Kupang – Tak pernah terbesit di pikiran Rina Doa jika akan berbisnis Baju dan akaesoris tenun. Lulus dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Undana lalu bekerja di perusahaan asuransi selama tujuh tahun. Rina memutuskan berhenti bekerja dan mulai berjualan baju tenun.
“Saya tidak tahu tiba-tiba pengen saja menjahit buat baju,” kata Rina mengenang masa lalunya.
Dia mengikuti kursus menjahit tahun 2017 . Setelah itu Rina mulai berjualan baju.
“Trus saya lihat, tenun ini cantik sekali. Tapi pakainya masih ribet. Nah yang efisien dan lebih modern waktu itu belum terlalu banyak. Jadi saya mulai buat baju mix tenun dengan kain biasa,” ujar perempuan usia 39 tahun ini.
Baca juga: Marak Pencurian, Dekranasda Daftarkan 773 Motif Tenun NTT di Indikasi Geografis
Saat pembuatan baju, dia melihat ke arah kain perca tenun. Dari sini ia terpikirkan untuk membuat anting-anting dari kain sisa yang awalnya tak terpakai itu.
“Makanya nama UMKM saya Reenata. Re yang artinya kembali atau ulang. Nata karena buatnya pas Desember, Natal maksudnya lahir. Jadi Reenata itu lahir kembali,” jelasnya.
Produk-produknya dibuat dengan berbagai bentuk dan model inspirasinya diperoleh dari situss Pinterest.
Dia membandrol harga anting-anting antara Rp20 – 30 ribu. Untuk baju dibandrol berkisar Rp300 – 600 ribu untuk satu baju tenun dengan kualitas dan model yang menarik. Ini membuat produknya digemari.

“Produk saya kayaknya sudah pernah dikirim ke seluruh Indonesia. Ada reseller di beberapa tempat,” ujar Rina.
Semuanya itu bisa terjadi karena dirinya fokus memasarkan produknya lewat media sosial. Dekranasda NTT pernah membeli produk jahitan Rina. Selain itu ia jual lewat Instagram, Facebook dan Whatsapp.
Pendapatannya bisa mencapai Rp2,5 juta per bulan.
Baca juga: Tenun NTT Hadapi Dilema: Patuhi Adat dan Ikut Tuntutan Pasar
Dalam kesempatan itu, ia mengatakan, konsistensi jadi satu hal yang ia terapkan dalam menjalankan bisnis UMKM miliknya.
Konsisten dalam kualitas dan konsisten dalam pemasarannya di medsos.
“Jadi walaupun tidak ada yang beli, kita upload saja. Karena kalau hari ini tidak beli, ya mungkin besok, kan?” Kata perempuan dari Rote Ndao ini.

Selain itu Rina memperhatikan betul konten di media sosial. Menurutnya, segala sesuatu bermula dari mata sehingga bisa menarik perhatian calon pembeli.
“Kalau foto saja tidak bagus ya bagaimana orang mau tertarik? Kan dari mata turun ke hati,” kata Rina.
Satu yang menarik, anting-antingnya ia potret dengan latar buku.
“Biar orang liat juga bisa baca. Dapat pengetahuan juga,” ujarnya.
Ia mengatakan, memang benar kualitas yang membuat orang bertahan. Namun konten yang berkualitas pun jadi satu hal penting yang harus diperhatikan pelaku UMKM jika bertumpu pada jualan online. ***