Napak Tilas Kematian Adelina Sau, Ini Harapan Sang Ibu - Katong NTT    
No Result
View All Result
Kamis, Juli 7, 2022
  • Login
Katong NTT
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
    • Cerita Puan
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Agribisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Editorial
    • Opini
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
    • Cerita Puan
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Agribisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Editorial
    • Opini
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi
Home Peristiwa Pekerja Migran

Napak Tilas Kematian Adelina Sau, Ini Harapan Sang Ibu

KatongNTT Editor: KatongNTT
31 Mei 2022
A A
Yohana Banunaek, ibu Adelina Sau menuturkan kepada jurnalis KatongNTT.com pada 9 November 2021atas kematian anaknya di Malaysia.(Joe-KatongNTT.com)

Yohana Banunaek, ibu Adelina Sau menuturkan kepada jurnalis KatongNTT.com pada 9 November 2021atas kematian anaknya di Malaysia.(Joe-KatongNTT.com)

1
SHARES
Share on FacebookShare on TwitterWhatsapp

Yohana Banunaek masih mengingat dengan jernih saat menerima kabar kematian anak perempuannya, Adelina Sau sekitar 3 tahun lalu. Sebenarnya, dia sudah lama berharap kabar dari anaknya yang meninggalkan rumah untuk mengubah nasibnya.

Yohana rindu mendengarkan cerita indah dari Adelina Sau yang bekerja beribu kilometer dari rumahnya di Desa Abi, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur.  

BacaJuga:

Abdul Aziz Ismail, consultan LSM Tanaganita Malaysia (kiri) bersama Kristo Kolimo (tengah) di rumah orang tua Adelina Sau (Joe-KatongNTT)

Tangis Haru Pecah di Rumah Orang Tua Adelina Sau

6 Juli 2022
Koalisi Masyarakat Sipil untuk Keadilan Bagi Adelina menggelar aksi protes atas putusan bebas Mahakamah Perutusan Malaysia terhadap majikan Adelina Sau, Ambika M.A Shan pada Kamis lalu,24 Juni 2022. Aksi protes digelar Senin, 27 Juni 2022 di depan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta. (Dok Koalisi)

Pemerintah Didesak Buat Nota Protes ke Malaysia Soal Kasus Adelina Sau

27 Juni 2022

Di satu hari Minggu, Yohana mendengar telepon selulernya berbunyi. Suara seorang pria memperkenalkan diri sebagai Pendeta Isak Laa dan mencari dirinya.  Pendeta Isak menyampaikan kabar tentang seorang perempuan benama Adelina Lisao yang sebenarnya adalah Adelina Sau.

Kabar itu adalah kabar pertama yang ditunggu-tunggu Yohana. Adelina keluar dari rumah keluarganya pada tahun 2015. Saat itu Adelina memang beberapa kali diminta untuk menjadi pekerja migran. Namun orang tuanya tidak mengizinkan.

Adelina lalu berangkat ke Kupang saat Ibunya tidak berada di rumah. “Saat itu saya berada di sawah,” kata Yohana mengenang saat anaknya berangkat. Ayahnya, Marten Sau saat itu berada di rumah namun tidak mengetahui kemana Adelina akan pergi.

“Saat itu dari atas motor Adelina berkata bahwa dia pergi dan tidak akan kembali. Saya tidak punya pikiran negatif, saya hanya berpikir dia akan menikah,” kata Marten.

Yohana tidak mampu berkata-kata lagi saat Pendeta Isak menyampaikan anaknya meninggal di Malaysia. Suara di balik telepon itu tidak dijawab lagi. Dia berurai air mata menerima kabar yang tak disangka itu. Kabar pertama dan terakhir dari anak perempuannya.

Adelina meninggal di Malaysia pada 11 Februari 2018 atau 3 tahun setelah ia meninggalkan rumah orang tuanya.

Sudah  3 tahun 8 bulan sejak kematian Adelina ketika KatongNTT.com  menemui orang tua Adelina Sau di rumahnya. Tepatnya  pada Selasa, 9 November 2021 siang di kediaman mereka.

Dalam perjalanan menuju rumah orang tua Adelina Sau, KatongNTT.com bertemu Uri Sole, supir ojek yang mengetahui tentang peristiwa kematian perempuan itu dan memberikan bantuan kepada KatongNTT.com untuk menemukan makam Adelina Sau dan rumah orang tuanya.

 Setelah melewati jembatan kayu dan jalan aspal yang berlobang di sana sini, kami tiba di Desa Oelet, Kecamatan Amanuban Timur. Kami berbelok melalui jalan sirtu menuju Desa Abi. Sekitar 2 kilometer melalui jalanan sirtu untuk tiba di makam Adelina.

Yohana kemudian menuturkan bahwa dia  tidak pergi ke kebun hari itu. Sehingga pertemuan itu dapat dilanjutkan dengan wawancara seputar peristiwa Adelina Sau.

“Bapak tadi mau ke kebun, tapi tiba-tiba tidak jadi. Mungkin ini jalan Tuhan untuk kita bisa bertemu,” kata Yohana.

Sambil mengunyah sirih pinang, Yohana berkata, kepergiaan Adelina meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga. Sebagai anak kedua dari empat bersaudara, Adelina dikenal anak yang rajin dan penurut.

Adelina selalu membantu orang tua untuk menyelesaikan pekerjaan di ladang maupun di sawah. Kata Yohana, Adelina anak pendiam yang selalu bekerja tanpa harus disuruh. Dia tidak pernah membantah perkataan orang tuanya.

“Dia kalau kerja itu tenang, belum pernah sekalipun kita nasehati lalu dia membantah. Tidak pernah,” kata Yohana dalam bahasa daerah.

Hampir empat tahun Adelina meninggal di Malaysia, namun bagi Yohana, Adelina tetap ada di lubuk hatinya. Bahkan Yohana sering bermimpi bertemu Adelina.

“Saya terus melihat wajah Adelina setiap kali tidur. Meski sudah tidak ada di dunia yang sama, tapi Adelina tidak jauh dari saya. Adelian ada di hati saya,” ujar Yohana berderai air mata.

Penderitaan Adelina meninggal karena disiksa, meninggalkan luka yang begitu dalam bagi orang tuanya. Yohana tidak mau melihat video saat anaknya dipukul dan ditendang. Dia meminta video dimatikan karena tidak tega melihat anaknya diperlakukan seperti itu.

Yohana akan mengiklaskan kepergiaan anaknya andaikata disebabkan menderita sakit. Namun penyiksaan itu, menggoreskan luka yang teramat dalam bagi keluarga.

Yohana meminta penyiksa anaknya itu diberikan hukuman yang setimpal. Gigi ganti gigi. Majikan Adelina harus dihukum mati.

“Saya punya anak mati dan saya tidak bisa lihat dia lagi, majikan itu juga harus (dihukum) mati. saya punya anak meninggal tapi majikan itu masih bisa bebas. Dia bisa senang-senang, tapi saya susah,” kata Yohana.

Dia menjelaskan, keluarga meminta agar pelaku dihukum mati. Perbuatan majikan Adelina Sau di Penang, Malaysia dinilai sudah sangat tidak manusiawi dengan membiarkan anak mereka tidak makan lebih dari sebulan lalu tidur dengan anjing.

“Hukum mati biar kami juga puas. Anak kami meninggal tapi majikan bisa bebas. Kenapa dia bisa bebas?,” tegas Yohana Banunaek. (Joe)

ShareTweetSend
Previous Post

Pejuang Kemanusiaan asal NTT, Suster Eustochia Wafat

Next Post

Bisnis UMKM Kokoh di Tengah Pandemi

KatongNTT

KatongNTT

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

RelatedPosts

Abdul Aziz Ismail, consultan LSM Tanaganita Malaysia (kiri) bersama Kristo Kolimo (tengah) di rumah orang tua Adelina Sau (Joe-KatongNTT)
Pekerja Migran

Tangis Haru Pecah di Rumah Orang Tua Adelina Sau

6 Juli 2022
Koalisi Masyarakat Sipil untuk Keadilan Bagi Adelina menggelar aksi protes atas putusan bebas Mahakamah Perutusan Malaysia terhadap majikan Adelina Sau, Ambika M.A Shan pada Kamis lalu,24 Juni 2022. Aksi protes digelar Senin, 27 Juni 2022 di depan Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta. (Dok Koalisi)
Pekerja Migran

Pemerintah Didesak Buat Nota Protes ke Malaysia Soal Kasus Adelina Sau

27 Juni 2022
Ilustrasi Perdagangan Orang (Jalastoria)
Opini

Kasus Adelina Sau Adalah Masalah Kebangsaan dan Martabat Orang NTT

27 Juni 2022
Majikan Adelina Sau, Ambika M.A. Shan (Malay Mail)
Pekerja Migran

Peluang Menjerat Pembunuh Adelina Sau Masih Terbuka

25 Juni 2022
Next Post
Tangkapan layar tempat usaha Canteen Resto & Cafe (Joe-KatongNTT)

Bisnis UMKM Kokoh di Tengah Pandemi

Discussion about this post

Iklan KatongNTT

Kerupuk Gendhar Jawi Kerupuk2A oke lagi

Video

KatongNTT com

KatongNTT com
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjl3TDVlXzhULVFF Berawal dari tugas kuliah, Epi dan Siska kemudian memutuskan untuk fokus berjualan camilan Ublin. Keduanya merupakan mahasiswa pertanian Universitas Nusa Cendana yang pada tahun 2015 ditugaskan untuk membuat makanan dari pangan lokal dan memasarkannya.

Ublin ini adalah camilan tempo dulu. “Anak muda sekarang tidak tahu ini makanan apa. Yang tahu hanya orang-orang tua saja, jadi yang pesan itu kebanyakan orang tua. Jadi mereka seperti mengenang kembali masa lalu dengan Ublin ini," kata Epi.. Yuk, simak tayangan videonya. *****
Berawal dari tugas kuliah, Epi dan Siska kemudian memutuskan untuk fokus berjualan camilan Ublin. Keduanya merupakan mahasiswa pertanian Universitas Nusa Cendana yang pada tahun 2015 ditugaskan untuk membuat makanan dari pangan lokal dan memasarkannya.

Ublin ini adalah camilan tempo dulu. “Anak muda sekarang tidak tahu ini makanan apa. Yang tahu hanya orang-orang tua saja, jadi yang pesan itu kebanyakan orang tua. Jadi mereka seperti mengenang kembali masa lalu dengan Ublin ini," kata Epi.. Yuk, simak tayangan videonya. *****
Kisah Orang Muda NTT Bisnis Camilan Jadul Ublin
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjl3TDVlXzhULVFF
Aisha Djawas atau disapa Icha Djawas sejak kecil memimpikan bekerja sebagai konsultan teknik.  Dia fokus untuk mewujudkan impiannya dengan mengambil studi teknik sipil. Namun dengan kehadiran ketiga putrinya, Icha memutuskan bekerja dari rumah sambil mendampingi sepenuhnya masa tumbuh kembang mereka. Hobi lamanya meracik dan memasak sambal menjadi sumber mata pencarian baru. Icha kini menjadi pengusaha UMKM di NTT yang dikenal dengan sambal se'i sapi dan aneka sambal lainnya. Setiap bulan dia meraup penghasilan antara Rp 4 juta hingga Rp 5 juta. *****
Tinggalkan Konsultan Teknik, Aisyah Djawas Fokus Berbisnis Aneka Sambal
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjhrb1ZFTzNNblJZ
Jublina Juliana Kule, 67 tahun memanfaatkan daun dan serat pohon lontar untuk membuat anyaman. Meski awalnya ragu tentang minat pembelinya dan pasar, Julia, sapaan akrabnya, boleh tersenyum karena anyamannya diminati banyak orang. Dekranasda NTT membuka jalan bagi Julia untuk mendapat pembeli dan pasar. Yuk... silakan menontonnya. *****
Julia Manfaatkan Daun & Serat Pohon Lontar Membuat Anyaman Unik
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjBCZnB4VTk2YXNR
Pandemi Covid-19 membuat dunia bisnis terpuruk. Begitupun Meli Kurniawan, penjualan produk abon sapi, abon ikan dan bumbu siap saji sempat anjlok. Namun Meli tak menyerah, dia beralih dengan memanfaatkan media sosial atau medsos. Alhasil produk UMKM buatan Meli banjir pesanan. Yuk tonton bagaimana Meli mengelola bisnis ini. *****
Manfaatkan Medsos, Abon Sapi & Ikan Buatan Meli Banjir Pesanan
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLldON3hhUHQ3bkpF
Duta Besar Republik Indonesia untuk Rumania & Republik Moldova, M. Amhar Azeth dan istrinya Martiyas Indriastuti berkunjung ke gedung Dekranasda NTT pada 6 Juni 2022. Dubes Amhar mengatakan, produk NTT berpeluang untuk diekspor ke Rumania.  
"Ada beberapa komunitas di Eropa yang menyukai produk-produk yang bersifat budaya. Nah itu yang jadi pasar kita,” kata Amhar. Silakan menontonnya...
Dubes RI Jajaki Peluang Ekspor Produk NTT di Rumania
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLnVHRjRsSFVKRF9F
Epa Lomi Ga, 43 tahun, pengusaha UMKM produk hasil laut kota Kupang terinsiprasi dengan kekayaan laut Provinsi NTT. Dia pun memproduksi se'i ikan sebagai oleh-oleh khas NTT. Jika selama ini kuliner terkenal NTT berupa se'i babi dan se'i sapi, maka Epa mencoba memperkenalkan se'i ikan yang bahan bakunya adalah ikan Marlin. Tak disangka produk se'i ikan buatan pria asal Amarasi ini mendapat sambutan dari masyarakat. Mencermati potensi pasar yang besar, Epa ingin mengembangkan sayap bisnisnya. Hanya saja dia terkendala modal dan akses pasar di luar NTT. Yuk, simak videonya untuk mendapatkan informasi lebih rinci dan lengkap. (Kerjasama KatongNTT.com-Dekranasda NTT)
Terinspirasi Kekayaan Laut NTT, Epa Gagas Se’i Ikan
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLi1jY0w1LWdzNUdB
Tak disangka di tangan Gladys Matthew,  resep kecap manis tanpa kedelai warisan mertuanya mulai mendapat tempat di hati masyarakat NTT bahkan hingga di luar NTT. Kecap yang bahan bakunya berupa nira pohon lontar dan rempah-rempah dikemas dalam dua wadah berbeda, botol dan standing pouch. Harganya terjangkau semua kalangan.  
Gladys menuturkan, kecap manis Letodae cap Malada berbahan organik sehingga ini menambah nilai jual dari produknya itu. Pemasaran kecap pertama kali di Surabaya. Dia kemudian memasarkannya ke beberapa toko penjual produk kecap di Kota Kupang. Di Dekranasda NTT, kecap tanpa kedelai ini  laris manis. Dan dalam waktu dekat, Gladys akan memasarkannya ke Labuan Bajo dan mengekspornya ke Timor Leste. *****
Kecap Tanpa Kedelai dari Nira Lontar Jadi Icon NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLm54NHpJcHZSbU9F
Boleh jadi banyak masyarakat Indonesia belum tahu bahwa NTT punya cokelat yang bahan bakunya yakni kakao yang terbaik di dunia. Cokelat Ghaura, begitu nama yang diberikan pemiliknya. Cokelat ini diproduksi pertama kali tahun 2019 dan dalam tempo tiga tahun sudah dipasarkan ke beberapa kota termasuk ke luar negeri seperti Australia, Amerika, Inggris, Prancis, dan Belanda. Yuk simak tayangan KatongNTT.com menyusuri sejarah lahirnya cokelat Ghaura yang dkilaim berkualitas premium.
Menyusuri Sejarah Cokelat Ghaura Hadir di NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLlY3YjBleXlpVy04
Ketua Dekranasda NTT: SLB Fokus ke Talenta dan Kebutuhan Pasar
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLi1uNXpBUlotLU0w
Load More... Subscribe

Podcast

Poling

Recent News

Abdul Aziz Ismail, consultan LSM Tanaganita Malaysia (kiri) bersama Kristo Kolimo (tengah) di rumah orang tua Adelina Sau (Joe-KatongNTT)

Tangis Haru Pecah di Rumah Orang Tua Adelina Sau

6 Juli 2022
Ilustrasi Komodo (Ist)

Tarif Masuk Pulau Komodo Rp 3,75 Juta Mulai 1 Agustus 2022

5 Juli 2022

© 2022 Katongntt.com - Merawat Suara Hati

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
    • Cerita Puan
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Agribisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Editorial
    • Opini

© 2022 Katongntt.com - Merawat Suara Hati

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
Sign Up with Linked In
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In