Direktur PT Griya Ananta Propertindo yang bekerjasama dengan BUMN bernama Propernas untuk membangun kawasan perumahan di Kupang.
Baca juga : Mantan Napi Daftar Bacaleg NTT Gunakan Berkas Bebas Pidana
Selanjutnya, Gavriel P. Novanto, anak kedua dari istri kedua Setya Novanto. Ia juga maju dari partai yang sama dengan ayahnya, Golkar. Setya dulu maju dari NTT juga dan menorehkan sejumlah kontroversi seperti kasus ‘Papa Minta Saham’ Freeport maupun korupsi proyek e-KTP.
Kemudian Yesenia Irene Liyanto, anak dari Abraham Paul Liyanto. Abraham menjabat anggota DPD RI sejak 2009. Yesenia Irene Liyanto maju caleg DPR RI dari Golkar Nomor Urut 3, satu urutan di bawah Gavriel Novanto.
Baliho kampanye wanita kelahiran 18 Juni 1993 ini kerap disandingkan dengan baliho ayahnya yang maju lagi menjadi caleg DPD RI. Wajah keduanya termasuk yang paling mudah ditemui di ruang publik Kota Kupang.
Baca juga : KPU NTT Jawab Siswa SMA Soal Caleg ‘Curi Start’ Kampanye
Selanjutnya ada Jessica Herliani Tanoesoedibjo, anak Bos MNC Group sekaligus Ketua Umum Perindo, Hary Tanoesoedibjo.
Wanita kelahiran 15 Juni 1994 ini bersama satu keluarganya kompak menjadi caleg dari Perindo. Ayah, ibu, ia dan 4 saudaranya bertarung dari dapil berbeda dalam pemilu 2024 yaitu dari wilayah Banten, Jakarta, NTT, Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Baca juga: Bawaslu Kupang Minta Caleg Rincikan Dana Kampanye Pemilu 2024
Berikutnya Firda Richset Riwu Kore dari Perindo Nomor Urut 7 yang maju untuk DPR RI. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan ini merupakan anak sulung mantan Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore dan Anggota DPD RI, Hilda Manafe.
Pamannya Orient Riwu Kore pernah lolos Pilkada Sabu Raijua dengan statusnya sebagai warga negara Amerika Serikat yang kemudian menjadi sengketa pemilu.
Baca juga : Bawaslu Bentuk Satgas Atasi Caleg Rangkap Wartawan
Ada juga Serena Cosgrova Franscies dari Partai Gerindra Nomor urut 2. Ia merupakan anak dari Fary Djemi Francis, mantan anggota DPR RI dari Partai Gerindra. Wanita 23 tahun ini lulusan Universitas Birmingham, Inggris dan mengaku mengidolakan Prabowo Subianto sejak kecil.
Tidak hanya DPR RI, anak-anak politisi ini juga ada yang maju pemilihan DPD RI. Misalnya, Christopher Raymond Tannur yang merupakan anak dari anggota DPR RI Edward Tannur.
Keluarga Tannur sebelumnya sempat menjadi sorotan publik lantaran saudaranya, Ronald Tannur menjadi tersangka penganiayaan kekasihnya di Surabaya hingga tewas.
Baca juga : Wajib Buat Laporan, Batas Dana Kampanye Caleg DPRD Sama Besar Dengan Capres
Kandidat lainnya adalah Maria Stevi Harman yang ayahnya anggota DPR RI dari partai Demokrat, Benny K. Herman. Benny sendiri sudah menjadi anggota DPR RI sejak 2004.
Menurut akademisi politik Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang, politisi harusnya memulai karir politik dalam organisasi dengan pengkaderan yang benar. Bukan bersandar pada nama orangtuanya.
“Ini sebetulnya melahirkan politisi kita sangat labil,” kata Atang beberapa waktu lalu.
Baca juga : Jaga Netralitas, Ada 10 Pose Jari Yang Dilarang Bagi ASN
Masyarakat, ujarnya, harus dapat menentukan sosok yang bisa mewakili mereka dengan referensi politik dan kemampuan memecahkan masalah dengan hukum.
Masyarakat juga memilih orang-orang dengan rekam jejak dalam bidang sosial dan bidang lainnya jauh sebelum mereka terjun ke pesta politik lima tahun sekali ini.
“Bukan (orang) yang baru muncul ketika musim politik tapi sudah jauh sebelumnya,” pungkas Ahmad Atang. *****