• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Kamis, Juli 17, 2025
  • Login
Katong NTT
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Kolaborasi Dekranasda Provinsi NTT

Mengenal ‘Dosa’, Cuka Tradisional dari Rote, NTT

Tim Redaksi by Tim Redaksi
2 tahun ago
in Dekranasda Provinsi NTT
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Produk 'Dosa', yang adalah cuka tradisional dari Rote, NTT (Ruth-KatongNTT)

Produk 'Dosa', yang adalah cuka tradisional dari Rote, NTT (Ruth-KatongNTT)

0
SHARES
210
VIEWS

Kupang – Simon Ndoen dalam usianya yang ke 36, memilih meneruskan warisan leluhurnya yang kian hari makin tergerus zaman.

Di tempat kelahirannya di Rote, NTT, masyarakat di sana sejak dulu mengolah sendiri air nira untuk dibuat cuka.

BacaJuga

Proses produksi garam di CV. Raja Baru milik Ferdinand Latuharu (Dok. CV. Raja Baru)

Pabrik Garam Ferdinand Latuheru Kesulitan Bahan Baku

21 Mei 2023
Raden Rara Ekawati Astuti atau Eka, pemilik UMKM Antique Kitchen saat ditemui di kediamannya di Kelapa Lima, Kupang, NTT (Ruth-KatongNTT)

Strategi Pemilik Antique Kitchen Raup Laba Rp 500 Ribu Per Hari

13 Mei 2023

Tumbuhan yang biasa dikenal masyarakat dengan tuak atau lontar ini memang banyak tumbuh di pulau paling selatan Indonesia itu.

Baca Juga: Kadis Parekraf: UMKM Jadi Daya Tarik Wisatawan Kunjungi NTT

Pohon Nira yang disadap para petani ini akan mengeluarkan air yang kemudian difermentasi menjadi cuka. Yang kemudian dipakai menjadi salah satu bumbu dapur.

Sayangnya, keberadaan cuka tradisional ini kemudian tersisihkan dengan kehadiran cuka-cuka moderen dari luar NTT.

Ini membuat Simon memilih untuk membuat kembali cuka yang dulunya sering ia temui di dapur rumahnya, dan kemudian dipasarkan.

Simon Ndolu, pemilik produk 'Dosa', cuka tradisional dari daerah asalnya Rote, NTT (Ruth-KatongNTT)
Simon Ndoen, pemilik produk ‘Dosa’, cuka tradisional dari daerah asalnya Rote, NTT (Ruth-KatongNTT)

Produknya ia beri nama Dosa, yang berasal dari bahasa Rote, yang artinya Cuka.

“Tujuannya hanya untuk memperkenalkan saja kalau kami orang Rote ada ini cuka. Ini kan termasuk kearifan lokal juga,” kata Simon.

Ia mulai membuat cuka ini di 2021 lalu dan mulai memasarkannya di area Kota Kupang. Per botol ukuran 250 ml dijualnya dengan harga Rp 10 ribu.

“Sebenarnya bisa lebih murah. Tapi kita pakai kemasan botol kaca, ini yang buat lebih mahal,” katanya.

Baca Juga: Nyemil Tanpa Rasa Dosa, Rehany Buat Granola dan Kukis dari Oat dan Gula Semut Rote

Tanpa ada campuran apapun, air nira yang diambilnya dari petani ia simpan sampai kurang lebih dua tahun. Hal ini agar menghasilkan cuka yang lebih jernih.

“dan bau tuaknya juga kurang,” jelas Simon.

Tantangan terbesarnya kini ialah untuk menggaet minat masyarakat NTT yang sudah terlanjur mencintai produk cuka dari luar.

Walau pun membawa nama Rote dan NTT, ini jelas tak serta merta mampu membuat orang mau untuk membeli produk ini.

“Sekarang ini baru orang-orang yang sudah pernah pakai yang beli. Memang susah (menggaet minat masyarakat),” ujar Simon.

Baca Juga: Tekun Jalankan UMKM Aksesoris NTT, Nita Liwulangi Diundang ke Seoul

Padahal menurutnya, kekayaan alam yang ada di NTT seyogyanya didukung penuh dan dikembangkan untuk mengurangi pembelian produk dari luar.

Pun ini  disebut budaya yang seharusnya dijaga benar keberadaannya agar tetap terjaga dan jadi identitas bagi daerahnya.***

Tags: #cuka#CukaRote#Cukatradisional#Dosa#Lontar#Nira#Rote#RoteNdao#Tuak#UMKM
Tim Redaksi

Tim Redaksi

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

Baca Juga

Proses produksi garam di CV. Raja Baru milik Ferdinand Latuharu (Dok. CV. Raja Baru)

Pabrik Garam Ferdinand Latuheru Kesulitan Bahan Baku

by Tim Redaksi
21 Mei 2023
0

“Sebelumnya itu bahan baku dari tahun lalu bisa bertahan sampai sekarang,” ujar laki-laki yang pernah mengikuti pendidikan di PT. Garam...

Raden Rara Ekawati Astuti atau Eka, pemilik UMKM Antique Kitchen saat ditemui di kediamannya di Kelapa Lima, Kupang, NTT (Ruth-KatongNTT)

Strategi Pemilik Antique Kitchen Raup Laba Rp 500 Ribu Per Hari

by Tim Redaksi
13 Mei 2023
0

Kupang – Tujuan awalnya hanya untuk mengisi waktu luangnya sebagai ibu rumah tangga. Siapa sangka, ini jadi langkah awalnya untuk...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Katong NTT

Merawat Suara Hati

Menu

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

Follow Us

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi

Merawat Suara Hati