Kupang – Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker) mengadakan pelatihan kejuruan bagi masyarakat NTT yang belum bekerja.
Pelatihan ini merupakan program tetap Kemnaker yang telah dijalankan sejak 2018. Bertujuan untuk menekan angka pengangguran di Indonesia, termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT). Bekerja sama dengan 54 Balai Layanan Keterampilan Komunitas (BLKK) yang telah dibangun di NTT. Masing-masing BLKK melakukan satu pelatihan kejuruan.
Salah satunya BLKK Yayasan Alfa Omega yang telah membuka pelatihan bagi masyarakat berusia 18-40 tahun, sejak 2019 lalu. Dengan jurusan pembuatan Kue dan Roti.
Wakil direktur Yayasan Alfa Omega, Tien Riwu menyatakan, tiap pelatihan diikuti oleh 16 orang dengan masa pelatihan selama 30 hari. Namun untuk angkatan kali ini dilakukan hanya selama 16 hari.
“Tujuan utama dari pelatihan ini membekali pengetahuan dan keterampilan bagi orang-orang yang sedang membutuhkan pekerjaan, agar mampu menekan angka pengangguran,” Ujar Tien.
Peserta pelatihan akan mendapat materi dilanjutkan dengan praktik. Selanjutnya, mereka akan mendapat sertifikat dan mengikuti uji kompetensi keterampilan dan pengetahuan yang sudah mereka dapatkan.

Tien menyebut, bantuan pelatihan ini mencakup gedung BLKK, dan peralatan yang dibutuhkan saat pelatihan berlangsung. Untuk penempatan kerja, Yayasan yang selanjutnya akan membantu mencari tempat kerja bagi para peserta pelatihan ini.
“Dari Kementerian kasih gedung, alat, dan pakaian untuk para peserta. Untuk nanti kerjanya di mana, itu nanti kami bantu untuk coba masuk ke toko-toko roti yang ada di Kupang. Kami infokan kalau ada peserta pelatihan yang sudah bersertifikat. Jadi kalau mereka mau, mereka bisa rekrut,” jelas Tien saat ditemui di BLKK Yayasan Alfa Omega di Tarus, Kabupaten Kupang.
Menanggapi hal ini, Charles Foeh, kepala UPTD Latihan Kerja Provinsi NTT mengaku turut serta membantu para peserta pelatihan dalam penempatan ke berbagai tempat. Yaitu dengan cara mengundang beberapa industri untuk membawa materi dalam pelatihan-pelatihan yang ada.
Dengan demikian ia berharap, dari pihak industri sudah tahu akan mencari ke mana jika memerlukan tenaga kerja. Selain itu, salah satu tujuan pelatihan ini adalah untuk kedepannya peserta membuka usahanya sendiri.
“Penempatan itu ada dua. Di Industri dan wirausaha. Kalau semua masuk industri, yang besar (industri) di Kupang ini tidak terlalu banyak. Jadi kalau mau banyak pelatihan untuk masuk industri, susah. Jadi diharapkan dengan pelatihan ini, mereka sudah punya kemampuan untuk membuka usaha sendiri,” jelas Charles saat ditemui pada Selasa, 30/8/2022.

Untuk jumlah peserta yang sudah bekerja setelah selesai pelatihan, data yang telah direkap sepanjang 2022 menunjukkan, dari 336 peserta pelatihan, 79 orang telah berwirausaha, 11 orang telah bekerja di lembaga maupun industri, sedangkan 246 lainnya belum bekerja.
Terkait peserta pelatihan yang diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaannya sendiri. Noni Tungga, instruktur pelatihan kue dan roti di BLKK Yayasan Alfa Omega menyebut, kurangnya motivasi dalam diri dan tak punya mental kewirausahaan menjadi kendala seseorang dalam memulai usahanya.
“Yang kurang berkembang dari SDM kita adalah, kita masih terbawa sosial tinggi. Maksudnya kadang baru buka usaha, yang lain sudah buat ikut, kita tidak mau jualan lagi. Atau jual 10 ribu, tamu datang angkat lima ribu, “ jelasnya.
Untuk itu ia dalam setiap materi yang ia sampaikan, ia menyebut selalu mengingatkan para peserta pelatihan agar mampu memotivasi diri mereka sendiri dan pisahkan mana yang urusan bisnis dengan urusan pribadi. Agar pelatihan yang mereka ikuti berhari-hari tak percuma. (Ruth)