Banjir bandang di Desa Ineria, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada pada Sabtu dini hari, 4 September 2021 menelan dua korban jiwa. Satu orang belum ditemukan dan sedikitnya 24 warga diungsikan ke tempat yang lebih aman.
Jurnalis Ekorantt, Robertus Bellarminus Rhado yang berada di lokasi bencana menjelaskan banjir bandang yang menerjang rumah warga Desa Inerie berjarak sekitar 100 meter dari bibir pantai.
Jurnalis yang disapa Belmin lebih lanjut menjelaskan kepada KatongNTT , Sabtu malam tentang perjalananya ke Desa Inierie membutuhkan waktu sekitar 3 jam dengan bersepeda motor. Dia berangkat dari jam 7 pagi dari rumahnya.
“Saat dalam perjalanan cuaca kurang bersahabat, beberapa tempat mendung dan hujan sehingga saya harus berhenti di beberapa tempat untuk berteduh,” kata Belmin.
“Jalan menurun dan berkelok membuat saya harus memperlambat kecepatan motor saya,” ujarnya.
Saat dia memasuki Kecamatan Inerie cuaca berubah tidak lagi mendung. Namun cuaca tampak cerah seperti biasa.
Butuh waktu sekitar 30 menit perjalanan dari Kantor Camat Inerie menuju Desa Inerie.
“Sampai di lokasi banjir, banyak warga dari desa lain sedang berjejer di pinggir kali melihat kondisi kali setelah dilanda banjir,” tutur Belmi.
Di bagian kiri sungai tersebut, sebuah eksavator sedang melakukan pencarian seorang pria yang belum ditemukan. Proses pencarian itu dibantu aparat kepolisian dari Kepolisian Resor Ngada dan Personil dari Kodim 1625 Ngada.
Di bantaran sungai, sisa material banjir seperti pohon dan batu tampak tertumpuk.
Seorang warga Desa Inerie, Lipos Righo menjelaskan, dia mendengar suara seperti pesawat yang akan mendarat. Dia lantas mengambil senter dan mengarahkan senternya ke arah sungai.
Dia menyaksikan pemandangan tidak biasa ketika air memasuki sungai dan meluap ke arah rumah warga. Air deras membawa material seperti batu dan kayu.
Sadar akan bahaya, Lipos berusaha menyelamatkan diri.
Sebanyak 24 orang telah dievakuasi ke rumah kerabat mereka di desa tersebut. Korban yang meninggal dibawa ke puskesmas di Desa Inerie.
Kondisi rumah warga yang tertimpun lumpur membuat masyarakat meminta bantuan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah Ngada dan aparat yang melakukan pencarian.
“Dari informasi yang saya terima bantuan pertama datang dari Pemda Ngada Melalui BPBD Ngada, aparat polres Ngada dan Anggota Kodim 1625 Ngada,” ujar Belmin.
Listrik padam sehingga membuat Desa Inerie yang dilanda banjir bandang gelap gulita.
Menurut informasi yang dihimpun Belmin, banjir bandang baru pertama kali terjadi di Desa Inerie.(Rh)