Kota Kupang di Kepung Sampah, Perda Tak Bernyali - Katong NTT    
No Result
View All Result
Kamis, Juli 7, 2022
  • Login
Katong NTT
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
    • Cerita Puan
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Agribisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Editorial
    • Opini
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
    • Cerita Puan
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Agribisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Editorial
    • Opini
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi
Home Peristiwa Lingkungan

Kota Kupang di Kepung Sampah, Perda Tak Bernyali

KatongNTT Editor: KatongNTT
31 Mei 2022
A A
Sampah kepung Kota Kupang. Warga membuat papan larangan namun namun larangan itu tidak dihiraukan (Joe-KatongNTT)

Sampah kepung Kota Kupang. Warga membuat papan larangan namun namun larangan itu tidak dihiraukan (Joe-KatongNTT)

1
SHARES
Share on FacebookShare on TwitterWhatsapp

Kupang – Persoalan sampah di Kota Kupang bukan masalah baru. Masalah ini sudah berlarut-larut tanpa arah penyelesaian yang jelas.

Pemerintah Kota Kupang melalui berbagai cara berupaya mengatasi masalah sampah di Kota Kupang. Misalnya dengan penambahan armada angkutan sampah, peningkatan status tempat penampungan akhir di Alak serta berbagai regulasi terkait pengelolaan sampah.

BacaJuga:

Banyak rumah warga yang rusak akibat badai Seroja (ANTARA/Aditya Pradana Putra)

Kepemilikan Lahan Hambat Pencairan Dana Korban Badai Seroja di Kupang

9 Juni 2022
Konsulat Australia Bali, Anthea Griffin bersama Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore meninjau pembuatan pupuk di Naioni (pkp)

Australia Latih Petani Sayur di Kota Kupang Membuat Pupuk

24 Mei 2022

Peraturan Daerah (Perda) Kota Kupang nomor 3 tahun 2011 merupakan salah satu regulasi terkait sampah. Perda ini mengatur tentang Penyelenggaraan Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Berikutnya ada Perda Kota Kupang nomor 4 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pengurangan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Namun sejauh ini penerapan peraturan daerah itu seperti jalan di tempat.

Masalah sampah masih saja dijumpai di Kota Kupang. Tempat penampungan sementara (TPS) banyak yang dijumpai dalam keadaan penuh. Bahkan ada yang dibuang di samping tempat penampungan. Misalnya di pasar ikan dekat hotel Sotis Kupang. Konteiner sampah tampak penuh dan sebagian sampah plastik dibuang di samping konteiner.

Konteiner sampah di depan pasar ikan dekat hotel Sotis penuh dengan sampah bahkan sampah lain ditumpuk di sebelah konteiner (Joe-KatongNTT)

Lahan-lahan kosong pun tidak luput dari sampah. Lahan kosong di depan SD Inpres Oesapa Kecil 1 adalah salah satu lokasi pembuangan sampah. Di belakang pasar ikan Pasir Panjang, warga membuat papan larang membuang sampah. Namun tulisa di papan itu seperti tak dihiraukan. Sampah malah menumpuk pada tiang papan tersebut.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Kupang, Orson G. Nawa pada Senin (25/4/2022) mengatakan dalam sehari sampah yang diangkut oleh DLHK mencapai 86 ton. Itu pun belum semua sampah di Kota Kupang terangkut.

“Itu karena masih banyak warga yang membuang sampah di luar jam buang sampah,” ujar Orson.

Orson menjelaskan, kesadaran warga membuang sampah masih rendah. Pemerintah Kota Kupang sudah mengatur jam pembuangan sampah mulai pukul 18.00 WITA sampai pukul 06.00 WITA.

Pihaknya belum berniat untuk menerapkan sanksi bagi warga yang membuang sampah sembarangan. Meski dalam Perda Nomor 3 tahun 2011 pasal 43 menyebutkan warga yang melanggar ketentuan Pasal 40 diancam pidana kurungan selama 6 bulan dan denda sebesar Rp. 50 juta.

“Belum ada sanksi. Masih tingkat persuasif. Kami masih mendorong budaya bersih dan tertib di masyarakat. Itu yang kita utamakan,” kata Orson.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Ondy Siagian kepada KatongNTT beberapa waktu lalu mengatakan masalah sampah Kota Kupang salah satu faktornya adalah kesadaran masyarakat memilah sampah. Hal itu menurut Ondy sangat penting.

Ondy mengatakan tidak menutup kemungkinan regulasi pengelolaan sampah yang berisi sanksi perlu diterapkan. “Mungkin ke depan perlu ada (sanksi bagi yang melanggar),” jelas Ondy.

Perda Nomor 4 tahun 2011 lebih menekankan pada upaya pengurangan sampah. Dalam Pasal 10 ayat (1) disebutkan tiga upaya pengurangan sampah diantaranya, pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah dan penggunaan kembali sampah.

Namun peraturan itupun tak kunjung diterapkan. Berbagai penelitian tentang pengelolaan sampah di Kota Kupang menunjukkan Perda yang mengatur tentang sampah belum diterapkan dengan baik.

Penelitian Liky Y. Ledoh yang dimuat pada Jurnal Inovasi Kebijakan menunjukkan penerapan kedua Perda tersebut belum maksimal lantaran belum tersedianya kebijakan dan strategi daerah. Berikutnya belum ada rencana induk pengelolaan sampah sebagai acuan penanganan dan pengurangan sampah.

Penelitian lain yang dilakukan Wilian Djani dan kawan-kawan dari Universitas Nusa Cendana Kupang menunjukkan regulasi terkait pengelolaan sampah yang dibuat oleh Pemerintah Kota Kupang hanya dipahami oleh pembuat regulasi. Kurangnya sosialisasi Perda tersebut, masyarakat tidak memahami isi Perda.(Joe)

ShareTweetSend
Previous Post

Yang Terlupakan dari Pemberian Nama Jalan Frans Lebu Raya di Kota Kupang

Next Post

Ini Penjelasan BMKG Soal Suhu Panas di NTT

KatongNTT

KatongNTT

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

RelatedPosts

Banyak rumah warga yang rusak akibat badai Seroja (ANTARA/Aditya Pradana Putra)
Lingkungan

Kepemilikan Lahan Hambat Pencairan Dana Korban Badai Seroja di Kupang

9 Juni 2022
Konsulat Australia Bali, Anthea Griffin bersama Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore meninjau pembuatan pupuk di Naioni (pkp)
Lingkungan

Australia Latih Petani Sayur di Kota Kupang Membuat Pupuk

24 Mei 2022
Mulyono, tukang sol sepatu dan sandal di pinggir Jalan Soeharto, Naikoten 1, Kupang, Provinsi NTT, 9 Mei 2022. (Ruth-KatongNTT)
Inspirasi

Kisah Tukang Sol Sepatu Memaknai Cinta dari Pahitnya Hidup

10 Mei 2022
Jalan Frans Lebu Raya di Kota Kupang menggantikan Jalan Perintis Kemerdekaan dan Jalan Bundaran PU di Kota Kupang, 25 April 2022. (Ruth-KatongNTT.com)
Peristiwa

Yang Terlupakan dari Pemberian Nama Jalan Frans Lebu Raya di Kota Kupang

31 Mei 2022
Next Post
Ilustrasi suhu panas (liputan6.com)

Ini Penjelasan BMKG Soal Suhu Panas di NTT

Discussion about this post

Iklan KatongNTT

Kerupuk Gendhar Jawi Kerupuk2A oke lagi

Video

KatongNTT com

KatongNTT com
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjl3TDVlXzhULVFF Berawal dari tugas kuliah, Epi dan Siska kemudian memutuskan untuk fokus berjualan camilan Ublin. Keduanya merupakan mahasiswa pertanian Universitas Nusa Cendana yang pada tahun 2015 ditugaskan untuk membuat makanan dari pangan lokal dan memasarkannya.

Ublin ini adalah camilan tempo dulu. “Anak muda sekarang tidak tahu ini makanan apa. Yang tahu hanya orang-orang tua saja, jadi yang pesan itu kebanyakan orang tua. Jadi mereka seperti mengenang kembali masa lalu dengan Ublin ini," kata Epi.. Yuk, simak tayangan videonya. *****
Berawal dari tugas kuliah, Epi dan Siska kemudian memutuskan untuk fokus berjualan camilan Ublin. Keduanya merupakan mahasiswa pertanian Universitas Nusa Cendana yang pada tahun 2015 ditugaskan untuk membuat makanan dari pangan lokal dan memasarkannya.

Ublin ini adalah camilan tempo dulu. “Anak muda sekarang tidak tahu ini makanan apa. Yang tahu hanya orang-orang tua saja, jadi yang pesan itu kebanyakan orang tua. Jadi mereka seperti mengenang kembali masa lalu dengan Ublin ini," kata Epi.. Yuk, simak tayangan videonya. *****
Kisah Orang Muda NTT Bisnis Camilan Jadul Ublin
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjl3TDVlXzhULVFF
Aisha Djawas atau disapa Icha Djawas sejak kecil memimpikan bekerja sebagai konsultan teknik.  Dia fokus untuk mewujudkan impiannya dengan mengambil studi teknik sipil. Namun dengan kehadiran ketiga putrinya, Icha memutuskan bekerja dari rumah sambil mendampingi sepenuhnya masa tumbuh kembang mereka. Hobi lamanya meracik dan memasak sambal menjadi sumber mata pencarian baru. Icha kini menjadi pengusaha UMKM di NTT yang dikenal dengan sambal se'i sapi dan aneka sambal lainnya. Setiap bulan dia meraup penghasilan antara Rp 4 juta hingga Rp 5 juta. *****
Tinggalkan Konsultan Teknik, Aisyah Djawas Fokus Berbisnis Aneka Sambal
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjhrb1ZFTzNNblJZ
Jublina Juliana Kule, 67 tahun memanfaatkan daun dan serat pohon lontar untuk membuat anyaman. Meski awalnya ragu tentang minat pembelinya dan pasar, Julia, sapaan akrabnya, boleh tersenyum karena anyamannya diminati banyak orang. Dekranasda NTT membuka jalan bagi Julia untuk mendapat pembeli dan pasar. Yuk... silakan menontonnya. *****
Julia Manfaatkan Daun & Serat Pohon Lontar Membuat Anyaman Unik
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjBCZnB4VTk2YXNR
Pandemi Covid-19 membuat dunia bisnis terpuruk. Begitupun Meli Kurniawan, penjualan produk abon sapi, abon ikan dan bumbu siap saji sempat anjlok. Namun Meli tak menyerah, dia beralih dengan memanfaatkan media sosial atau medsos. Alhasil produk UMKM buatan Meli banjir pesanan. Yuk tonton bagaimana Meli mengelola bisnis ini. *****
Manfaatkan Medsos, Abon Sapi & Ikan Buatan Meli Banjir Pesanan
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLldON3hhUHQ3bkpF
Duta Besar Republik Indonesia untuk Rumania & Republik Moldova, M. Amhar Azeth dan istrinya Martiyas Indriastuti berkunjung ke gedung Dekranasda NTT pada 6 Juni 2022. Dubes Amhar mengatakan, produk NTT berpeluang untuk diekspor ke Rumania.  
"Ada beberapa komunitas di Eropa yang menyukai produk-produk yang bersifat budaya. Nah itu yang jadi pasar kita,” kata Amhar. Silakan menontonnya...
Dubes RI Jajaki Peluang Ekspor Produk NTT di Rumania
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLnVHRjRsSFVKRF9F
Epa Lomi Ga, 43 tahun, pengusaha UMKM produk hasil laut kota Kupang terinsiprasi dengan kekayaan laut Provinsi NTT. Dia pun memproduksi se'i ikan sebagai oleh-oleh khas NTT. Jika selama ini kuliner terkenal NTT berupa se'i babi dan se'i sapi, maka Epa mencoba memperkenalkan se'i ikan yang bahan bakunya adalah ikan Marlin. Tak disangka produk se'i ikan buatan pria asal Amarasi ini mendapat sambutan dari masyarakat. Mencermati potensi pasar yang besar, Epa ingin mengembangkan sayap bisnisnya. Hanya saja dia terkendala modal dan akses pasar di luar NTT. Yuk, simak videonya untuk mendapatkan informasi lebih rinci dan lengkap. (Kerjasama KatongNTT.com-Dekranasda NTT)
Terinspirasi Kekayaan Laut NTT, Epa Gagas Se’i Ikan
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLi1jY0w1LWdzNUdB
Tak disangka di tangan Gladys Matthew,  resep kecap manis tanpa kedelai warisan mertuanya mulai mendapat tempat di hati masyarakat NTT bahkan hingga di luar NTT. Kecap yang bahan bakunya berupa nira pohon lontar dan rempah-rempah dikemas dalam dua wadah berbeda, botol dan standing pouch. Harganya terjangkau semua kalangan.  
Gladys menuturkan, kecap manis Letodae cap Malada berbahan organik sehingga ini menambah nilai jual dari produknya itu. Pemasaran kecap pertama kali di Surabaya. Dia kemudian memasarkannya ke beberapa toko penjual produk kecap di Kota Kupang. Di Dekranasda NTT, kecap tanpa kedelai ini  laris manis. Dan dalam waktu dekat, Gladys akan memasarkannya ke Labuan Bajo dan mengekspornya ke Timor Leste. *****
Kecap Tanpa Kedelai dari Nira Lontar Jadi Icon NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLm54NHpJcHZSbU9F
Boleh jadi banyak masyarakat Indonesia belum tahu bahwa NTT punya cokelat yang bahan bakunya yakni kakao yang terbaik di dunia. Cokelat Ghaura, begitu nama yang diberikan pemiliknya. Cokelat ini diproduksi pertama kali tahun 2019 dan dalam tempo tiga tahun sudah dipasarkan ke beberapa kota termasuk ke luar negeri seperti Australia, Amerika, Inggris, Prancis, dan Belanda. Yuk simak tayangan KatongNTT.com menyusuri sejarah lahirnya cokelat Ghaura yang dkilaim berkualitas premium.
Menyusuri Sejarah Cokelat Ghaura Hadir di NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLlY3YjBleXlpVy04
Ketua Dekranasda NTT: SLB Fokus ke Talenta dan Kebutuhan Pasar
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLi1uNXpBUlotLU0w
Load More... Subscribe

Podcast

Poling

Recent News

Abdul Aziz Ismail, consultan LSM Tanaganita Malaysia (kiri) bersama Kristo Kolimo (tengah) di rumah orang tua Adelina Sau (Joe-KatongNTT)

Tangis Haru Pecah di Rumah Orang Tua Adelina Sau

6 Juli 2022
Ilustrasi Komodo (Ist)

Tarif Masuk Pulau Komodo Rp 3,75 Juta Mulai 1 Agustus 2022

5 Juli 2022

© 2022 Katongntt.com - Merawat Suara Hati

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
    • Cerita Puan
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Agribisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Editorial
    • Opini

© 2022 Katongntt.com - Merawat Suara Hati

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
Sign Up with Linked In
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In