26 March 2023
Cegah Kepunahan, Konservasi Penyu Nangabere Perlu Ditingkatkan
Lingkungan

Cegah Kepunahan, Konservasi Penyu Nangabere Perlu Ditingkatkan

Mar 18, 2023

Labuan Bajo – Penyu merupakan biota laut yang dilindungi karena keberadaannya terancam punah. Pemerintah dan masyarakat terus berupaya agar penyu dan ekosistemnya berkembang baik. Desa Nanga Bere merupakan salah satu desa di Kecamatan Lembor Selatan, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Perairan bagian selatan masuk dalam kawasan konservasi nasional yang dikenal dengan Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu.

Tidak seperti Labuan Bajo, Nanga Bere belum banyak dikenal orang. Akses ke lokasi ini masih terbilang sulit dan terbatas. Moda transportasi yang bisa dipakai menuju lokasi ini tidak mudah karena kendala infrastruktur jalan. Meski minim perhatian, warga yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Bangko Bersatu di Nanga Bere, terus menjaga kelestarian penyu. Sejak awal tahun 2021 hingga akhir 2022 lalu, sekitar 1.800 penyu sudah dilepasliarkan ke TNP Laut Sawu.

“Melepasliarkan penyu adalah bentuk komitmen kami untuk mendukung pelestarian penyu,” kata Ketua Ikatan Pemuda Peduli Konservasi (IPPK) Fadil Mubaraq selaku anggota Pokmaswas Bangko Bersatu belum lama ini.

Sejak dibentuk pada tahun 2017, seperti ditulis Antara, Pokmaswas Bangko Bersatu menjalankan berbagai upaya melestarikan populasi penyu, termasuk penangkaran dan pelepasliaran penyu ke TNP Laut Sawu serta kegiatan edukasi dan sosialisasi mengenai pelestarian penyu. Kelompok pengawas yang dibentuk pengelola TNP Laut Sawu itu juga mendukung upaya pemantauan populasi penyu dan budi daya mangrove.

Pokmaswas Bangko Bersatu mulai melakukan upaya penyelamatan telur penyu pada 9 Mei 2017 dan selama tahun 2017 sudah melepaskan 676 anak penyu atau tukik ke TNP Laut Sawu. Setiap tahun, belasan hingga puluhan sarang telur ditemukan di sekitar pantai Nangabere.Jenis penyu yang berkembang biak adalah Penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu lekang (Lepidochelys olivacea) dan penyu Pipih (Natator depressus).

Jauh sebelumnya, kelestarian penyu di daerah Lembor Selatan terancam karena warga mengambil telur dan menangkap penyu untuk dijual atau dikonsumsi.

Fadil mengatakan sekarang warga tidak lagi mengambil telur penyu dan menangkap penyu untuk dijual atau dikonsumsi berkat upaya penyuluhan dan edukasi yang terus dilakukan untuk melestarikan populasi penyu. Warga umumnya telah memahami pentingnya upaya konservasi alam bagi kelangsungan hidup mereka.

Para pemuda yang tergabung dalam IPPK terlibat dalam pelestarian penyu oleh Pokmaswas Bangko Bersatu. Mereka memanfaatkan media sosial untuk mengkampanyekan pelestarian penyu. Selain itu, membangun pusat pelestarian penyu yang dinamai Beolejongpenyu.

“Kami sudah berkomitmen untuk menjadikan daerah ini sebagai salah satu daerah percontohan pelestarian penyu di daratan Flores dan Indonesia,” kata Fadil.

Abdul Karim yang juga Ketua Pokmaswas Bangko Bersatu mendedikasikan sebagian waktunya sejak 2017 lalu untuk kegiatan pelestarian penyu. Pelestarian penyu di Pantai Kampung Bangko, Desa Nanga Bere, tetap berjalan meski tak ada bantuan anggaran untuk pengelolaan baik dari pihak terkait atau pemerintah. Dukungan dari IPPK dinilai sangat berarti karena kehadiran kelompok kaum muda ini didasari kepedulian terhadap ekosistem laut. [K-02]

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *