Kupang – Berulang kali warga Nusa Tenggara Timur (NTT) ditelantarkan di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), setelah dipekerjakan secara ilegal di Malaysia.
Kondisi mereka bahkan sangat memprihatikan saat ditelantarkan seperti lumpuh, depresi akut, maupun kritis dan hampir meninggal.
Keluarga Flobamora NTT di Kalbar seringkali mengurusi kasus-kasus ini bahkan di setiap bulannya bersama dinas sosial dan Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kalbar.
Baca juga : Catatan Mahfud MD Soal NTT Sebelum Jadi Cawapres Ganjar
“Hampir tiap bulan itu ada permasalahan ini. Jadi keluar dari sana (Malaysia) dengan sakit, gila, stres. Kalau saya sudah telepon BP3MI itu sudah pasti tidak ada yang lain pasti ada orang NTT terlantar ini, pasti sakit ini,” tukas Pembina Flobamora NTT Kalbar Yohanes Bana, Senin 20 November 2023.
Kondisi ini diharapkannya dapat menjadi perhatian pemerintah Indonesia melalui Menkopolhukam Mahfud MD. Mahfud sendiri direncanakan berkunjung ke Kupang, Selasa 21 November 2023, bersama Kepala BP2MI Benny Rhamdani.
Ia berharap Mahfud MD bisa memusatkan perhatiannya juga pada pengentasan masalah tindak pidana perdagangan orang ini seperti yang telah ditegaskan Mahfud selama ini.
Baca juga : NTT Terima 55 Jenazah, Mahfud MD : Pemda Terlibat Perdagangan Orang
“Bila ini dapat disampaikan ke Bapak Mahfud, kami berharap, kami masyarakat NTT yang ada di Kalimantan Barat ini sangat berharap untuk kita bisa selesaikan ini karena sudah bertahun-tahun kami melihat ini,” ungkap dia lagi.
Ia ingin para pelaku perdagangan orang dapat ditangkap para mafia besarnya. Selama ini Polda Kalbar, kata dia, sudah turut menjalankan pengawasan dan penangkapan pelaku yang terlibat perdagangan orang sejak Agustus 2023.
Baca juga : Mahfud MD : Demokrasi Kita Dibajak, Demokrasi Jual Beli
Yohanes juga berharap pemerintah NTT dan Indonesia bekerja sama dengan Malaysia guna memeriksa kondisi pekerja asal NTT di sana secara berkala baik itu 3 atau 6 bulan.
Cara ini pun untuk memantau pekerja yang masuk secara ilegal karena beberapa kasus ditemukan adanya banyak pekerja asal NTT yang telah lebih dari 20 tahun di sana.
Pemantauan ini bisa juga membina PMI NTT untuk menyisihkan tabungan usaha guna mandiri nantinya saat pulang ke tanah air.
Baca juga : Hamil 2 Bulan, PMI NTT Ditelantarkan Perusahaan Hingga Tewas
“Hak mereka, pekerjaan, gaji mereka itu harus dilihat sehingga ada upaya untuk mengambil langkah atau aturan pasti yang tidak menghambat mereka. Kalau dia sakit di sana ada perusahaan tidak mempertanggungjawabkan itu lalu dibawa oleh agen-agen,” tukas dia.
Ia menduga alasan para pekerja ini ditelantarkan adalah karena perusahaan tak mau menanggung atau mengurus pekerja ilegal yang sakit.
“Agen pun dibayar atau bekerja sama dengan perusahaan untuk bawa orang kita daripada nantinya harus mengurus asuransi, transportasi, ataupun meninggal di sana maka dikeluarkan terlebih dahulu walaupun nanti meninggal di Pontianak,” ungkapnya lagi.
Baca juga : Pejabat BIN Diduga Terlibat TPPO, Romo Paschal Tunggu Mahfud MD di Batam
Ia khawatir dengan kondisi ini bila terus berulang lagi maka masyarakat NTT yang akan terus dimanfaatkan dalam kasus perdagangan orang.
“Saya sebagai putra daerah NTT yang melihat keadaan ini, terus terang saya menangis dalam hati saya, bertahun-tahun begini,” sebutnya.
Untuk memutuskan rantai perdagangan orang ini, kata dia, perlu peran langsung pemerintah Indonesia di Malaysia.
Baca juga : Kenali Lima Ciri-ciri Perekrutan PMI Non Prosedural
“Turun langsung cek tapi kalau ada undang-undang tanpa turun langsung ke mereka di Malaysia pun saya rasa ini tidak akan selesai,” tambah dia.
Saat ini, kata Yohanes, ada seorang wanita asal Maumere yang lumpuh ketika tiba di Pontianak dari Malaysia. Kepolisian sementara menyelidiki agen yang membawanya keluar dari Malaysia.
Wanita tersebut bernama Bernadetha Bunga asal Desa Napugera Kecamatan Mego, Kabupaten Sikka yang sementara berada di rumah kerabatnya di Pontianak.
Baca juga : NTT Terima 100 Jenazah PMI Dalam 8 Bulan
Proses pemulangan pun masih diupayakan karena saat ini belum ada dokumen resminya karena sebelumnya ia berangkat Malaysia secara ilegal.
“Lumpuh kakinya tapi kita belum tahu lumpuhnya kenapa di Malaysia sana,” tukasnya. ***