6 June 2023
Warga 5 Desa di TTS Pakai Lampu Minyak Puluhan Tahun, Rindukan Listrik
Sorotan

Warga 5 Desa di TTS Pakai Lampu Minyak Puluhan Tahun, Rindukan Listrik

Agu 24, 2021

Warga di 5 desa di Kecamatan Santian, Kabupaten TTS (Timor Tengah Selatan), Provinsi Nusa Tenggara Timur selama puluhan tahun hidup tanpa listrik. Mereka mengandalkan lampu minyak tanah.

Kelima desa tanpa listrik itu adalah Desa Santian, Poli, Manufui, Naifatu, dan Desa Nenotes.

Masyarakat di lima desa itu sangat merindukan penerangan listrik seperti desa-desa lain di Kabupaten TTS.

Untuk mewujudkan kerinduan itu, tokoh adat, tokoh masyarakat dan lima kepala desa di Kecamatan Santian sepakat mendatangi PLN Wilayah Kupang pada Maret 2021. Mereka mengajukan permohonan Perluasan jaringan listrik di 5 desa tersebut.

Kepala Desa Nenotes, Yehesben I Tloim, Kepala Desa Santian Nahum B Nokas, Kepala Desa Poli Lamech Afi menjelaskan upaya mereka itu kepada KatongNTT di Soe, Senin 23 Agustus 2021.

Menurut Kades Nenotes Yehesben, PLN Wilayah Kupang baru melakukan survei perluasan jaringan pada 19 hingga 22 Agustus 2021.

“Kami bersyukur karena sudah ada survei dan kami berharap setelah itu secepatnya melakukan perluasan jaringan karena kami sangat rindu,” kata Yehesban.

Menurut dia, masyarakat hanya memakai lampu minyak tanah sebagai pengganti listrik. Walaupun ada masyarakat yang memakai genset dan tenaga surya, tetapi itupun pengadaan sendiri.

Kepala Desa Santian Nahum B Nokas mengatakan, PLN akan melanjutkan kerjanya setelah survei pekan depan.

“Kami memang rindu listrik. Kami datangi PLN Wilayah Kupang pada Maret 2021 dan baru di survei pada Agustus 2021,” ujar Nahum.

“Kami berharap setelah survei sudah bisa lakukan perluasan,” ujar dia.

Anggota DPRD TTS, Askenaz Afi menjelaskan, perluasan jaringan untuk Desa Poli disambung dari jaringan listrik Fotilo Amanatun Utara. Wilayah ini tidak memiliki kawasan hutan, sehingga tidak ada kendala.

Untuk Desa Santian dan Naifatu, jaringan listrik disambungkan dari Desa Poli dan Manufui. Sebab kedua desa tersebut berada di pusat kota Santian yang tidak berbatasan dengan kecamatan lain.

Desa Nenotes, jaringan listrik dapat diambil dari Desa Suni, Kecamatan Noebana yang berlereng. Desa Manufui berada di hutan adat, tetapi jaringan tidak melintasi hutan tersebut.

“Ada belasan keluarga yang berada di dalam hutan adat. Namun untuk perluasan di-pending dulu, agar pastikan dulu jika melintas hutan adat tidak ada persoalan,” pungkas Askenaz. (Gi)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *