
Vaksinasi Anak di NTT Baru 2,7 Persen dari Target
Vaksinasi Goes to School di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur berlanjut di SMKN 4. Qireleyson Mithzy Thuto, siswa kelas XI di sekolah itu mengikuti vaksinasi yang digelar oleh PKK Provinsi NTT bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Qirel, begitulah dia disapa, menentang semua informasi yang beredar bahwa vaksinasi Covid-19 itu berbahaya. Ketika mendengar ada vaksin yang akan dilakukan di sekolahnya, dia bahagia.
Penantiannya untuk mendapatkan vaksin akhirnya tiba juga. Dia pun memutuskan untuk datang ke sekolah guna mendapatkan vaksin.
Selasa, 31 Agustus 2021, saat yang ditunggu itu pun tiba. Qirel bersama teman-temannya yang dijadwalkan mendapatkan vaksinasi, satu per satu datang ke sekolah. Diawali dengan screening kesehatan, mereka lalu dilayani vaksin Sinovac oleh tenaga medis dari Rumah Sakit Mamami Kupang.
Setelah mendapatkan vaksin, Qirel tidak langsung pulang. Dengan kamera Canon yang ditentengnya, dia mulai mengabadikan teman-temannya yang menerima suntikan vaksin itu.
Qirel adalah siswa jurusan desain komunikasi visual (DKV). Foto-foto itu, nantinya digunakan untuk desain poster menggunakan Photoshop.
Dia berharap vaksinasi itu tidak membuat efek tidak nyaman di tubuhnya atau biasanya disebut kejadian ikut pasca imunisasi (KIPI) seperti pusing dan demam.
“Tidak rasa apa-apa. Masih aman-aman,” ucap Qirel.
Vaksinasi bagi siswa dinilainya sebagai salah satu upaya agar menuju pembelajaran tatap muka. Qirel sendiri mengaku tidak efisien belajar dari rumah, lantaran tidak ada teman diskusi. Selain itu, kesulitan yang dialami saat belajar, tidak bisa langsung ditanyakan ke Guru.
“Saya rasa susah belajar online. Lebih bagus belajar offline karena kita tidak mengerti bisa tanya kawan lain atau bisa tanya langsung di guru,” katanya.
Ia mengaku tak mendapatkan metode belajar yang baik di rumah. Meski bisa mendapatkan penjelasan dari berbagai video atau materi yang bisa diakses dengan internet, berdiskusi dengan teman sejawat merupakan metode yang cocok baginya.
Ditambah lagi orang tua yang sibuk dengan pekerjaan, tidak bisa diajak berdiskusi. Itu pun menurutnya, bila materi yang sedang dipelajari dipahami oleh orang tua.
“Karena itu saya mau vaksin supaya bisa belajar offline karena belajar online bagi saya tidak efisien,” ujar Qirel.
Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, vaksinasi untuk anak dan remaja usia 12-17 tahun sampai Selasa, 31 Agustus 2021 baru 2.662.742 orang.
Ini jumlah untuk penerima vaksin dosis pertama. Jumlah ini sama artinya 9,97 persen dari target 26.705.490 orang yang harus divaksin.
Sementara untuk dosis kedua, baru 1.769.762 orang yang divaksin atau 6,63 persen dari target yang ada.
Sedangkan di NTT, berdasarkan data yang diperoleh KatongNTT, target vaksinasi anak usia 12-17 tahun sebanyak 582.844 orang.
Dari target itu, baru 2,73 persen anak dan remaja yang menerima vaksin dosis pertama atau 15.909 orang. Sementara vaksinasi dosis kedua baru 9.487 orang atau 1,63 persen.
Febriana Lobo, pelajar SMKN 4 Kota Kupang mengatakan, vaksinasi meningkatkan imun tubuh sehingga pembelajaran tatap muka pun bisa segera dilaksanakan.
Menurut Febriana, orang tuanya mendukung vaksinasi. Sebab dengan vaksinasi itu, kata Febriana, bisa membantu mengurangi resiko terpapar virus Corona.
“Senang sekali bisa vaksin. Orang tua juga dukung karena semua keluarga sudah vaksin sehingga yakin kalau vaksin ini aman,” ujar Febriana.
Vaksinasi Goes to School yang digagas oleh PKK Provinsi NTT sudah melakukan vaksinasi bagi 100 orang siswa pada minggu lalu.
Dan minggu ini vaksinasi tahap 1diadakan untuk siswa-siswi di SMKN 4 Kupang.
“Program ini inisiasi dari PKK Provinsi NTT yang dipimpin Ibu Julie Sutrisno Laiskodat,” kata Semi Ndolu, Kepala Sekolah SMKN 4 Kupang.
“.Untuk vaksinasi tahap 1 ini kami mendapat kuota 100 orang,” ujarnya.
Semi menyambut siswa-siswinya bisa mendapatkan vaksinasi. Menurutnya, NTT khususnya di Kota Kupang, vaksinasi bagi anak dan remaja masih rendah.
“Kita berharap ini bisa membentuk herd immunity di kalangan pelajar ini,” jelas Semi. (Joe)