Kupang – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau adanya 3 bibit siklon tropis sekaligus yang bergerak menuju Samudera Hindia. Dampak tidak langsung terhadap NTT ialah cuaca ekstrem yang patut diwaspadai hingga 12 Februari 2023.
“NTT sudah siap siaga sejak beberapa hari yang lalu dan dengan beberapa pihak terkait di sana kita sudah lakukan rapat bersama. Mitigasinya sampai 12 Februari ya,” kata Kepala BMKG, Dwikorita.
Dalam pemaparannya secara daring, Minggu 5 Februari 2023, Dwikorita menyebut terpantau Bibit Siklon 94S, 95S dan 97S. Bibit Siklon 97S yang terpantau berada di Samudera Hindia dan tengah menjauhi wilayah NTT.
“Ini ada tiga bibit siklon yang terjadi bersamaan,” kata dia.
Baca juga: Kepala BMKG: Semakin Tinggi Kertidakpastian dan Kompleksitas Fenomena Alam
Bibit 97S sendiri berpotensi tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan. Kondisi ini berpengaruh pada NTT kendati sudah berada di wilayah Samudera Hindia.
Pergerakannya yang menjauhi wilayah Indonesia ini, kata dia, memang memiliki intensitas yang semakin kuat tiga hari ke depannya.
“Tetapi sudah jauh dari NTT,” tegas Dwikorita.
Artinya dampak tidak langsung akan terjadi seperti gelombang tinggi, angin kencang juga terbentuknya awan hujan terutama tiga hari ke depan.
“Kesimpulannya bibit siklon ini menjauh tetapi dampaknya tetap kuat. Tetap kita juga harus siaga dan waspada, berjaga-jaga,” imbaunya.
Ia merinci, NTT akan mengalami hujan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang. Gelombang tinggi 1 sampai 2,5 meter juga akan terjadi di selatan Selat Sape, timur Selat Sumba dan Laut Sawu. Lalu gelombang tinggi laut 2,4 hingga 4 meter di barat Selat Sumba, juga di Perairan Sawu, Kupang dan Rote.
“Pergerakannya ini menjauhi wilayah Indonesia, bukannya mendekat ya, tetapi pengaruh cuaca ekstremnya ada,” sebutnya.
Adanya tiga bibit siklon ini pun berinteraksi dengan dinamika atmosfer yang juga terjadi serentak di wilayah Indonesia termasuk NTT. Fenomena atmosfer ini seperti Monsun Asia, Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang atmosfer.
Baca juga: 1.686 Bencana di Indonesia Renggut 91 Nyawa di Awal 2022
BMKG juga memilah potensi siaga atau potensi mengalami hujan lebat yang berdampak hingga bencana hidrometeorologi.
Khusus NTT, lanjut dia, terdapat wilayah yang berpotensi siaga dan waspada. Daerah siaga cuaca ekstrim sedari 5 hingga 7 Februari 2022 adalah Sumba Barat, Sumba Timur, Manggarai, Manggarai Barat, Sumba Barat Daya.
Sedangkan daerah waspada cuaca ekstrem di NTT adalah Sumba Tengah, Ende, Nagekeo, Manggarai Timur, Kota Kupang, Sabu Raijua, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Kupang, Alor, Rote Ndao, Malaka, Flores Timur dan Sumba Timur.
“Untuk kondisi cuaca wilayah per kecamatan bisa dilihat di signature.bmkg.go.id,” sebutnya.
Secara umum, sebutnya, NTT mengalami hujan kategori tinggi hingga sangat tinggi di dasarian satu Februari ini. Hujan lebat akan terjadi 5 sampai 7 Februari lalu mulai tanggal 8 hingga 12 hujan cenderung menurun.
Awan Cumulonimbus juga akan mempengaruhi penerbangan di wilayah nusa tenggara. Sementara gelombang tinggi 2 hingga 4 meteran dapat terjadi di perairan selatan NTT dari 5 hingga 7 Februari. (Putra Bali Mula)