Kupang – Mundurnya Ratu Ngadu Bonu Wulla sebagai caleg DPR RI dengan sendirinya mementahkan hasil sementara pemilu 2024 yang memenangkannya di daerah pemilihan (dapil) NTT II.
Langkah politik ini akan berdampak buruk bagi masa depan dan karir politik Ratu Wulla, juga partainya NasDem, serta memperkeruh citra Viktor Laiskodat yang ketiban untung. Wajar bagi warga yang memilih Ratu kecewa sampai mencecar dengan buruk.
Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang, menilai Ratu sebagai kader NasDem sudah begitu berani mengabaikan kepercayaan masyarakat yang memilihnya.
Baca juga: Ratu Wulla Undur Diri Usai Unggul 10 Ribu Suara dari Viktor Laiskodat
Pada saat yang sama kekecewaan rakyat Nusa Tenggara Timur (NTT) pun meruncing ke partai besutan Surya Paloh ini dan kemungkinan sulit pulih dalam waktu singkat.
Viktor Laiskodat turut mendulang sentimen buruk publik pasca keputusan Ratu yang mengejutkan. Atang mengatakan sosok Viktor telah dilihat publik sebagai benang merah di balik mundurnya Ratu. Viktor bisa mendapat jatah kursi DPR RI meski kenyataannya ia kalah suara.
“Ini dapat membangun stigma negatif dalam jangka panjang. Boleh jadi kekecewaan konstituen terhadap Partai NasDem karena dianggap tidak menghargai suara rakyat terhadap wakilnya,” tukas Atang, Rabu 13 Maret 2024.
Baca juga :Pergub NTT Terbit, Petani Rumput Laut Meradang
NasDem secara formal pun telah mengumumkan pengunduran diri wanita yang unggul 10 ribu suara dari Viktor ini. Pengunduran diri yang misterius itu disampaikan oleh saksi partai NasDem dalam pleno di KPU RI, Selasa 12 Maret 2024.
Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, juga disebut telah bersurat ke KPU RI atas pengunduran diri wanita asal Sumba ini.
Ratu pada Selasa kemarin, 12 Maret 2024, mengaku langkah tiba-tibanya ini diambil sebab mendapat tugas baru dari Surya Paloh. Namun dalam pesan singkatnya itu ia tak menyebut dengan spesifik seperti apa tugas barunya nanti.
Baca juga: Jembatan Tak Diperbaiki, Wanita di Kupang Terjang Banjir Untuk Bersalin
Alasan demikian, kata Atang, dengan sendirinya menegaskan sikap NasDem yang terang-terangan berseberangan dengan hasil demokrasi.
“Jika ada tugas khusus yang urgent mestinya tidak membiarkannya sejak awal menjadi caleg. Jadi, fenomena ini mau menjelaskan bahwa keinginan partai tidak sejalan dengan suara rakyat, di sinilah letak polemiknya,” imbuh Atang.
Menurut dia, NasDem mestinya sudah menyiapkan posisi sepadan yang dapat memuaskan kekecewaan publik dan menghargai langkah Ratu Wulla saat ini, terlebih Viktor kadung mendulang sorotan negatif publik.
Baca juga: Klaim Keliru Viktor Soal Bonus Rp 1 Triliun dari Kemenkeu
Memang keputusan Ratu menarik diri tidak menyalahi aturan tetapi momentumnya mencurigakan, di saat perhitungan suara mendekati babak akhir.
Spekulasi publik akan adanya skenario maruk di balik aksi Ratu ini pun wajar saja muncul dan sementara tak bisa dibendung, ditambah alasan Ratu diberi tugas lain nampaknya gagal mencegah publik untuk tidak berpikiran buruk.
“Sikap publik ini wajar untuk mendalami motif di baliknya. Maka publik kemudian membangun terminologi sendiri yang dikaitkan dengan kekalahan Viktor dan mundurnya Ratu Wulla,” kata dia.
Baca juga : KPU NTT Temukan TPS Tanpa Suara di Alor
Ratu Wulla dan Viktor Laiskodat maju sebagai caleg DPR RI pada dapil NTT II dalam pemilu 2024 ini. Ratu memperoleh 76.331 suara sedangkan Viktor meraup 65.359 suara.
Ratu unggul 10.972 suara dari Viktor yang mana sumbangan suara terbanyak di Kabupaten Sumba Barat Daya, 61.384 suara. ***