Merry Pongkapadang Awalnya Produksi Abon Ikan, Kini Merambah ke Keripik Abon, Laris Manis - Katong NTT    
Minggu, 29 Januari , 2023
  • Login
NEWSLETTER
Katong NTT
No Result
View All Result
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
    • Agribisnis
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Opini
  • Pemilu 2024
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
    • Agribisnis
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Opini
  • Pemilu 2024
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result

Merry Pongkapadang Awalnya Produksi Abon Ikan, Kini Merambah ke Keripik Abon, Laris Manis

Editor: Ruth Botha
7 Januari 2023
in Dekranasda NTT
0
Merry Pongkapadang, pemilik UMKM I’ak Malole yang memproduksi Abon san Keripik Abon di NTT (Ruth-KatongNTT)

Merry Pongkapadang, pemilik UMKM I’ak Malole yang memproduksi Abon san Keripik Abon di NTT (Ruth-KatongNTT)

Kupang – Bermula dari anak-anak disabilitas yang tidak suka makan ikan, Merry Pongkapadang dan suaminya Iwan Pongkapadang, mencoba untuk mengolah ikan menjadi abon.

Suami Merry adalah kepala sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang memberi pendidikan dan terapi pada anak-anak disabilitas di NTT.

RekomendasiUntukmu

Lurah Nefonaek, Kota Kupang, Provinsi NTT, Josephina Neltji Ungirwalu, (kiri) memamerkan produk Mimo bersama Nyi Raden Citra Masniary Bratawidjaja selaku pemilik usaha Mimo pada Rabu, 25 Januari 2023. ( Putra Bali Mula-KatongNTT.com)

Mimo, Susu Kelor Produksi Warga Kota Kupang Jadi Asupan Mengatasi Stunting

25 Januari 2023
Nita Liwulangi, pemilik UMKM Ensikei yang membuat aksesoris tenun NTT (KatongNTT-Ruth)

Tekun Jalankan UMKM Aksesoris NTT, Nita Liwulangi Diundang ke Seoul

21 Januari 2023

Baca Juga: Cerita Haru Dibalik Hadirnya Ikan Asap Supel Milik Chrisna Jacob

Ikan yang menjadi salah satu makanan bergizi, ternyata tak disukai oleh anak-anak disabilitas dampingan mereka.

“Jadi kami pikir, buat apa ya, supaya anak-anak suka makan? Jadi kami coba buat abon. Saya akhirnya ikut pelatihan cara pembuatan abon. Dan anak-anak jadi suka, mereka bahkan jadikan sebagai camilan,” cerita perempuan 45 tahun ini.

Merry mulai membuat abon untuk anak-anak disabilitas tahun 2018. Setahun kemudian, Merry melihat peluang untuk menjual abon buatannya. Serius terjun di dunia usaha, Merry mendirikan UMKM yang diberi nama I’ak Malole. Berasal dari bahasa Rote yang artinya Ikan Baik.

Produk Abon Buatan Merry yang dipajang di depan rumahnya di Oebobo, Kupang, NTT (Ruth-KatongNTT)
Produk Abon Buatan Merry yang dipajang di depan rumahnya di Oebobo, Kupang, NTT (Ruth-KatongNTT)

Bahan dasar abon adalah ikan tuna dari perairan NTT. Proses pembuatannya tidak menggunakan minyak, hanya dioseng. Setelah itu diperas untuk menghilangkan air dari ikan. Lalu ikan ditaburi bumbu. Abon buatannya benar-benar kering dengan cita rasa bumbu yang terasa.

“Karena memang awalnya ini buat untuk anak-anak disabilitas, jadi abonnya tanpa pengawet, tanpa MSG,” ujar perempuan asal pulau Sabu, NTT ini.

Produknya kemudian diterima masuk ke Galeri Dekranasda NTT sebagai produk abon pertama. Abon buatan Merry kemudian masuk di toko-toko di Kupang.

Dengan bermodal Rp10 juta di awal usahanya, Merry kini dapat meraup untung Rp4 – 5 juta per bulannya.

Dari situ pula, Merry yang awalnya adalah ibu rumah tangga ini memperbanyak varian produknya. Dari abon rasa original dan pedas gurih, berlanjut dengan membuat keripik abon.

Keripik dari singkong dicampurkan abon pedas gurih. Menciptakan satu camilan baru dengan rasa yang unik. Selain itu, ia pun membuat aneka kue dari pangan lokal.

“Tapi yang utama tetap abon,” tegas Merry.

Semangat untuk terus mengembangkan UMKMnya sempat tersendat ketika ia harus berpisah dengan suaminya.

Baca Juga: Kadis Parekraf: UMKM Jadi Daya Tarik Wisatawan Kunjungi NTT

Ketika virus corona merebak dan badai Seroja menghantam NTT di 2021, suami Merry yang juga adalah disabilitas, dipanggil pulang Yang Maha Kuasa.

“Dia pergi dengan tenang karena sudah siap pergi. Saya juga rasa mungkin idenya ini (buat abon) untuk beri saya pegangan juga kalau-kalau dia pergi,” ujar ibu dengan satu anak ini.

Walau sempat terpukul akan kepergian suaminya, Merry kembali bangkit untuk terus merawat buah pikiran dari suaminya. *****

Silakan hubungi nomor 081239085687 jika berminat untuk membeli produk UMKM ini. Ayo kita dukung kemajuan UMKM NTT!

Previous Post

BMKG: NTT Masih Diterpa Hujan dan Angin Kencang Di 7 Januari

Next Post

Budaya Politik Baru Berkearifan Lamaholot untuk Memajukan Peradaban (Bagian Kedua)

Ruth Botha

Ruth Botha

Next Post
Ilustrasi

Budaya Politik Baru Berkearifan Lamaholot untuk Memajukan Peradaban (Bagian Kedua)

Peta Papua Barat dan Papua Barat Daya

Papua Barat Daya Baru Miliki 94 ASN, Peluang Bagi Warga NTT

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Anggota dari :

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi

© 2022 KatongNTT

No Result
View All Result
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
    • Agribisnis
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Opini
  • Pemilu 2024

© 2022 KatongNTT

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In