Empat anak penuh semangat menceritakan dongeng secara virtual. Raut wajah gadis-gadis kecil itu, berusaha membuat orang-orang terhanyut dengan dongeng mereka.
Dongeng-dongeng dibawakan dengan penuh keseriusan. Intonasi dan gestur sangat harmonis. Mereka juga menyiapkan benda-benda seperti lukisan dan boneka untuk membuat hidup suasana.
Anak-anak itu mendongeng tentang berbagai kisah kepahlawanan orang-orang sekitar. Kisah-kisah itu bertujuan memupuk jiwa pahlawan anak-anak dari aktivitas sederhana yang mereka lakukan sehari-hari .
Acara dongeng itu dikemas dalam Festival Bacarita Dudu Malingkar yang diselenggarakan oleh Komunitas Bacarita NTT dan 16 komunitas lainnya pada Minggu, 21 November 2021 sore. Acara itu disiarkan langsung melalui channel YouTube Bacarita NTT dan Ayo Dongeng Indonesia serta melalui akun Instagram @bacaritantt dan @ayodongeng_ind.
Festival bertajuk ‘Pahlawan Sepertimu’ sebagai rangkaian memperingati Hari Dongeng Nasional pada 28 November 2021.
Pendongeng pertama bernama Naya, siswa SDN Bertingkat Naikoten. Naya membagikan cerita tentang Kacamata Super Opin.
Dalam cerita itu, Naya mengisahkan Opin yang merasa tidak percaya diri bila tidak memakai kacamata yang disebutnya kacamata super. Suatu hari Opin berada di atas pohon ditepi sungai dan tanpa sengaja kacamatanya jatuh.
Saat Opin hendak minta tolong, Ia melihat Mimin temannya mencari layangnya yang tersangkut di pohon. Mimin terpeleset dan jatuh ke dalam sungai. Mimin pun berteriak meminta tolong.
Opin bingung. Ia tidak bisa menolong temannya tanpa kacamata supernya itu. Tetapi kemudian Opin membulatkan tekad menolong temannya itu.
“Mulai saat itu, Opin percaya bahwa Ia bisa menolong dan melakukan sesuatu tanpa kacamata pahlawan supernya,” kisah Naya yang saat ini berusia 11 tahun.
Selanjutnya, Zita gadis berusia 10 tahun yang mengenyam pendidikan di SDK Rosa Mistika. Zita berpatner dengan Ayi, membawakan cerita tentang Ayam berbulu merah dan Merpati.
Dikisahkan, ayam berbulu merah dan Merpati itu sudah bersahabat lama. Mereka sering berbagi makanan. Hingga suatu hari ayam berbulu merah ditangkap oleh seekor Rubah. Merpati melihat kejadian itu, lalu dengan caranya dia menolong sahabatnya itu.
Merpati dan ayam berbulu merah itu bisa meloloskan diri dari sang Rubah. Mereka berbahagia. Zita dan Ayi menutup cerita itu dengan mengajak semua orang menjadi pahlawan mulai dari menolong sesama.
Cathy dari SDK St. Maria Asumpta Kupang berbagi cerita tentang Pahlawan Sepertimu. Gadis 11 tahun itu menunjukkan gambar-gambar seperti dokter, petugas pemadam kebakaran, seorang anak yang menanam pohon dan sekolompok anak yang bersahabat.
Cathy bercerita semua yang ada dalam gamabr itu adalah pahlawan. Tidak hanya dokter juga petugas pemadam kebakaran. Anak kecil yang menanam pohon adalah pahlawan yang menyelamatkan lingkungan. Begitu juga dengan sekelompok sahabat yang selalu setia dalam suka dan duka.
“Jika sobat cerita melihat masalah dan ada yang bisa sobat cerita lakukan, lakukanlah. Karena yang dibutuhkan dunia adalah pahlawan sepertimu,” kata Cathy mangakhiri ceritanya.
Tita menutup festival cerita Dudu Malingkar itu dengan cerita Induk ayam yang sibuk. Siswa SDN Bertingkat Naikoten itu mengisahkan induk ayam yang memilih mengerami telurnya dibanding mengikuti ajakan kambing dan sapi untuk pergi ke pekan raya.
Meski tidak bisa bersenang-senang di pekan raya, induk ayam sangat bahagia saat telur-telurnya menetas. Tita menutup cerita dengan menggambarkan Induk ayam yang berbahagia bersama anak-anaknya yang lucu itu.
Koordinator Program Komunitas Bacarita NTT, Brigita F. Rumung kepada katongNTT menjelaskan, kegiatan itu dilakukan sebagai bentuk ajakan bagi orang tua untuk membudayakan dongeng bagi anak-anak. Menurutnya orang tua harus bisa meluangkan waktu untuk mendongeng bagi anak-anak di rumah.
“Jadi sasaran kita sebenarnya bukan hanya bagi para anak, tapi kita ingin mengajak para orang tua juga untuk kembali mendongeng bagi anak-anak di rumah,” kata Brigita. (K-04)