Yang Terlupakan dari Pemberian Nama Jalan Frans Lebu Raya di Kota Kupang - Katong NTT    
No Result
View All Result
Kamis, Juli 7, 2022
  • Login
Katong NTT
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
    • Cerita Puan
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Agribisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Editorial
    • Opini
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
    • Cerita Puan
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Agribisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Editorial
    • Opini
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi
Home Peristiwa

Yang Terlupakan dari Pemberian Nama Jalan Frans Lebu Raya di Kota Kupang

KatongNTT Editor: KatongNTT
31 Mei 2022
A A
Jalan Frans Lebu Raya di Kota Kupang menggantikan Jalan Perintis Kemerdekaan dan Jalan Bundaran PU di Kota Kupang, 25 April 2022. (Ruth-KatongNTT.com)

Jalan Frans Lebu Raya di Kota Kupang menggantikan Jalan Perintis Kemerdekaan dan Jalan Bundaran PU di Kota Kupang, 25 April 2022. (Ruth-KatongNTT.com)

1
SHARES
Share on FacebookShare on TwitterWhatsapp

Kupang – Pergantian nama Jalan Perintis Kemerdekaan dan Jalan Bundaran PU di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi Jalan Frans Lebu Raya mendapat respons beragam dari masyarakat. Boleh jadi Pemerintah Kota Kupang kurang mengantisipasi dampak dari perubahan nama ruas jalan itu.

Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore meresmikan pergantian nama dua ruas jalan sepanjang 2,52 kilometer itu __bermula dari bundaran Tirosa hingga di pertigaan bundaran Oebufu__ pada Jumat, 22 April 2022.

BacaJuga:

Banyak rumah warga yang rusak akibat badai Seroja (ANTARA/Aditya Pradana Putra)

Kepemilikan Lahan Hambat Pencairan Dana Korban Badai Seroja di Kupang

9 Juni 2022
Konsulat Australia Bali, Anthea Griffin bersama Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore meninjau pembuatan pupuk di Naioni (pkp)

Australia Latih Petani Sayur di Kota Kupang Membuat Pupuk

24 Mei 2022

Surat Keputusan Wali Kota Kupang nomor 69/KEP/HK/2022 menyatakan tentang penetapan nama Frans Lebu Raya di Kelurahan Tuak Daun Merah dan Kelurahan Oebufu, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang pada Selasa 19 April 2022.

Wali Kota Kupang Jefri mengatakan pergantian nama jalan ini sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan kepada Frans Lebu Raya selama sebagai pejabat publik dengan puncaknya sebagai gubernur NTT. Dia menjabat posisi itu selama 2 periode yakni 2008-2013 dan 2013-2018.

Pada masa pimpinannya, program yang paling santer didengar dan dijalankan ialah Program Desa Mandiri Anggur Merah. Anggur Merah ialah akronim dari Anggaran Untuk Rakyat Menuju Sejahtera. Program ini diluncurkan pada 2010. Sebanyak 3.270 desa telah menerima bantuan Anggur Merah ini dengan total dana sebesar Rp817,5 miliar selama masa pemerintahan beliau.

Sebelum menduduki jabatan sebagai gubernur, Frans Lebu Raya lebih dulu menjabat sebagai wakil ketua DPRD Provinsi NTT pada 1999 – 2003. Kemudian menjadi wakil gubernur dari Piet Alexander Tallo pada 2003 – 2008. 10 tahun berikutnya beliau menjabat sebagai gubernur NTT. Pada 19 Desember 2021, Frans Lebu Raya meninggal.

Perubahan nama jalan ini mendapat tanggapan beragam dari masyarakat yang ditemui KatongNTT, Senin, 25 April 2022. Satu warga yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan bila dirinya terkejut ketika jalan yang  dia ketahui sebagai Jalan Bundaran PU telah diganti.

“Saya kaget. Saya bingung. Saya tinggal di sini dari tahun 1983. Lihat ini (nama jalan) sudah jadi Frans Lebu Raya,” katanya.

“Merasa tidak nyaman karena kalau nama jalan diubah semua identitas kami harus diubah lagi. Urus surat-surat juga uang harus keluar lagi,” keluhnya.

Menurutnya, soal nama jalan lebih pantas memakai nama pahlawan yang dahulu bertarung melawan penjajah.

“Yang lebih layak jadikan nama jalan itu pahlawan Timor yang dulu perang dengan Portugis,” ujarnya.

Stefanus Lobe, satu warga yang tinggal di Oebufu, Kecamatan Oebobo mengaku bahwa dirinya bahkan tidak mengetahui bila nama jalan di depan rumahnya telah diganti. 

“Tidak tahu, sekarang baru saya tahu ini” ungkap pria yang ditemui di rumahnya pada Senin siang, 25 April 2022.

Menangggapi masalah ini, Stefanus pun merasa kesusahan karena data kepemilikan tanah miliknya harus diubah.

“Ubah (nama) jalan ini kita terima saja. Masalahnya ini kita punya sertifikat tanah, kita harus ubah ini musti uang lagi,” ujarnya.

Albert, pelaku usaha furnitur di Tuak Daun Merah mengatakan, dirinya menerima apa yang telah diputuskan oleh pemerintah. Namun dia mengeluhkan hal yang sama. Bisnisnya yang  dijalani sejak 2010 harus dia baharui datanya lagi agar terhindar dari kesalahpahaman dan sengketa yang bisa saja terjadi akibat ketidaksesuaian data di sertifikat dengan keadaan yang sebenarnya.

“Katong sebagai rakyat biasa, mau tidak mau harus ikut. Tapi ya itu, harus ubah semuanya, dari sertifikat, trus PBB, yah untuk semuanya perlu diubah,” jelasnya.

Akibat pergantian nama jalan, warga yang bertempat tinggal atau yang membuka usaha di sekitar area jalan tersebut harus memperbaharui status kepemilikan mereka atas tanah maupun bangunan.

Ini diatur pada pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 yang menyatakan pendaftaran tanah dilandaskan pada asas mutakhir, yang mana menuntut adanya pemeliharaan data pendaftaran tanah secara terus menerus mengikuti perubahan oleh pemegang hak. Untuk itu, masyarakat sebagai pemegang hak atas tanah maupun bangunan dapat mengurus perubahan data pada sertifikat miliknya di kantor pertanahan Kotamadya Kupang. (Ruth)

ShareTweetSend
Previous Post

Puan Sebut Semangat KAA Tetap Relevan Dukung Palestina Merdeka

Next Post

Kota Kupang di Kepung Sampah, Perda Tak Bernyali

KatongNTT

KatongNTT

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

RelatedPosts

Banyak rumah warga yang rusak akibat badai Seroja (ANTARA/Aditya Pradana Putra)
Lingkungan

Kepemilikan Lahan Hambat Pencairan Dana Korban Badai Seroja di Kupang

9 Juni 2022
Konsulat Australia Bali, Anthea Griffin bersama Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore meninjau pembuatan pupuk di Naioni (pkp)
Lingkungan

Australia Latih Petani Sayur di Kota Kupang Membuat Pupuk

24 Mei 2022
Mulyono, tukang sol sepatu dan sandal di pinggir Jalan Soeharto, Naikoten 1, Kupang, Provinsi NTT, 9 Mei 2022. (Ruth-KatongNTT)
Inspirasi

Kisah Tukang Sol Sepatu Memaknai Cinta dari Pahitnya Hidup

10 Mei 2022
Sampah kepung Kota Kupang. Warga membuat papan larangan namun namun larangan itu tidak dihiraukan (Joe-KatongNTT)
Lingkungan

Kota Kupang di Kepung Sampah, Perda Tak Bernyali

31 Mei 2022
Next Post
Sampah kepung Kota Kupang. Warga membuat papan larangan namun namun larangan itu tidak dihiraukan (Joe-KatongNTT)

Kota Kupang di Kepung Sampah, Perda Tak Bernyali

Discussion about this post

Iklan KatongNTT

Kerupuk Gendhar Jawi Kerupuk2A oke lagi

Video

KatongNTT com

KatongNTT com
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjl3TDVlXzhULVFF Berawal dari tugas kuliah, Epi dan Siska kemudian memutuskan untuk fokus berjualan camilan Ublin. Keduanya merupakan mahasiswa pertanian Universitas Nusa Cendana yang pada tahun 2015 ditugaskan untuk membuat makanan dari pangan lokal dan memasarkannya.

Ublin ini adalah camilan tempo dulu. “Anak muda sekarang tidak tahu ini makanan apa. Yang tahu hanya orang-orang tua saja, jadi yang pesan itu kebanyakan orang tua. Jadi mereka seperti mengenang kembali masa lalu dengan Ublin ini," kata Epi.. Yuk, simak tayangan videonya. *****
Berawal dari tugas kuliah, Epi dan Siska kemudian memutuskan untuk fokus berjualan camilan Ublin. Keduanya merupakan mahasiswa pertanian Universitas Nusa Cendana yang pada tahun 2015 ditugaskan untuk membuat makanan dari pangan lokal dan memasarkannya.

Ublin ini adalah camilan tempo dulu. “Anak muda sekarang tidak tahu ini makanan apa. Yang tahu hanya orang-orang tua saja, jadi yang pesan itu kebanyakan orang tua. Jadi mereka seperti mengenang kembali masa lalu dengan Ublin ini," kata Epi.. Yuk, simak tayangan videonya. *****
Kisah Orang Muda NTT Bisnis Camilan Jadul Ublin
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjl3TDVlXzhULVFF
Aisha Djawas atau disapa Icha Djawas sejak kecil memimpikan bekerja sebagai konsultan teknik.  Dia fokus untuk mewujudkan impiannya dengan mengambil studi teknik sipil. Namun dengan kehadiran ketiga putrinya, Icha memutuskan bekerja dari rumah sambil mendampingi sepenuhnya masa tumbuh kembang mereka. Hobi lamanya meracik dan memasak sambal menjadi sumber mata pencarian baru. Icha kini menjadi pengusaha UMKM di NTT yang dikenal dengan sambal se'i sapi dan aneka sambal lainnya. Setiap bulan dia meraup penghasilan antara Rp 4 juta hingga Rp 5 juta. *****
Tinggalkan Konsultan Teknik, Aisyah Djawas Fokus Berbisnis Aneka Sambal
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjhrb1ZFTzNNblJZ
Jublina Juliana Kule, 67 tahun memanfaatkan daun dan serat pohon lontar untuk membuat anyaman. Meski awalnya ragu tentang minat pembelinya dan pasar, Julia, sapaan akrabnya, boleh tersenyum karena anyamannya diminati banyak orang. Dekranasda NTT membuka jalan bagi Julia untuk mendapat pembeli dan pasar. Yuk... silakan menontonnya. *****
Julia Manfaatkan Daun & Serat Pohon Lontar Membuat Anyaman Unik
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjBCZnB4VTk2YXNR
Pandemi Covid-19 membuat dunia bisnis terpuruk. Begitupun Meli Kurniawan, penjualan produk abon sapi, abon ikan dan bumbu siap saji sempat anjlok. Namun Meli tak menyerah, dia beralih dengan memanfaatkan media sosial atau medsos. Alhasil produk UMKM buatan Meli banjir pesanan. Yuk tonton bagaimana Meli mengelola bisnis ini. *****
Manfaatkan Medsos, Abon Sapi & Ikan Buatan Meli Banjir Pesanan
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLldON3hhUHQ3bkpF
Duta Besar Republik Indonesia untuk Rumania & Republik Moldova, M. Amhar Azeth dan istrinya Martiyas Indriastuti berkunjung ke gedung Dekranasda NTT pada 6 Juni 2022. Dubes Amhar mengatakan, produk NTT berpeluang untuk diekspor ke Rumania.  
"Ada beberapa komunitas di Eropa yang menyukai produk-produk yang bersifat budaya. Nah itu yang jadi pasar kita,” kata Amhar. Silakan menontonnya...
Dubes RI Jajaki Peluang Ekspor Produk NTT di Rumania
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLnVHRjRsSFVKRF9F
Epa Lomi Ga, 43 tahun, pengusaha UMKM produk hasil laut kota Kupang terinsiprasi dengan kekayaan laut Provinsi NTT. Dia pun memproduksi se'i ikan sebagai oleh-oleh khas NTT. Jika selama ini kuliner terkenal NTT berupa se'i babi dan se'i sapi, maka Epa mencoba memperkenalkan se'i ikan yang bahan bakunya adalah ikan Marlin. Tak disangka produk se'i ikan buatan pria asal Amarasi ini mendapat sambutan dari masyarakat. Mencermati potensi pasar yang besar, Epa ingin mengembangkan sayap bisnisnya. Hanya saja dia terkendala modal dan akses pasar di luar NTT. Yuk, simak videonya untuk mendapatkan informasi lebih rinci dan lengkap. (Kerjasama KatongNTT.com-Dekranasda NTT)
Terinspirasi Kekayaan Laut NTT, Epa Gagas Se’i Ikan
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLi1jY0w1LWdzNUdB
Tak disangka di tangan Gladys Matthew,  resep kecap manis tanpa kedelai warisan mertuanya mulai mendapat tempat di hati masyarakat NTT bahkan hingga di luar NTT. Kecap yang bahan bakunya berupa nira pohon lontar dan rempah-rempah dikemas dalam dua wadah berbeda, botol dan standing pouch. Harganya terjangkau semua kalangan.  
Gladys menuturkan, kecap manis Letodae cap Malada berbahan organik sehingga ini menambah nilai jual dari produknya itu. Pemasaran kecap pertama kali di Surabaya. Dia kemudian memasarkannya ke beberapa toko penjual produk kecap di Kota Kupang. Di Dekranasda NTT, kecap tanpa kedelai ini  laris manis. Dan dalam waktu dekat, Gladys akan memasarkannya ke Labuan Bajo dan mengekspornya ke Timor Leste. *****
Kecap Tanpa Kedelai dari Nira Lontar Jadi Icon NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLm54NHpJcHZSbU9F
Boleh jadi banyak masyarakat Indonesia belum tahu bahwa NTT punya cokelat yang bahan bakunya yakni kakao yang terbaik di dunia. Cokelat Ghaura, begitu nama yang diberikan pemiliknya. Cokelat ini diproduksi pertama kali tahun 2019 dan dalam tempo tiga tahun sudah dipasarkan ke beberapa kota termasuk ke luar negeri seperti Australia, Amerika, Inggris, Prancis, dan Belanda. Yuk simak tayangan KatongNTT.com menyusuri sejarah lahirnya cokelat Ghaura yang dkilaim berkualitas premium.
Menyusuri Sejarah Cokelat Ghaura Hadir di NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLlY3YjBleXlpVy04
Ketua Dekranasda NTT: SLB Fokus ke Talenta dan Kebutuhan Pasar
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLi1uNXpBUlotLU0w
Load More... Subscribe

Podcast

Poling

Recent News

Abdul Aziz Ismail, consultan LSM Tanaganita Malaysia (kiri) bersama Kristo Kolimo (tengah) di rumah orang tua Adelina Sau (Joe-KatongNTT)

Tangis Haru Pecah di Rumah Orang Tua Adelina Sau

6 Juli 2022
Ilustrasi Komodo (Ist)

Tarif Masuk Pulau Komodo Rp 3,75 Juta Mulai 1 Agustus 2022

5 Juli 2022

© 2022 Katongntt.com - Merawat Suara Hati

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
    • Cerita Puan
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Agribisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Editorial
    • Opini

© 2022 Katongntt.com - Merawat Suara Hati

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
Sign Up with Linked In
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In