Sydney – Pemerintah Australia pada Senin (28/3/2022) menginformasikan telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) bilateral pertama dengan Vietnam dalam Program Visa Pertanian Australia.
Dalam siaran persnya, Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengatakan partisipasi Vietnam dalam program ini memperkuat dan memperluas hubungan sesama masyarakat kedua negara tersebut.
Dalam laman www.foreignminister.gov.au disebutkan selama beberapa dekade, pekerja Vietnam, pelajar, pengusaha, dan wisatawan telah memberikan kontribusi yang luas ke Australia. Untuk itu, Pemerintah Australia berharap kerja sama itu terus berlanjut.
Baca : Alumni IPB NTT Sambut Tawaran Visa Pertanian Australia
Partisipasi awal Vietnam dalam Program Visa Pertanian Australia menunjukkan komitmen pemerintahan (Perdana Menteri Australia) Scott John Morrison untuk memperdalam kerja sama di bawah Kemitraan Strategis Australia-Vietnam.
“Ini adalah inisiatif utama dari strategi keterlibatan ekonomi yang diluncurkan oleh Perdana Menteri kedua negara pada 1 November 2021,” ujarnya dilansir Vietnamplus.vn.
Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengatakan Australia dan Vietnam memiliki agenda yang kuat, optimistis, mempunyai ikatan persahabatan dan keluarga yang hangat dan meluas di setiap tingkat komunitas, pemerintah, dan bisnis.
“Langkah ini mencerminkan apa yang mungkin terjadi ketika kita bekerja sama,” katanya.
Baca : Singkong di Australia Lebih Mahal dari Keju, Potensi untuk NTT
Program visa pertanian untuk memberikan kontribusi berkelanjutan bagi pasokan tenaga kerja Australia yang mendukung pertanian dan industri primernya. Di bawah program ini, karyawan akan direkrut untuk bekerja di berbagai sektor pertanian, termasuk hortikultura, susu, wol, biji-bijian, perikanan, dan layanan pendukungnya.
Baca : Visa Pertanian Australia Jadi Peluang Generasi Muda Sumba
Dalam kunjungannya ke Indonesia pada Februari 2022 lalu, Menteri Pertanian dan Wilayah Utara Australia David Littleproud menawarkan visa pekerja pertanian Australia tersebut. Tawaran itu sudah disampaikan kepada Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Hal yang sama juga disampaikan pihak Australia dalam pertemuan dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Baca : Jerman Butuh Keripik, Diaspora di Australia Rindu Singkong yang Enak
Menaker Ida Fauziyah menyambut baik inisiatif tersebut. Namun, masih banyak hal yang harus didalami seperti upah, perlindungan sosial, kontrak kerja, dan struktur pendapatan. “Dalam kerja sama di bidang penempatan tenaga kerja, saya sangat menekankan untuk benar-benar memastikan mekanisme pelindungan yang diterapkan kepada pekerja Indonesia,” kata Menaker.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat menerima kunjungan David Littleproud mendorong kerja sama bagi petani milenial Indonesia. Namun, karena ada perbedaan kondisi pertanian Indonesia dan Australia, maka perlu berbagai pelatihan pendahuluan dan penyesuaian.
KatongNTT.com belum mendapatkan informasi rinci atau tindak lanjut terkait visa pertainan Australia dari pihak Indonesia. Sejauh ini sepertinya masih sebatas komitmen dan perlu diupayakan tindak lanjut, terutama daerah-daerah yang berbatasan dengan Australia. Mulai dari Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), serta beberapa daerah lainnya. [K-02]