Beberapa alat tenun dipajang di satu ruangan di gedung Dekranasda NTT saat pembukaan program Pendidikan Kecakapan Wirausaha hari Minggu, 17 Oktober 2021.
Alat tenun yang selama ini digunakan oleh masyarakat NTT lebih mengutamakan kegunaan dibandingkan keindahan. Masyarakat tidak pernah berpikir untuk menjadikan alat tenun sebagai sesuatu yang bernilai dan punya daya tarik.
Kepala Sekolah SMKN 4 Semi Ndolu menginisiasi ide menghadirkan alat tenun yang lebih artistik dengan ukiran berbagai motif daerah NTT.
Semi menuturkan ide itu muncul saat mendampingi para siswa mengikuti festival di Malang pada 2016. Dia mengamati apa yang menjadi ketertarikan para pengunjung ke stand mereka. Ternyata bukan hanya kain tenun saja yang menjadi daya tarik, namun banyak orang yang tertarik untuk mencoba alat tenun itu.
Karena alat tenun yang mereka bawa adalah alat tenun seadanya, maka Semi berpikir untuk membuat alat tenun yang memiliki daya tarik dan bisa dijadikan objek foto. Siapapun bisa mencoba dan berswafoto.
Dari situ, bukan hanya alat tenun saja yang dikenal tetapi tenunan NTT pun akan dikenal ketika lebih banyak orang tertarik untuk mencoba alat tenun itu. Kemudian, para pengunjung berfoto dan membagikan foto tersebut lewat media sosial.
Ide Semi membuat alat tenun yang artistik mendapat dukungan dari Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat. Saat melihat alat tenun itu, Julie mengapresiasi dan menyarankan untuk dibuatkan model alat tenun duduk. Sehingga pengunjung yang menggunakan rok pun bisa mencoba karena alat tenun itu seperti kursi.
Inovasi itu dalam pemikiran Semi merupakan sesuatu yang biasa-biasa saja. Dia tidak pernah berpikir alat tenun itu akan dicoba oleh istri Wakil Presiden RI, Wury Ma’ruf Amin.
Dalam kunjungan ke NTT dan saat membuka program PKW tenun ikat, Wury melihat hasil tenun dan karya-karya lain di Dekranasda NTT. Di satu ruangan, Wury melihat ada alat tenun yang menarik untuk dicoba.
Wury pun mencoba alat tenun itu yang selama ini dipakai untuk membuat berbagai kain tenun NTT. Wury mengaku bangga dengan inovasi anak-anak SMK 4 Kupang pada jurusan krya kayu itu.
Wury menilai, inovasi yang dilakukan oleh SMKN 4 Kupang adalah bagian dari menjaga warisan budaya NTT. Selain itu, inovasi itu pun menjadi wujud dukungan Sekolah terhadap visi ‘NTT Bangkit NTT Sejahtera’ yang digalakkan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur NTT.
“Usai mencoba alat tenun kita, Ibu Wakil Presiden memberikan testimoni dan memotivasi siswa dan Sekolah untuk terus berinovasi,” kata Semi kepada katongNTT.
“Saya bangga karena hasil inovasi yang kita anggap biasa-biasa saja ternyata dicoba oleh Ibu Wakil Presiden dan diapresiasi. Ini sebagai motivasi bagi siswa dan guru untuk terus berinovasi,” ungkap Semi.
Semi belum bisa memastikan apakah alat tenun yang akan diberikan sebagai modal bagi para peserta PKW itu diambil dari SMKN 4 Kupang atau dari tempat lain. Pasalnya, pihaknya belum menerima nota pesanan berapa banyak yang dibutuhkan, seperti yang dilakukan oleh Dekranasda NTT sebelumnya.
Namun Semi menjelaskan, selama ini mereka bermitra baik dengan Dekranasda NTT dan selalu menyiapkan kebutuhan alat tenun yang dipesan. (Joe)