Atambua – Setiap orang yang percaya kepada Allah Tritunggal mestinya memiliki pemahaman bahwa Allah memiliki rencana khusus bagi setiap pribadi. Peristiwa manusia meninggal itu menjadi suatu kepastian dan ketuntasan atas rencana Allah tersebut. Maka hidup adalah usaha meneteskan air mata dengan menjadi mata air bagi semua ciptaan Tuhan. Sebab dalam hidup ada kematian dan dalam kematian ada hidup.
Monsinyur Anton Pain Ratu, SVD merupakan uskup tertua di Indonesia. Beliau merayakan ulang tahunnya yang ke-95 pada Selasa, 02 Januari 2024 di Bitauni. Euforia syukur ulang tahun itu masih terkenang secara jelas. Namun apalah daya manusia sebagai insan terbatas, kematian dapat mengubah semuanya menjadi duka yang begitu mendalam. Itulah yang dialami segenap umat Allah di Keuskupan Atambua. Tepat pada Sabtu, 6 Januari 2024 jam 10:15 Monsinyur. Anton Pain Ratu, SVD menghembuskan napas terakhir di ICU RSUD Atambua.
Baca juga: Warisan Uskup Anton Pain Ratu SVD tentang Manusia, Adat, dan Iman
Jenazah Monsinyur Anton Pain Ratu, SVD kemudian diarak dari RSUD Atambua dan singgah di biara Tarekat Putri Maranata untuk menyapa putri-putrinya. Uskup kedua di Keuskupan Atambua ini pendiri Tarekat Putri Maranata. Para putrinya, suster-suster Tarekat Putri Maranata menyambut penuh duka dan air mata merasa kehilangan sosok pendiri yang sangat mereka kasihi.
Jenazah Monsinyur Anton Pain Ratu, SVD kemudian disemayamkan di aula St. Dominikus Emaus Keuskupan Atambua pada Sabtu, 06-08 Januari 2024. Selama beberapa hari itu umat Allah dengan khusuk mendoakan Monsinyur Anton Pain Ratu, SVD. Doa itu dilakukan, baik melalui tuguran maupun perayaan Ekaristi (Pater Provinsial SVD Timor pada malam I dan Pater Vikjen KA pada malam II) jam 19:00 WITA.
Pada Senin, 08 Januari 2024 jam 16:00 WITA dalam suasana duka umat Allah dari berbagai wilayah pastoral mengarak jenazah Monsinyur Anton Pain Ratu, SVD. Mereka sembari membunyikan gong menuju Gereja Katedral Atambua. Umat Allah yang tidak berkesempatan mengikuti pengarakan jenazah berdiri di tepian jalan sambil memegang lilin dan berdoa. Sebelum disemayamkan, Jenazah diterima di depan Gereja Katedral Atambua dengan sapaan/tutur adat dan tarian adat. Misa requem terjadi tepat pada pukul 19:00 yang dipimpin oleh Uskup Agung Kupang, Monsinyur Petrus Turang kemudian dilanjutkan dengan tuguran dari umat Allah.
Baca juga: Uskup Penentang Eksekusi Mati Tibo Cs Telah Berpulang
Puncak acara adalah Misa pemakaman dipimpin oleh Uskup Atambua, Monsinyur. Dominikus Saku, Pr pada Selasa, 9 Januari 2024. Misa dihadiri oleh banyak kaum terbaptis dan tertahbis. Kalimat terakhir pada saat homili membuat semua yang hadir meneteskan air mata, “Bapa uskup tidak ingat saya kah?”
Setelah selesai misa penguburan, jenazah diusung oleh sejumlah imam dan dibaringkan di tempat peristirahatan terakhir di bagian kanan pintu masuk Gereja Katedral Atambua. Makam Monsinyur Anton Pain Ratu, SVD bersebelahan dengan makam Monsinyur Theodorus Fransiskus Maria van Den Tillart, SVD (Mgr. Theodorus Sulama, SVD). Makam itu sudah ditentukan sendiri oleh Monsinyur. Anton Pain Ratu, SVD ketika pembuatan makam untuk Monsinyur Theodorus Sulama, SVD.
Hujan deras mengguyur seluruh kota Atambua, Kabupaten Belu pada saat peti jenazah berhasil dimasukkan ke dalam kubur.
Baca juga: Uskup Anton Pain Ratu Sudah Tentukan Makamnya 33 Tahun Lalu
Uskup Anton Pain Ratu, SVD semasa hidupnya telah menjadi mata air bagi sesama secara khusus bagi umat Allah di Keuskupan Atambua. Air mata tumpah ketika tiba waktunya untuk Monsinyur. Anton kembali ke rumah Bapa. Umat Allah merasa sangat kehilangan sosok yang berkepribadian “mata air”, memberi kehidupan bagi setiap ciptaan yang berada di sekitarnya. Salah satu kepribadian mata air itu seperti setia menulis sampai akhir hayat. Oleh karena kesetiaan itu, samasa hidupnya ia menulis beberapa buku.
Beberapa buku buah pikiran Uskup Anton Pain Ratu, SVD antara lain: Menuju Gereja Umat, Pastoral 3 Ber, Mutiara Pastoral Gereja Umat, Gerak Langkah Sang Gembala, Dialog Rumah Adat, Rumah Adat dan Apa itu Derma? Spiritualitas Mgr. Anton untuk Terekat Putri Maranata.
Baca juga: Anak Autis, Air Mata dan Tuhan Tak Pernah Salah
Selamat jalan Monsinyur Anton Pain Ratu, SVD ke rumah Bapa. Doakan kami umat Allah di Keuskupan Atambua agar mampu setia dalam iman dan kerja. Kami akan menjalankan pesan yang Bapa Uskup sampaikan saat syukuran ulang tahunmu yang ke-95 di Bitauni. Semoga kami juga dapat meneladani kepribadian Bapa Uskup, kepribadian mata air.*****