Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Mikro oleh Pemerintah Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi malapetaka bagi para pedagang.
Pemerintah Ende memperpanjang PPKM Mikro hingga 21 Juli 2021 untuk memutus mata rantai penyebaran Covid 19. Namun para pedagang di Kota Ende sangat terpukul dengan PPKM Mikro yang menerapkan jam malam.
Penghasilan pedagang di Ende turun drastis akibat tempat usaha mereka seperti warung makan dan kios diwajibkan tutup pada jam 9 malam.
Seorang pedagang berusia 32 tahun berinisial N, menuturkan, penjualannya anjlok hingga 25 persen dibandingkan sebelum PPKM diberlakukan.
“Sangat mempengaruh sekali, dari 100 persen pendapatan, kami tinggal sekitar 25 persen,” katanya kepada KatongNTT.Com, 15 Juli 2021.
Sebelum PPKM diberlakukan, dia biasa membuka warungnya dari jam 6 sore hingga jam 1 malam. Namun setelah ada pembatasan warungnya hanya bisa buka sampai jam 9 malam. Penghasilan anjlok berdampak pada kesulitan untuk membayar pajak dan upah bagi karyawan.
Hal yang sama juga disampaikan oleh salah satu warga berinisial (S I), pemilik rumah kopi di kota Ende. Dia mengatakan PPKM sangat mempengaruhi penghasilan keluarganya.
“Ini jadi kendala karena dibatasi sampai jam 9 malam. Ini sangat,sangat mempengaruh, sangat menurun, kita sampai tidak bisa bernafas sudah setengah mati,”ujarnya.
Dia juga kesulitan membayar cicilan pinjaman dan membayar upah karyawan.
Nada suaranya memprotes tentang pasar tradisional yang tetap dibuka, padahal menurutnya, risiko penularan Covid-19 lebih besar dibandingkan di warung kopi seperti miliknya. Kerumunan terjadi di pasar dan sebagian besar orang-orang yang berinteraksi di pasar berusia tua yang rentan terinfeksi Covid-19.
“Yang menjadi aneh kenapa pasar itu dibiarkan. Sebenarnya yang lebih beresiko itu di pasar. Kita di sini juga jaga jarak,” ujarnya.
Menanggapi keluhan para pedagang, Bupati Ende, Djafar mengatakan pemerintah tetap memperhatikan dampak sosial dan ekonomi.
“Tetap kita perhatikan soal dampak sosial,ekonomi, namanya dampak kita tetap perhatikan,”ujar Bupati Djafar.
Menurutnya, semuanya sudah diskenariokan dengan baik terkait keluhan warga. Data tentang dampak PPKM ini sudah ada dan akan segera ditindaklanjuti. Namun Bupati Ende tidak menjelaskan secara rinci tentang langkah konkrit mengatasi dampak PPKM terhadap para pedagang.
Data penyebaran Covid-19 tertanggal 14 Juli 2021 menyebutkan total kasus sebanyak 2.387, yang positif 947 orang, sembuh sebanyak 1.404 orang, dan meninggal 36 orang.
Proses vaksinasi Covid 19 di Kabupaten Ende untuk sementara terpaksa berhenti, hal ini mengingat ketersedian vaksin covid-19 telah habis,
Sehari sebelumnya, Sekretaris Dinas Kesehatan Ende, Vitalis Kako menjelaskan jika stok vaksin di Ende kosong.
“Untuk stok vaksin di Dinas Kesehatan sedang kosong, dan sudah kita usulkan kembali untuk penambahan,” kata Vitalis.
Kekosongan vaksin di Ende terjadi karena belum ada pengiriman vaksin baru. Stok yang ada saat ini hanya dari pihak Polres dan TNI.
“Namun kita tidak bisa keluarkan tanpa ada penyampaian dari Polres dan Dandim,” ujar Vitalis.
Ketika ditanya kapan stok vaksin kembali tersedia di Kabupaten Ende, Vitalis menjelaskan bahwa pihaknya masih menunggu prosedur dari pemerintah pusat.
“Soal vaksin ini tetap dari pihak ke tiga. Kalau mereka kirim cepat kita dapat cepaf, kalau kirim terlambat kita juga terlambat.” (Torres/Rita Hasugian)