Kupang – Prabowo Subianto sah menggandeng Gibran Rakabuming Raka jadi calon wakil presidennya.
Hal ini resmi ia umumkan sesudah rapat bersama semua ketua umum partai politik di Koalisi Indonesia Maju (KIM) di kediaman Prabowo di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
“Baru saja Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terdiri dari delapan partai politik, yang dihadiri lengkap oleh ketum masing-masing dan sekjen masing-masing. Kita telah berembug secara final, secara konsensus, seluruhnya sepakat mengusung Prabowo Subianto sebagai capres Koalisi Indonesia Maju untuk 2024-2029 dan saudara Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden,” kata Prabowo dalam jumpa pers di kediamannya, Minggu, 22/10/2023.
Namun, Gibran sendiri tak hadir dalam deklarasi ini. Rencananya, pada Senin, 23/10/2023 keduanya baru akan mendaftar di KPU.
Nama Gibran memang sudah santer digadang-gadang jadi cawapres Prabowo pasca pemutusan usia presiden maupun wakil presiden bisa di bawah 40 tahun oleh Mahkamah Konstitusi.
Berikut, profil dan rekam jejak kedua capres cawapres yang mendeklarasikan diri terakhir ini.
Baca Juga: Kalah 2 Kali dari Jokowi, Prabowo Kini Nyapres Gandeng Anak Jokowi
Prabowo Subianto
Pria kelahiran Jakarta, 17 Oktober 1951 ini bernama lengkap Prabowo Subianto Djojohadikusumo. Ia adalah putra seorang ekonom, Soemitro Djojohadikoesoemo.
Prabowo memulai pendidikan dasarnya di Sekolah Sumbangsih, Jakarta. Ketika itu ia baru berumur lima tahun.
Pada tahun 1958 terjadi pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Ayah Prabowo, dianggap terlibat dalam pemberontakan tersebut. Ini membuat Prabowo dan keluarganya pindah ke Singapura.
Prabowo kemudian bersekolah di British Elementary School di Singapura.
Pada 1962, Prabowo dan keluarganya pindah ke Hongkong dan ia melanjutkan sekolahnya di Glenealy Junior School.
Dua tahun berselang, Prabowo melanjutkan studinya di Victoria Institution di Kuala Lumpur, Malaysia; Zurich International School di Zurich, Swiss; dan The American School di London, Inggris.
Saat Soekarno tumbang, keluarga Prabowo kembali ke Indonesia dan ia muali masuk ke dunia militer. Prabowo masuk ke Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah. Ia menjalani masa pendidikan militernya itu pada 1970 hingga 1974.
Baca Juga: Prabowo Umumkan Cawapres Tanpa Kehadiran Gibran
Dilansir dari sejumlah sumber, Prabowo menjalani beberapa kali sekolah di bidang militer, di antaranya Sekolah Staf Dan Komando TNI-AD, Kursus Dasar Kecabangan Infanteri pada 1974. Lalu di 1975, ia mengikuti Kursus Para Komando, Kursus Perwira Penyelidik di 1977, Free Fall 1981, dan kemudian mengikuti Counter Terrorism Course Gsg-9 Germany pada 1981.
Saat berumur 26 tahun, Prabowo jadi salah satu Komandan Pleton termuda dalam operasi Nanggala di Timor-Timur. Ia memimpin satu misi penangkapan terhadap Nicolau dos Reis Lobato. Nicolaus sendiri ialah pemimpin Fretilin yang saat Operasi Seroja menjabat sebagai Perdana Menteri.
Setelahnya, ia tergabung di beberapa kelompok militer, hingga akhirnya di 2004, ia mulai terjun ke dunia politik.
Karir politiknya dimulai saat dirinya akan mencalonkan diri sebagai bakal calon presiden Indonesia dari Partai Golkar pada konvensi Capres Golkar tahun 2004. Namun kemudian kalah suara dari Wiranto.
Baca Juga: Rekam Jejak Anies – Muhaimin dalam Sejumlah Kasus
Pada 6 Februari 2008, Prabowo bersama saudaranya memilih mendirikan partai sendiri dan menamakan partai mereka Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra.
Prabowo menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP) kala itu.
Di pemilihan presiden 2009, Prabowo jadi calon wakil presiden berpasangan dengan Megawati. Namun kemudian keduanya kalah suara dari Susilo Bambang Yudhoyono.
Di pemilihan 2014, Gerindra mengusung Prabowo jadi capres. Namun keberuntungan tak kunjung datang. Jokowi naik mengalahkannya.
Di pemilu 2019, Prabowo mengulang kontestasinya di politik degan menggandeng Sandiaga Uno. Ia maju jadi calon presiden namun kegagalannya pun ikut-ikutan terulang. Kalah suara dari Jokowi (lagi).
Namun kemudian ia diangkat menjadi menteri pertahanan oleh Jokowi untuk periode 2019-2024.
Tak menyerah, di 2023, Prabowo tanding ulang dengan kali ini membawa anak sulung Jokowi, Gibran Rakabuming.
Baca Juga: Mereka Nyatakan Siap Maju Capres 2024
Selain cerita tak kunjung dapat kursi eksekutif sejak 2004, Prabowo beberapa kali tercatat dalam sejumlah pemberitaan.
Isu yang sering diangkat ialah kasus penculikan aktivis pada 1997-1998. Dilansir dari BBC, 34 dokumen rahasia Amerika Serikat mengungkap rentetan laporan pada masa prareformasi. salah satunya menyatakan Prabowo Subianto disebut memerintahkan Kopassus untuk menghilangkan paksa sejumlah aktivis pada 1998 dan adanya perpecahan di tubuh militer.
Prabowo yang kala itu berpangkat Letnan Jenderal Pangkostrad dikeluarkan oleh institusi ABRI karena bertanggung jawab pada kasus penculikan bersama Tim Mawar, sebuah tim kecil yang dibentuk Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Arsip tertanggal 7 Mei 1998 mengungkap catatan staf Kedutaan Besar AS di Jakarta mengenai nasib para aktivis yang menghilang.
Baca Juga: Profil dan Rekam Jejak Ganjar – Mahfud
Catatan itu menyampaikan para aktivis yang menghilang boleh jadi ditahan di fasilitas Kopassus di jalan lama yang menghubungkan Jakarta dan Bogor.
Lebih lanjut disebutkan. penghilangan paksa dilakukan Grup 4 Kopassus. Informasi itu juga menyebutkan jika terjadi konflik di antara divisi Kopassus bahwa Grup 4 masih dikendalikan Prabowo.
Catatan-catatan yang ada, nyatanya tak mampu menahan Prabowo hingga kini. Prabowo sendiri mengklaim jika ia hanyalah menjalankan perintah saat itu karena statusnya sebagai seorang prajurit.
Selain itu, Prabowo jadi pembicaraan publik karena sikap tempramentalnya yang ia tunjukkan.
Pada 8 April 2019, Prabowo di hadapan publik saat melakukan kampanye terbuka di Stadion Kridosono, Yogyakarta, ia membahas soal antek asing dengan nada tinggi. Ia pun beberapa kali menggebrak meja podium di hadapannya.
Ia juga sempat diisukan menampar partnernya Sandiaga Uno pada 2019 lalu. Kala itu beredar chat jika Sandiaga ditampar Prabowo dibuktikan dengan foto Sandiaga yang nampak lebam. Namun berita ini dibantah dengan alibi Sandiaga kelelahan karena mengikuti kampanye selama 8 bulan.
Cerita kekerasan ini masih berlanjut hingga September 2023 lalu. Ia diisukan mencekik wakil menteri Pertanian, Harvick di Istana Kepresidenan, jelang rapat terbatas.
Namun kemudian ia membantah isu itu dengan mengatakan ia bahkan belum bertemu dengan Harvick.
Baca Juga: Selain Sandiaga, Jacob Nuwa Wea Pernah “Ngotot” Soal Pulau Pasir
Gibran Rakabuming
Adalah anak pertama dari presiden ke tujuh Republik Indonesia, Joko Widodo. Ia lahir di Solo, 1 Oktober 1987.
Ia masuk menamatkan pendidikan dasarnya di SDN Mangkubumen Kidul Surakarta. Lalu lanjut bersekolah di SMPN 1 Surakarta.
Menginjak bangku putih abu-abu, Gibran bersekolah di Orchid Park Secondary School di tahun 2002. Ia kemudian kuliah di Management Development Institute of Singapore.
Gibran lalu melanjutkan studinya di Australia pada program Insearch di University of Technology Sydney.
Di bidang politik, Gibran baru memulai pada 2020 saat mendaftar dan akhirnya terpilih jadi Walikota Solo.
Menuju tahun ketiga menjabat dan menjadi politisi, Gibran diajak Prabowo untuk menjadi wakilnya di ajang pemilihan presiden 2024 mendatang.
Baca Juga: Catatan Mahfud MD Soal NTT Sebelum Jadi Cawapres Ganjar
Realita ini jadi drama perpolitikan baru di Indonesia. Gibran setelah lulus kuliah membangun beberapa bisnis sendiri dan bersama beberapa rekannya.
Ia bahkan mengklaim dirinya tak tertarik terjun ke dunia politik pada 2018 silam.
Bak menjilat ludahnya sendiri, di 2020 ia dan iparnya Bobby Nasution bersama mengikuti pemilihan walikota, masing-masing di Solo dan Medan. Keduanya berhasil duduki jabatan itu yang akhirnya dikritisi oleh banyak pihak jika Jokowi pelan-pelan mulai membangun dinasti politiknya.
Makin panas dikritisi saat akhirnya MK mengabulkan gugatan Mahasiswa UNSA Solo, Almas Tsaqibbirru, soal minimal usia capres cawapres yang batasnya tetap 40 tahun, kecuali calon tersebut sudah berpengalaman sebagai kepala daerah, maka ia bisa maju dalam pemilihan.
Sidang di gedung MK ini dipimpin ketua MK, Anwar Usman, yang adalah adik Ipar Jokowi atau paman Gibran. ***