Kupang – Ria Magdalena Saluk terpaksa dievakuasi melewati jalanan yang rusak juga dua sungai besar di Kabupaten Kupang. Ia harus melahirkan ke Kota Kupang, Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang jauhnya 6 jam perjalanan dari desanya.
Ibu hamil asal Desa Soliu, Kecamatan Amfoang Barat ini telah mengalami pendarahan hebat saat berada di Puskesmas Soliu.
Kondisinya benar-benar memburuk karena kekurangan hemoglobin dalam darah yang bisa menyebabkan komplikasi pada diri dan bayi dalam kandungannya.
Baca juga: Jembatan Tak Diperbaiki, Wanita di Kupang Terjang Banjir Untuk Bersalin
Nahasnya di saat yang sama Ria tak kebagian tabung oksigen di puskesmas yang ada di Kecamatan Amfoang Barat Laut ini. Ambulans pun tak ada untuk merujuk Ria ke Rumah Sakit Leona di kota.
Alhasil, Bhabinkamtibmas Desa Honuk dan Desa Saukibe, Aipda Johanis Gereth Lerrik, melarikan ibu 25 tahun ini melewati Sungai Bonpo dan Kapsali.
Johanis mengevakuasi Ria dengan mobilnya didampingi paramedis. Evakuasi ini berlangsung setengah 3 sore pada Kamis 18 April 2024. Ria sudah lemas saat itu.
Baca juga : 10 Pria di Kupang Setubuhi Anak Hingga Pendarahan
Ketika itu hujan mulai lebat dan Johanis berupaya menerjang dua sungai yang lebar ini sesegera mungkin agar tak keburu banjir.
“Pas sudah berhasil menyeberang Sungai Bonpo baru banjir turun,” ceritanya, Jumat 19 April 2024.
Mereka kemudian singgah di Puskesmas Manubelon dan mendapati tabung oksigen dari bidan desa di sana.
Setelahnya perjalanan mereka berlanjut hingga tiba di Kota Kupang sekitar jam 9 malam. Pihak rumah sakit langsung mengambil tindakan terhadap Ria yang akhirnya melahirkan dua bayi laki-laki kembar dengan selamat.
Baca juga: Tangkal Stigma Bunuh Diri di Jembatan Kembar Liliba
Johanis dan dua paramedis itu pun kembali ke Desa Soliu. Mereka tak menginap di Kota Kupang karena harus bekerja esoknya.
“Kami langsung pulang karena ibu bidan nanti mau kerja lagi,” jelasnya.
Evakuasi seperti ini bukan pertama kalinya terjadi di Kabupaten Kupang. Sebulan lalu Aplonia Mona yang hendak melahirkan terpaksa menerjang banjir di Sungai Batu Merah. Ia juga dievakuasi saat cuaca ekstrem.
Aplonia dirujuk dari Puskesmas Pariti ke Rumah Sakit Dedari di Kota Kupang namun Jembatan Nunpisa yang tak kunjung diperbaiki membuatnya terpaksa menerobos derasnya sungai.
Baca juga: Jembatan Putus, Truk Logistik Pemilu ke Amfoang Terobos Sungai
Wanita asal Desa Oeteta, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang ini semula diantar dengan sebuah mobil pikap. Ia dipindahkan dengan perahu menyeberangi arus sungai agar bisa sampai ke ambulans di seberang.
Menurut Kapala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Kupang Semmy Tinenty, Jembatan Nunpisa di Desa Oelatimo tak kunjung diperbaiki pasca ambruk Desember 2023 lalu saat cuaca buruk.
“Jembatan Nunpisa yang menghubungkan Desa Nunkurus dan Oelatimo putus. Warga yang datang dari Kupang ke arah wilayah Kecamatan Sulamu, Fatuleu Barat, dan Amfoang tidak bisa melintas,” jelasnya. ***