Jakarta – Insinerator terbesar untuk mengolah dan memusnaskan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya) telah hadir di Indonesia.
PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) menghadirkan insinerator terbesar itu untuk terus meningkatkan kapasitas pengolahan limbah B3 di Tanah Air.
Presiden Direktur PPLI Yoshiaki Chida menjelaskan alat ini menggunakan metode insinerasi. Artinya, proses pengolahan limbah secara termal yang memanfaatkan energi panas untuk membakar limbah.
Proses pembakaran ini dilakukan secara terkendali pada suhu tinggi pada suatu alat tertutup yang disebut insinerator.
Energi panas yang digunakan dalam proses insinerasi tidak hanya menghancurkan polutan yang terkandung dalam limbah. Tetapi mampu mengurangi massa dan volume limbah secara signifikan.
PPLI meningkatkan layanan pengolahan limbah B3 dengan menghadirkan insinerator raksasa yang mampu memusnahkan limbah B3 hingga 50 ton per hari. Jadi, jumlah total limbah B3 yang bisa diolah PPLI melebihi 800 ton per hari.
Adanya peralatan pengolah limbah B3 berkapasitas besar ini akan memperkaya teknologi pengelolaan limbah yang dapat ditawarkan.
“Sekaligus memberikan fleksibilitas bagi PPLI sebagai one-stop-service pengelolaan limbah untuk seluruh industri di Indonesia,” ujar Yoshiaki dalam keterangannya pada 9 Desember 2021.
Insinerator ini juga telah mengantongi Surat Kelayakan Operasional di bidang Pengelolaan Limbah B3 dengan cara termal menggunakan insinerator dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Ini tentunya setelah melalui proses ujicoba selama beberapa bulan.
“Dengan keluarnya Surat Kelayakan Operasional ini, secara resmi insinerator bisa difungsikan secara penuh,” ujarnya.
Direktur Operasional PPLI Syarif Hidayat menerangkan insenerasi limbah memanfaatkan panas untuk menghancurkan limbah dan polutan. Limbah medis adalah salah satu yang dapat dikelola dengan metoda ini.
Alat ini juga bisa memproses limbah organik yang memang dapat terbakar seperti oil sludge, paint sludge, used rags, limbah berbahan plastik, bahan dan produk kadaluwarsa.
“Lumpur bekas pengeboran, sludge IPAL industri, bahan kimia kadaluwarsa serta sisa sampel dari lembaga riset juga menjadi ‘makanan’ insinerator,” ujar Syarif.
insinerator raksasa PPLI menggunakan model vertical stoker. Tipe ini dapat digunakan untuk limbah yang tidak tersegregasi serta limbah dengan kandungan kelembaban tinggi. Sehingga limbah dapat dibakar tanpa memerlukan bahan bakar.
Selain itu, pengolah limbah B3 ini dilengkapi dengan peralatan pengendalian emisi. Sehingga dapat memenuhi persyaratan emisi yang terketat sekalipun seperti persyaratan emisi Uni Eropa. (Limbah News)