Kupang – Violet Sun Agro+ yang adalah sistem pertanian pintar bertenaga surya telah terintegrasi dengan 5 hektare lahan pertanian di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Proyek agrivoltaic dari Violet Sun System, sebuah perusahaan di bidang energi terbarukan ini, menggunakan algoritma pintar yang akan menganalisa kelembapan tanah, kondisi cuaca, kebutuhan air, juga nutrisi tanaman dengan akurat agar presisi proses penyiramannya secara otomatis.
“Efisiensi dalam sistem irigasi menjadi hal yang sangat krusial di lingkungan dengan sumber daya air yang terbatas,” kata Julian Ciptadiputra, CEO Violet Sun System, dalam keterangan tertulisnya, Jumat 3 Mei 2024.
Baca juga: NTT Kekurangan Petani Milenial, Ini Dampak dan Tantangannya!
Menurutnya penggunaan Solar PV yang memanfaatkan energi matahari yang melimpah di Kupang jadi solusi untuk pertanian lahan kering.
“Petani dapat menghemat biaya operasional yang tinggi dari sistem irigasi konvensional yang biasanya mengandalkan genset berbahan bakar diesel,” kata dia.
Sistem irigasi cerdas ini tak hanya menyediakan air bagi tanaman tetapi juga memberikan naungan yang bermanfaat di bawah panel surya. Naungan ini membantu mengurangi penguapan air dan menjaga suhu tanah, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan optimal di tengah kondisi lahan kering.
Konsep ini berbeda dengan solar farm yang umumnya hanya berfokus pada produksi energi surya tanpa integrasi dengan pertanian.
Baca juga : Harga Rumput Laut Anjlok, Ada yang Terpaksa Jual ke Luar NTT
Violet Sun Agro+ ini, jelas Julian, tentang pemberdayaan petani lahan kering agar lebih tahan terhadap tantangan lingkungan.
“Melalui energi bersih, irigasi pintar, dan manfaat sinar matahari, kami yakin dapat membawa pertanian lahan kering NTT ke level selanjutnya,” kata dia.
Ia ingin agrovoltaik menjadi andalan pertanian lahan kering di seluruh NTT bahkan jadi model bagi daerah lain di Indonesia.
Baca juga : NTT Alami Mahalnya Beras Usai Panen Naik Drastis
Julian mengatakan CEO Indika Energy sekaligus Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsyad Rasjid, turut mementori perwujudan proyek ini. Alasannya, proyek ini sejalan dengan target Indika Energy yakni net zero emission di tahun 2060 dengan mendukung pengembangan energi terbarukan dan pertanian berkelanjutan.
Sebelumnya Bupati Kabupaten Kupang, Korinus Masneno, menilai ini sebagai solusi inovatif dalam meningkatkan produktivitas dengan sumber daya yang lebih baik bagi keberlanjutan sektor pertanian. ***