Bertemu Oma Lin di antara rimbunnya tanaman jagung. Ia sedang membersihkan rerumputan dan hama di kebun jagungnya. Di usianya yang tidak lagi muda, ia penuh semangat merawat kebun jagungnya.
Hari itu Lembaga Jagung Kita mengunjunginya dan ikut mendengarkan cerita tentang perkembangan tanaman jagungnya.
Oma Lin terpanggil untuk mengembangkan jagung. Produksi tahun-tahun sebelumnya masih belum optimal. Namun semangat menanam jagung terus bertumbuh. Kendala-kendala budidaya antara lain seperti masalah air, pemupukan, dan hama penyakit tanaman.
Lembaga Jagung Kita ikut membantu untuk memberikan semangat dan tambahan pengetahuan terkait dengan cara mengatasi permasalahan yang ada. Lembaga ini dibentuk dengan semangat dari oleh dan untuk anggotanya. Untuk membantu petani dalam melakukan konsultasi terkait budidaya dan produksi tanaman jagung.
Baca juga: Pemprov NTT Siapkan Rp. 1 Triliun Untuk Program Tanam Jagung Panen Sapi
Nagekeo dikenal sebagai salah satu kabupaten sentra padi di Flores, Nusa Tenggara Timur. Terdapat sekitar 3000an hektar lawan persawahan yang membentang luas dalam satu hamparan. Persawahan Mbay didukung oleh irigasi teknis yang bersumber dari dam yang dibangun tahun 1980an. Saat ini irigasi teknis terlihat perlu banyak perbaikan.
Saluran irigasi primer dan sekunder akan direnovasi tahun 2023. Tahun depan akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi petani sawah di Nagekeo. Pelaksanaan renovasi dimulai pada April 2023 sampai akhir tahun. Selama program renovasi irigasi, saluran air akan ditutup. Dampak dari penutupan ini menyebabkan sawah tidak mendapatkan suplai air.
Keadaan ini menyebabkan hampir sebagian besar sawah yang mengandalkan irigasi teknis akan tidak bisa melakukan penanaman padi. Dampak ikutan lainnya adalah berpengaruh pada sektor perdagangan dan belanja masyarakat. Hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan wilayah.
Untuk mengatasi ketersediaan pasokan air di lahan jagung, akan dibantu dengan penggunaan sumur bor yang berbiaya murah. Namun sistem pengairan sumur bor ini tidak efisien untuk lahan padi.
Baca juga: Antisipasi Krisis Pangan, Jokowi Soroti Jagung dan Sorgum di NTT
Data Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) mencatat, produksi jagung di Indonesia mencapai 22,5 juta ton pada 2020. Data Kementerian Pertanian mencatat produksi jagung tahun 2021 sebesar 23,1 juta ton. Menurut Data Badan Pusat Statistik NTT produksi jagung provinsi NTT sekitar 750,166 ton.
Melihat trennya, produksi jagung cenderung meningkat sejak 2010-2018. Menurut data BPS tahun 2020 dan 2021, produksi jagung di Nagekeo masih terendah dibandingkan dengan produksi jagung di kabupaten lain sedaratan Flores.
Dari tren harga, jagung memiliki harga jual yang cukup stabil. Untuk pasar nasional, harga per kilo sekitar Rp 3.000 sampai Rp 3.500. Untuk ekspor, lebih tinggi lagi harga jualnya. Di pasar lokal, per kilo harganya mencapai Rp 4 ribu.
Semangat Oma Lin ini sejalan dengan program pemerintah untuk menjadikan provinsi NTT sebagai sentra jagung. Jagung yang merupakan salah satu pilihan pangan pokok untuk kebutuhan karbohidrat di NTT.
Baca juga: Petani Jagung NTT Kesulitan Pemasaran
Inspirasi Oma Lin untuk menanam jagung semoga menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan suplai air di tahun 2023. Walaupun kendala adanya perubahan komoditi, namun hal ini dapat menjadi peluang dan memberikan dampat positif. Secara agronomi, akan berpengaruhi positif terhadap kualitas tanah sawah, pengendalian hama dan penyakit serta tentunya manfaat ekonomi.
Selain itu, Lembaga Jagung Kita memberikan masukan terhadap lembaga keuangan pemerintah agar program KUR dapat diakses oleh kelompok tani jagung. Semoga. *****