Kupang – Indonesia dan Republik Demokratik Timor-Leste (RDTL) kembali aktif membahas penggunaan kembali Pas Lintas Batas (PLB) yang bisa digunakan oleh warga di sekitar perbatasan kedua negara.
Atase Imigrasi KBRI Dili, Andhika Pandu Kurniawan, berharap Timor Leste dapat mengaktifkan kembali PLB agar dapat digunakan warga perbatasan RI – RDTL
“Saya berharap Pemerintah Timor Leste dapat mengaktifkan kembali Pas Lintas Batas,” ujarnya dalam keterangan persnya awal April lalu.
PLB sendiri merupakan dokumen perjalanan yang berfungsi sebagai paspor dan sekaligus visa bagi masyarakat yang menetap di wilayah perbatasan darat RI-RDTL.
Baca juga : Zona Perdagangan Bebas dan Perbatasan Kembali Dibahas Indonesia-Timor Leste
PLB ini memudahkan masyarakat tradisional di perbatasan kedua negara untuk melakukan saling kunjung seperti upacara adat, keagamaan, kegiatan olahraga hingga perdagangan tradisional.
Indonesia melalui Kantor Imigrasi setempat telah mengaktifkan 6 dari 9 titik perlintasan di mana PLB telah diberlakukan bagi warga kedua negara. Titik perlintasan ini yaitu di Mota’ain – Batugade, Haumusu C/Wini – Wini, Metamauk – Salele, Napan – Bobometo, Haekesak/Turiskain – Tunubibi dan Builalo – Memo.
Kepala Sub Bagian Fasilitasi Pelayanan Lintas Batas Negara PLBN Mota Ain, Wilhemnus Mone juga mengungkapkan hal serupa terkait PLB. Ia ingin RDTL mengaktifkannya lagi.
“Agar dapat memudahkan para peziarah yang hendak ke Dili namun tidak memiliki paspor,” ujarnya di kesempatan terpisah.
Baca juga : Utusan Jokowi – Pemerintah Timor Leste Bahas Percepatan Kerjasama Perbatasan
Kepala Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain, Engelberthus Klau, pun pada awal Maret lalu pun mendukung Dirjen Imigrasi Kemenkumham RI, Slimy Karim, yang mendiplomasi agar RDTL mengaktifkan lagi PLB.
“Harapan kami penggunaan Pas Lintas Batas dapat kembali diaktifkan oleh Pemerintah Timor Leste agar memudahkan masyarakat di kawasan perbatasan RI – RDTL yang tidak memiliki paspor, untuk sekedar berbelanja maupun mengunjungi kerabat atau keluarga di kedua negara” ungkap Engel.
Dirjen Intelijen Nasional Timor Leste, Longinus Monteiro secara terpisah mengatakan pengaktifan PLB ini tengah dibahas juga oleh pimpinan RDTL di Dili.
Terkait kunjungan Paus Fransiskus, ia menduga akan ada 25 ribu sampai 30 ribu peziarah dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang datang ke RDTL. Sementara jalur perbatasan yang digunakan hanya PLBN Motaain.
Baca juga : Ayodhia Respon Amerika Soal Pejabat NTT Terlibat TPPO
RDTL pun akan membentuk task force gabungan kedua negara mensiasati pemeriksaan dokumen para peziarah di PLBN Motaain.
“Kami akan mensiasati pemeriksaan dokumen para peziarah agar dilakukan cukup sekali di Indonesia dan tidak diulangi lagi di Pos Batugade, Timor Leste, agar mencegah terjadinya penumpukan pelintas,” jelasnya.
Paus Fransiskus dijadwalkan akan Timor Leste pada tanggal 9-11 September 2024 mendatang. Ia mengatakan rata-rata penginapan di Timor Leste telah penuh karena dipesan oleh Delegasi Vatikan dan negara lainnya. ****