Kupang – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 1.686 bencana terjadi di Indonesia dalam periode Januari hingga Mei 2022, yang didominasi dengan bencana banjir dan cuaca ekstrem.
“Per 1 Januari 2022 sampai 30 Mei 2022 sudah terjadi 1.686 bencana di Indonesia dengan didominasi oleh bencana banjir sebanyak 668 kali, lalu cuaca ekstrem, lalu tanah longsor, ada lagi gempa bumi,” kata Kepala Bidang Pengendalian Taktis dan Evaluasi Operasi, Pusat Pengendalian Operasi BNPB Riswandi dalam Webinar Lesson Learned: Banjir Rob di Musim Kemarau yang diadakan oleh Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, yang dipantau secara virtual di Jakarta, Kamis.
Pada periode tersebut, terdapat 11 kejadian gempa, 79 peristiwa kebakaran hutan dan lahan, 1 peristiwa kekeringan. Selanjutnya, ada 668 kejadian banjir, 313 kejadian tanah longsor, 606 peristiwa cuaca ekstrem dan 8 kejadian gelombang pasang dan abrasi.
Riswandi mengatakan, bencana yang terjadi selama periode itu mengakibatkan 91 orang korban jiwa. Ada 2.279.865 orang menderita dan mengungsi, 692 orang mengalami luka-luka serta 11 orang dinyatakan hilang.
Bencana-bencana tersebut juga menyebabkan kerusakan, antara lain sekitar 23.526 rumah rusak dan 617 fasilitas umum rusak.
“Di balik kemakmuran dan kesuburan tanah di Indonesia, terdapat potensi dan ancaman bencana yang mengintai di sekitar kita,” ujar Riswandi.
Khusus di Provinsi Jawa Tengah, jumlah kejadian bencana periode 1 Januari-31 Mei 2022 adalah 1.243 bencana, yang meliputi antara lain 160-an peristiwa banjir, 15 kejadian banjir rob, dan 547 peristiwa tanah longsor.
Jumlah kejadian banjir di Jawa Tengah menyebabkan 10 orang meninggal, 68 luka-luka, dan 582.729 kepala keluarga mengungsi.
Baca juga: Potret NTT Luluh Lantak Diterjang Badai Seroja Setahun Lalu
Data yang diperoleh KatongNTT dari laman website BPBD NTT menyebutkan, selama periode Januari hingga Maret 2022 terdapat 74 kejadian bencana. Bencana didominasi oleh kejadian banjir sebanyak 40 kasus, disusul bencana tanah longsor sebanyak 21 peristiwa.
Selanjutnya, peristiwa angin kencang/angin puting beliung sebanyak 5 kejadian, banjir dan longsor sebanyak 4 kasus, disusul gelombang pasang dan abrasi sebanyak 3 kasus serta 1 peristiwa cuaca ekstrem.
Bencana yang terjadi di NTT mengakibatkan 8 orang meninggal dunia dan 330 orang menderita dan mengungsi. Kejadian bencana juga mengakibatkan 296 unit rumah rusak, dengan rincian 101 rumah rusak berat, 67 rumah rusak sedang dan 128 untu mengalami rusak ringan.
Selain itu, terdapat 6 fasilitas yang rusak yakni 1 tenpat ibadah, 3 fasilitas pendidikan dan 2 fasilitas kesehatan. Sebanyak 6 jembatan juga rusak selama periode tersebut.
Bencana paling banyak terjadi di Kabupaten Ende sebanyak 15 kejadian, disusul Kabupaten Kupang sebanyak 14 kali. [Joe/ANTARA]