Kupang – Kabupaten Flores Timur (Flotim) sejak 2019 hingga 2023 telah menerima 60 jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) non prosedural.
Satuan Tugas Tindak Pidana Perdagangan Orang (Satgas TPPO) Polres Flotim merinci sepanjang 2019 terdapat 12 jenazah yang dipulangkan, lalu 2020 juga 12 jenazah.
Sepanjang tahun 2021 dikirim 13 jenazah dan 2022 lalu juga 13 jenazah yang dipulangkan ke Flotim. Kemudian pada 2023 ini korban jiwa tercatat ada TPPO sebanyak 10 orang.
Baca juga : Jauhnya Rute Jenazah PMI NTT Ini: Malaysia – Kupang – Pulau Solor
“Jumlah korban di Kabupaten Flores Timur menempati urutan kedua setelah Kabupaten Malaka di Provinsi NTT,” kata Kasi Humas Polres Flores Timur, Iptu Anwar Sanusi, dalam keterangannya, Selasa 18 Juli 2023.
Data korban jiwa 4 tahun terakhir ini, kata Anwar, adalah hasil koordinasi dengan Kantor Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) NTT, Pos Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) Maumere dan Dinas Tenaga kerja Kabupaten Flotim.
Baca juga : Remitansi PMI NTT via Kantor Pos Capai Rp 107 Miliar Tahun 2022
“Jumlah ini menjadi perhatian serius bagi Polres Flores timur,” tambah Anwar.
Pihaknya sendiri melakukan pencegahan dengan sosialisasi maupun penanganan secara hukum kasus TPPO di Flotim.
“Kita koordinasi dengan instansi terkait. Kerjasama dengan pegiat atau pemerhati PMI dan ada penyidikan kasus TPPO yang sementara ini berjalan,” ujar dia.
Baca juga : 39 Pekerja Asal NTT Direkrut Ilegal ke Kalteng
Berdasarkan data BP3MI NTT, terdapat 410 jenazah PMI non prosedural yang dikirim dari luar negeri sejak 2018 hingga 2022.
Malaka menjadi kabupaten di NTT dengan jumlah penerima jenazah PMI terbanyak pada periode itu yakni sekitar 74 jenazah.
Rekapan jenazah 2018 hingga 2022 ini juga yang digunakan Kapolda NTT, Johni Asadoma, dalam arahannya kepada seluruh kapolres untuk menindaklanjuti kasus TPPO di daerah-daerah beberapa waktu lalu. ****