Yayasan Alfa Omega Angkat Derajat Tambaring NTT - Katong NTT    
Sabtu, 28 Januari , 2023
  • Login
NEWSLETTER
Katong NTT
No Result
View All Result
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
    • Agribisnis
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Opini
  • Pemilu 2024
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
    • Agribisnis
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Opini
  • Pemilu 2024
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Ekonomi dan Bisnis Dekranasda NTT

Yayasan Alfa Omega Angkat Derajat Tambaring NTT

Editor: KatongNTT
30 Juli 2022
in Dekranasda NTT
0
Wakil Ketua Yayasan Alfa Omega, Tien Riwu menjelaskan produk olahan YAO, Juli 2022. (KatongNTT.com)
Wakil Ketua Yayasan Alfa Omega, Tien Riwu menjelaskan produk olahan YAO, Juli 2022. (KatongNTT.com)

Wakil Ketua Yayasan Alfa Omega, Tien Riwu menjelaskan produk olahan YAO, Juli 2022. (KatongNTT.com)

0
SHARES
128
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

Tambaring dengan nama latin Tamarindus Indica ini lalu diolah menjadi beberapa produk di antaranya, jus tambaring, jus kunyit tambaring, pasta tambaring, dan selei tambaring.

Kupang – Yayasan Alfa Omega (YAO) mengangkat derajat buah asam atau tambaring asal Nusa Tenggara Timur (NTT). YAO memproduksi dan mengolah tambaring menjadi minuman atau penambah rasa enak makanan. Sehingga harganya lebih menguntungkan.

RekomendasiUntukmu

Lurah Nefonaek, Kota Kupang, Provinsi NTT, Josephina Neltji Ungirwalu, (kiri) memamerkan produk Mimo bersama Nyi Raden Citra Masniary Bratawidjaja selaku pemilik usaha Mimo pada Rabu, 25 Januari 2023. ( Putra Bali Mula-KatongNTT.com)

Mimo, Susu Kelor Produksi Warga Kota Kupang Jadi Asupan Mengatasi Stunting

25 Januari 2023
Nita Liwulangi, pemilik UMKM Ensikei yang membuat aksesoris tenun NTT (KatongNTT-Ruth)

Tekun Jalankan UMKM Aksesoris NTT, Nita Liwulangi Diundang ke Seoul

21 Januari 2023

YAO memproduksi tambaring sebagai bentuk pemberdayaan kreatif akan potensi tambaring yang besar di NTT.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hasil buah tambaring atau lebih dikenal masyarakat NTT dengan asam pada tahun 2018 mencapai 803,61 ton.

“Berdasarkan pengamatan (kepada kelompok) pendampingan di lapangan, kami melihat bahwa NTT ini punya potensi (asam) yang cukup besar. Namun, pemanfaatan dari asam ini hanya sebatas orang memanen asam, kemudian dipakai untuk bumbu masak di rumah tangga.Selain itu dijual ke pedagang yang ada di kota dengan harga yang sangat murah,” jelas Tien Riwu,  Wakil direktur YAO.

YAO yang dibentuk pada 1 Maret 1985 ini melihat perlu adanya inovasi guna menaikkan nilai jual dari komoditas tambaring. Hal ini tentunya berdampak pula pada peningkatan ekonomi masyarakat.

“Selain itu, dengan masyarakat tahu bahwa asam ini punya nilai ekonomi yang tinggi, itu berarti upaya-upaya menebang (pohon) asam, membakar tanaman asam, itu bisa dikurangi. Dan itu kan bisa berimbas pada kelestarian lingkungan,” lanjutnya.

Tambaring dengan nama latin Tamarindus Indica ini lalu diolah menjadi beberapa produk di antaranya, jus tambaring, jus kunyit tambaring, pasta tambaring, dan selei tambaring.

Produk-produk ini mulai diproduksi pada 2018 dengan nama merek Koepan, dan kian intens ketika sudah memiliki rumah produksi sendiri.

“Rumah produksi ini dibangun pada April 2018 dan selesai dibangun pada Oktober di tahun yang sama. Ini merupakan bantuan dari Kementerian Ketenagakerjaan,” ujar Tien, yang juga merupakan Kepala balai latihan kerja komunitas YAO.

Produk olahan YAO pun telah lolos BPOM dan bersertifikat halal.

Produk-produk ini kemudian mulai dijual luas di pasaran. Paduan rasa asam dan manis dari gula lontar membuat jus ini mendapat respons positif dari banyak konsumen.

”Produk kami sudah dijual di rumah makan, di tempat jual oleh-oleh, kemudian kepada masyarakat umum melalui keikutsertaan kami di pameran-pameran. Dekranasda salah satu pelanggan setia kami. Jadi Dekranasda setiap bulan membeli produk kami,” ungkap Tien.

Produk pasta tambaring merupakan inovasi dari cara lama masyarakat mengelola tambaring .

“Biasanya kan harus rendam dulu, baru remas, terus airnya dimasukkan ke masakan. Kalau tidak lepas saja ke dalam masakan begitu, tapi nanti ada sisa di masakannya. Nah dengan pasta ini sudah kami olah, jadi tinggal colek, dan masukan ke masakan,” papar Zacharias Anin, Kordinator diklat YAO.

Jus kunyit tambaring produksi Yayasan Alfa Omega, Kupang, NTT, (KatongNTT.com)

Di Rumah Produksi YAO

Selanjutnya Zacharias menunjukkan cara mengolah just kunyit tambaring di rumah produksi YAO di Desa Mata Air, Kabupaten Kupang, NTT.

“Kalau kita mau buat jus kunyit asam, bahan-bahan yang kita siapkan itu kunyit kering, lalu ada asamnya, terus ada gula lontar sama gula pasir, garam, dengan pengawet Benzoan,” sebut pria yang biasa di sapa Zaka ini.

Setelah semua bahan disiapkan, kunyit kemudian direbus. Setelah mendidih, air disaring.

Asam sebelum dimasak, direndam terlebih dahulu. Lalu diremas dan diambil sarinya dengan cara disaring.

Air sari asam tersebut lalu dimasak bersama-sama dengan air rebusan kunyit. Setelah mendidih, kurang lebih 10-15 menit, masukkan gula lontar, gula pasir, dan garam.

Biarkan 10 menit hingga mendidih, lalu masukkan pengawet.

Setelah semua dimasukkan, direbus lagi selama 10 menit, dan api kompor dimatikan. Kemudian biarkan sampai dingin dan jus kunyit tambaring siap dikemas.

Koordinator Diklat Yaysan Alfa Omega, Zacharias Anin menyaring sari asam tambaring ke dalam air rebusan kunyit di ruang masak Yayasan Alfa Omega, Kupang, Juli 2022. (KatongNTT.com)

Total penggunaan air untuk pembuatan 1 Kg asam sebanyak 10 liter air. Sehingga dari 1kg asam dapat menghasilkan 40 botol jus. Per botol dijual dengan harga Rp10 ribu.

Produk tambaring yang sudah diolah Ini dapat menambah penghasilan masyarakat berkali lipat dibanding dengan hanya menjual asam ke tengkulak atau pedagang asam. Mereka menghargai asam Rp 4 ribu per kilogram.

YAO pun membuka peluang bagi masyarakat yang mau memproduksi dan memasarkan jus ini dengan nama merek yang ada, Koepan. Dengan catatan, telah lulus klasifikasi yang ditetapkan YAO.

“Ada syaratnya. Pertama itu tentunya membuat surat permohonan ya, bahwa ingin belajar di YAO. Kemudian mereka harus berlatih di sini. Paling sedikit itu 10 kali, itu SOP kami. Kalau dinilai bahwa mereka sudah bisa mandiri, baru mereka dilepas sendiri,” papar Tien.

Tidak menutup kemungkinan pula untuk kelompok-kelompok yang sudah dilatih memasukkan kembali produk mereka ke YAO melalui cu mart untuk dijual di kios, toko, atau tempat oleh-oleh, yang telah bermitra dengan YAO.

Selain empat produk olahan tambaring, YAO juga mengolah beberapa produk berbahan dasar kelor. Misalnya teh kelor, serbuk kelor, daun kelor, bagea kelor, dan cokelat kelor. YAO juga  mengemas ulang beberapa hasil produksi masyarakat seperti gula sabu, madu hutan dari Amfoang dan Mutis, juga madu batu dari Semau. *****

 

Silakan hubungi nomor +6285253237247 jika berminat untuk membeli produk UMKM ini. Ayo kita dukung kemajuan UMKM NTT!

SendShareTweetShare
Previous Post

Hypermart Beri Peluang Produk UMKM NTT Tembus Pasar Nasional

Next Post

Belum Ada Kemajuan Penyelidikan 7 ABK Indonesia Hilang di Laut Mauritius

KatongNTT

KatongNTT

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

Rekomendasi Untukmu

Dekranasda NTT

Mimo, Susu Kelor Produksi Warga Kota Kupang Jadi Asupan Mengatasi Stunting

25 Januari 2023
Lurah Nefonaek, Kota Kupang, Provinsi NTT, Josephina Neltji Ungirwalu, (kiri) memamerkan produk Mimo bersama Nyi Raden Citra Masniary Bratawidjaja selaku pemilik usaha Mimo pada Rabu, 25 Januari 2023. ( Putra Bali Mula-KatongNTT.com)

Sebanyak 23 anak yang mendapatkan asupan Mimo terdiri dari 13 anak stunting dan 10 anak yang berpotensi stunting. Hal ini...

Read more
by Rita Hasugian
0 Comments
Dekranasda NTT

Tekun Jalankan UMKM Aksesoris NTT, Nita Liwulangi Diundang ke Seoul

21 Januari 2023
Nita Liwulangi, pemilik UMKM Ensikei yang membuat aksesoris tenun NTT (KatongNTT-Ruth)

Namun oleh karena tenun, Nita dapat menginjakkan kakinya di Melbourne, Australia dan di Seoul, Korea Selatan. Ia kemudian membangun UMKM...

Read more
by Ruth Botha
0 Comments
Dekranasda NTT

Strategi Unik Evi Novesa Jual Pisang Goreng Madu, Enam Bulan Modal Kembali

14 Januari 2023
Evi Novesa Rinni pemilik UMKM Pisang Goreng Madu Dimadu di Kota Kupang (Rita Hasugian-KatongNTT.com)

Strategi pemasaran unik lainnya, Evi dan Tymmi mengirimkan proposal penjualan pisang goreng madu ke perusahaan dan instansi di Kota Kupang.

Read more
by Rita Hasugian
0 Comments
Dekranasda NTT

Merry Pongkapadang Awalnya Produksi Abon Ikan, Kini Merambah ke Keripik Abon, Laris Manis

7 Januari 2023
Merry Pongkapadang, pemilik UMKM I’ak Malole yang memproduksi Abon san Keripik Abon di NTT (Ruth-KatongNTT)

Merry yang awalnya adalah ibu rumah tangga ini memperbanyak varian produknya. Dari abon rasa original dan pedas gurih, berlanjut dengan...

Read more
by Ruth Botha
0 Comments
Dekranasda NTT

Angky Fiah Raup Rp 10 Juta Per Bulan dari Aksesoris Antik NTT

31 Desember 2022
Angky Fiah, sedang membuat aksesoris antik NTT (Ruth-KatongNTT)

Menjadi pekerjaan turun temurun dari leluhurnya, membuat Angky, pria asal Rote Ndao Nusa Tenggara Timur (NTT) ini memilih menjadi pengrajin...

Read more
by Ruth Botha
0 Comments
Dekranasda NTT

Kisah Penenun Yakoba Dedo Dijanjikan Modal Hingga Tolak Berjualan Online

24 Desember 2022
Yakoba Tanggu Dedo, penenun asal Sumba Timur yang kini menetap di Lasiana, Kupang (Ruth Botha-KatongNTT)

Kupang – Menjadi penenun sudah terbesit dalam benaknya sejak di bangku sekolah. Bukan karena paksaan, tetapi ia sadar benar jika...

Read more
by Ruth Botha
0 Comments
Next Post
Wajah Petrus Crisologus Tunabenani diduga terkena benda tajam. Petrus adalah salah satu dari 7 ABK yang hilang di perairan Mauritius

Belum Ada Kemajuan Penyelidikan 7 ABK Indonesia Hilang di Laut Mauritius

Pastor Stevanus Alo OSA

Optimalkan Dana Afirmasi, Tingkatkan Kualitas Pendidikan Tanah Papua

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular News

  • Yosef Lejap, korban dugaan penganiayaan oleh aparat kepolisian di Lembata (Dok. Andreas Lejap)

    Penganiayaan ODGJ, Satu Polisi Disebut Minta Maaf atas Ulah Rekannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aparat Polisi Diduga Aniaya ODGJ di Lembata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Komnas Disabilitas: Penganiaya ODGJ di Lembata Rendahkan Martabat Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Potret Kesederhanaan Nono, Juara Matematika Dunia dan Kagumi Elon Musk

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Budaya Politik Baru Berkearifan Lamaholot untuk Memajukan Peradaban (Bagian Pertama)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Newsletter

Silahkan klik tombol di bawah untuk berlangganan berita KatongNTT.
SUBSCRIBE

Anggota dari :

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi

© 2022 KatongNTT

No Result
View All Result
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
    • Agribisnis
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Opini
  • Pemilu 2024

© 2022 KatongNTT

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
Sign Up with Linked In
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist