Nusa Tenggara Timur (NTT) setiap tahun menghadapi masalah berulang yakni peningkatan jumlah pasien Demam Berdarah Dengue (DBD). Penyakit menular yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini meningkat disaat musim hujan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Erlina R. Salmun mengatakan, DBD merupakan penyakit berbasis lingkungan. Jumlah penderita DBD meningkat dimusim hujan.
Kesehatan lingkungan menjadi kunci menekan laju peningkatan kasus DBD. Januari 2022, jumlah kasus ini meningkat drastis dibandingkan Januari 2021. Jumlah kasus DBD awal tahun ini sebanyak 820 kasus, meningkat dua kali lipat dari tahun lalu yakni 381 kasus.
“Penyebabnya karena lingkungan tidak sehat. Sangat erat (kaitannya) dengan sampah. Seharusnya sebelum musim hujan kita sudah bersih-bersih sehingga tidak ada tempa tidak tempat untuk nyamuk berkembangbiak,” kata Erlina kepada katongNTT, Jumat (4/2/2022).
Berikut ini kami menyajikan data 5 daerah dengan jumlah pasien DBD terbanyak diawal tahun 2022:

1. Kabupaten Manggarai Barat
Kabupaten Manggarai Barat menempati posisi pertama jumlah pasien DBD terbanyak di NTT awal tahun ini. Daerah dengan Ibukota Labuan Bajo yang dikenal sebagai daerah pariwisata premium berkelas dunia itu memiliki 168 kasus DBD.
Jumlah pasien di daerah ini meningkat drastis dibanding Januari 2021. Tahun lalu, Manggarai Barat hanya memiliki 7 pasien diawal tahun.
Dari jumlah tersebut, tidak ada pasien meninggal akibat DBD. Sebanyak 158 pasien dinyatakan sembuh dan 10 orang masih menjalani perawatan.
2. Kota Kupang
Ibukota Provinsi NTT ini memiliki 163 kasus DBD pada Januari tahun ini. Terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya. Januari tahun lalu, Kota Kupang menepati posisi pertama jumlah kasus DBD terbanyak yakni 155 kasus.
Sama seperti tahun lalu, awal tahun ini 1 pasien meninggal dunia akibat DBD. 103 pasien lainnya dinyatakan sembuh dan 59 pasien masih menjalani perawatan. Jumlah ini merupakan yang terbanyak dibanding daerah lain di NTT.
3. Kabupaten Sikka
Kabupaten Sikka menempati posisi ketiga jumlah pasien DBD terbanyak di NTT. Awal tahun 2022, 97 orang warga Sikka terjangkit DBD.
Bila dibandingkan dengan Januari 2021, jumlah kasus ini mengalami peningkatan. Tahun lalu jumlah pasien di Sikka sebanyak 31 orang.
Tahun ini, DBD di Sikka menelawan 1 korban jiwa. Pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 89 orang. 7 pasien lainnya sementara menjalani perawatan.
4. Kabupaten Sumba Barat Daya
Jumlah pasien DBD di Kabupaten Sumba Barat Daya mengalami peningkatan dibandingkan Januari 2021. Awal tahun ini, jumlah pasien di daerah tersebut sebanyak 75 orang. Jumlah ini meningkat drastis. Tahun lalu, pasien DBD di Sumba Barat Daya hanya 4 orang.
Tahun lalu, tidak ada korban jiwa akibat DBD di Sumba Barat Daya. Untuk tahun ini, 1 pasien meninggal dunia akibat DBD.
Sampai akhir Januari, 63 pasien dinyatakan sembuh. 11 pasien lainnya sementara menjalani perawatan
5. Kabupaten Lembata
Kabupaten Lembata memiliki 57 kasus DBD pada awal tahun 2022. Sebanyak 56 pasien dinyatakan sembuh dan 1 orang menjalani perawatan.
Kasus DBD di Lembata juga mengalami peningkatan drastis. Januari 2021, Kabupaten Lembata nol kasus atau tidak ada pasien DBD. Tidak ada korban jiwa akibat DBD di Kabupaten Lembata. (K-04)