Kupang -Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Pulau Sabu ditunjuk untuk menangani distribusi logistik via laut pasca longsor di Takari, Kabupaten Kupang. Longsor yang terjadi pada 17 Februari 2023 melumpuhkan akses transportasi di Pulau Timor.
Saat ini hanya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Pulau Sabu milik PT Flobamora yang disediakan untuk melancarkan distribusi logistik antar daerah di Pulau Timor.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTT, Isyak Nuka mengatakan, pembukaan jalur laut untuk logistik hanya ditangani PT. Flobamor sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) NTT.
“Ini untuk mengatasi kebutuhan logistik di beberapa kabupaten di Pulau Timor. Sementara kita operasikan satu unit. KMP Pulau Sabu dan sudah dimulai sejak 20 Februari kemarin,” kata Isyak Rabu, 22 Februari 2023.
Baca juga: Ahli Geologi: Kenali Penyebab Longsor di Takari, Mitigasi Belum Ada
Rute pelayaran KMP Pulau Sabu ini ini adalah Pelabuhan Bolok, Kupang – Pelabuhan Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara – Pelabuhan Atapupu di Kabupaten Belu. Rute ini berlangsung setiap hari.
“Jadi kapal tersebut melayani pulang-pergi,” lanjutnya.
Rute ini telah diminta Dinas Perhubungan NTT ke Ditjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, untuk dilalui selama jalur darat masih lumpuh.
Menurut Isyak, kebutuhan logistik di beberapa kabupaten tentunya sangat terganggu dengan terjadinya bencana ini.
Isyak menegaskan prioritas dari pelayanan KMP Pulau Sabu adalah logistik. Alasannya, mobilitas kendaraan logistik yang mencapai lebih 4 ton ini tidak memungkinkan melewati jalur alternatif.
Baca juga: 4 Titik Rawan Terdeteksi di Lokasi Longsor di Takari
General Manager ASDP Kupang, Syamsudin, saat ditemui Rabu 22 Februari 2023 menyebut ferry ASDP sendiri belum mengantongi izin layar seperti BUMD tersebut.
Pembersihan longsor di Takari di Jalan Timor Raya Kilometer 73 membutuhkan waktu kurang lebih tiga minggu. Pembersihan total ini agar jalan arus utama lintas Pulau Timor itu dapat normal kembali.
“Butuh sekitar tiga minggu pengerjaan hingga benar-benar bersih,” ujar Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah NTT, Agustinus Junianto.
Agustinus dalam keterangannya Kamis 23 Februari 2023 menjelaskan, pengerjaan ini pun terkendala dengan kondisi cuaca saat ini yang juga masih hujan.
Pembukaan jalur alternatif sejauh 0,85 kilometer menyusuri sungai. Setelah jalur alternatif ini dibuka, maka titik longsor akan ditutup secara total.
Sistem buka tutup arus kendaraan melalui longsoran memang terpaksa diterapkan sejak 19 Februaria 2023 untuk kendaraan roda dua dan empat.
“Kalau dibuka jalan alternatif, maka lokasi longsor ini ditutup total untuk pekerjaan pembersihan,” ujar Agustinus. (Putra Bali Mula)