
Linus Lusi Sebut Firman Tuhan Soal Keamanan Siswa Masuk Sekolah Subuh
Kupang – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Linus Lusi, yakin pelajar perempuan aman saat berangkat dari rumah untuk ke sekolah jam 05.00 Wita.
Linus tak ingin menyinggung pertanggungjawaban hukum bilamana siswi mendapati hal-hal tidak diinginkan selama perjalanan ke sekolah di subuh hari.
“Kita tidak berbicara soal tanggung jawab dan lain sebagainya. Tapi kita bicara iklim pembelajaran ini kita ubah dengan suasana yang baru. Yakin dan percaya kita berjalan bersama firman Tuhan,” kata Linus saat diwawancarai Selasa 28 Februari 2023.
Linus yang meninjau SMAN 6 Kupang jam 5 pagi mengatakan kekhawatiran orang tua akan anak perempuan mereka akan diantisipasi. Linus akan memanfaatkan aparat keamanan untuk menjaga jalur-jalur rawan siswa ke sekolah.
Baca juga: Cerita Siswa Masuk Sekolah Subuh, dari Jalan Kaki 8 Km Hingga Takut Jalanan Sepi
“Kita konsultasi dan koordinasi dengan aparat keamanan seperti Polda, Polres, dan Korem untuk meminimalisir kekhawatiran orang tua,” ujarnya.
Libus memaklumi kekhawatiran orang tua akan kebijakan baru ini. Ia berharap siswa-siswa berdoa bersama dengan orang tua sebelum keluar rumah.
“Kita berpikir positif dan optimis. Itu kekhawatiran yang manusiawi karena kita keluar dari rumah pasti berdoa bersama-sama. Dan mengharapkan tidak terjadi seperti itu,” ucapnya.
Linus tidak ingin para orang tua terlalu khawatir pada anak-anak mereka yang akan ke sekolah di waktu yang baru ini.
“Cinta kepada anak memang bagus tetapi tidak lalu menyita pembelajaran anak-anak. Mari kita bicarakan dan nanti orang tua diinformasikan,” ucapnya lagi.
Kebijakan ini dalam penerapannya akan menimbulkan berbagai persepsi publik, kata dia, dan tak ayal mendapatkan kritik.Ia mengharapkan kekhawatiran orang tua berubah nantinya saat melihat perubahan karakter dan budaya belajar siswa.
“Kita dorong secara pelan,” ujarnya.
Ia menjanjikan evaluasi dilakukan secara bertahap terhadap kebijakan ini, baik itu dari pandangan orang tua maupun dukungan stakeholder.

Baca juga: Dampak Sekolah Subuh, Siswa Rentan Depresi dan Bunuh Diri
“Kita akan rapat secepatnya karena ada keluhan soal transportasi. Kita akan rapat dengan Pemkot Kupang, Dinas Perhubungan, Polda, Polres,” paparnya.
Linus menjelaskan penerapan sekolah jam 05.00 WITA di kelas XII ini karena akan mengikuti Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) juga dengan perbaikan lainnya.
“Pemerintah Indonesia sudah melakukan kajian dari orde lama, orde baru, reformasi. Tetapi untuk Nusa Tenggara Timur berjalan begitu pelan maka kita butuh percepatan di kelas XII yang akan menempuh UTBK,” dalihnya.
Ia juga menepis tudingan kebijakan sekolah subuh ini muncul dadakan. Tepatnya setelah kunjungan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT 27 Februari 2023.
Menurutnya, kebijakan ini bukannya dadakan tapi sudah direncanakan sesuai dengan kajian yang sudah ada sejak orde lama hingga reformasi.
“Sudah ada sejak orde baru, orde lama, reformasi yang mana belum optimal dilakukan. Tapi kita mulai di kelas ini sebagai peningkatan mutu pendidikan dan pembudayaan pembelajaran,” kata dia.
Sarana pendidikan juga akan diperbaharui secara bersama-sama yang menyasar pada minat dan bakat siswa.
“Regulasinya akan kita dorong lebih lanjut. Bentuk aturan akan kita bicarakan tapi ini dari penjabaran lebih lanjut dari KBM yang sudah dilakukan sekolah-sekolah. Kita dengan sekolah-sekolah di NTT sudah menandatangani perjanjian kinerja di SMAN 3 Kupang,” kata dia.
Baca juga: Siswa Mendadak Bersekolah Jam 5 Pagi, Dinas Pendidikan NTT Takut pada Gubernur?
Dasar hukumnya perjanjian kinerja antara kepala dinas dan para kepala sekolah untuk mencapai 200 sekolah terbaik di Indonesia.
Kepala SMAN 6 Kupang, Hendrik Hati, juga tidak menjelaskan secara spesifik bagaimana pihaknya memperhitungkan keamanan siswa saat datang ke sekolah subuh hari.
“Kami berpikir bahwa lingkungan ini adalah milik semua siswa atau siswi. Lingkungan ini bukan tempat asing bagi mereka. Saya percaya bahwa nyaman toh ketika hadir jam 7 pun pasti ramai juga. Sementara bila dimulai sekolah jam 5 pagi bebas dari banyak kendaraan,” ucapnya saat diwawancarai di ruang kerjanya.
Hendrik yakin perjalanan siswi ke sekolah pun dipantau langsung oleh para orang tua agar tiba dengan aman.
“Saya percaya orang tua mendukung dengan berbagai caranya mereka sehingga siswa nyaman. Kita berpikir seperti itu,” ungkap dia.
Pihaknya akan menambah juga penerangan di halaman sekolah agar di saat itu tidak terlalu gelap. Selanjutnya pihak sekolah akan bertemu dengan para orang tua dan membahas mengenai hal ini.
“Kami pasti melaksanakan pertemuan itu untuk mendengar orang tua menyampaikan itu,” tandasnya. (Putra Bali Mula)