Orangtua 2 ABK Hilang di Mauritius Minta Presiden Turun Tangan - Katong NTT    
Sabtu, 28 Januari , 2023
  • Login
NEWSLETTER
Katong NTT
No Result
View All Result
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
    • Agribisnis
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Opini
  • Pemilu 2024
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
    • Agribisnis
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Opini
  • Pemilu 2024
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Peristiwa Pekerja Migran

Orangtua 2 ABK Hilang di Mauritius Minta Presiden Turun Tangan

Editor: KatongNTT
25 Maret 2022
in Pekerja Migran
0
Gabriel Ulu Tunabenani, ayah Petrus Crisologus Tunabenani, dan Brigita Telik, ibu dari Klaudius Ukat saat diwawancara pada Senin, 21 Maret 2022 di Atambua tentang 7 ABK Indonesia hilang di Laut Mauritius, Afrika setahun lalu. Petrus dan Klaudius merupakan dua dari 7 ABK yang dinyatakan hilang.(Rita Hasugian- KatongNTT.com)
Gabriel Ulu Tunabenani, ayah Petrus Crisologus Tunabenani, dan Brigita Telik, ibu dari Klaudius Ukat saat diwawancara pada Senin, 21 Maret 2022 di Atambua tentang 7 ABK Indonesia hilang di Laut Mauritius, Afrika setahun lalu. Petrus dan Klaudius merupakan dua dari 7 ABK yang dinyatakan hilang.(Rita Hasugian- KatongNTT.com)

Gabriel Ulu Tunabenani, ayah Petrus Crisologus Tunabenani, dan Brigita Telik, ibu dari Klaudius Ukat saat diwawancara pada Senin, 21 Maret 2022 di Atambua tentang 7 ABK Indonesia hilang di Laut Mauritius, Afrika setahun lalu. Petrus dan Klaudius merupakan dua dari 7 ABK yang dinyatakan hilang.(Rita Hasugian- KatongNTT.com)

0
SHARES
89
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

Atambua-Baju hujan yang membalut tubuh Gabriel Ulu Tunabenani tampak basah. Hujan deras pada Senin siang, 21 Maret 2022 tidak menyurutkan langkah ayah Petrus Crisologus Tunabenani untuk bertemu KatongNTT.com di Atambua, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Gabriel berboncengan dengan anaknya dari arah Kabupaten Malaka, sekitar satu jam perjalanan. “Saya ayah Petrus,” kata Gabriel mengulurkan tangannya yang basah terkena air hujan kepada KatongNTT.com.

RekomendasiUntukmu

Elisabet Ninef, warga Kabupaten TTS, korban perdagangan orang dari NTT ke Malaysia (Rita Hasugian - KatongNTT.com)

Kisah Elisabet Ninef Lepas dari Jeratan Jejaring Perdagangan Orang NTT ke Malaysia

27 Januari 2023
Romo Chrisanctus Pascahlis Saturnus atau disapa Romo Paschal, Wakil Ketua JarNas Anti TPPO. (BatamNews/Facebook)

Lapor Penuding ke Polisi, Romo Paschal: Saya Duga Terkait Mafia Pengirim PMI

11 Januari 2023

Petrus, anak kedua Gabriel, merupakan satu dari 7 ABK asal Indonesia yang hilang di Laut Mauritius setahun lalu. Petrus yang kontrak kerjanya telah berakhir dijadwalkan kembali ke kampung halamannya pada 28 Februari 2021. Namun perkelahian yang tidak jelas pemicunya antara Petrus dan sejumlah ABK warga Vietnam pada 26 Februari 2021 malam, telah membawa tragedi. Petrus dinyatakan hilang bersama 6 ABK asal Indonesia lainnya.

Petrus sempat meminta temannya memfoto wajahnya yang dibacok mandor warga Vietnam dan diposting di FB. Melalui FB, dia meminta bantuan teman-temannya yang berada di kapal yang lain yang berlabuh di pelabuhan Port Louis di Mauritius.

Gabriel tidak menerima begitu saja anaknya dinyatakan hilang oleh aparat kepolisian Mauritius dan diteruskan pihak KBRI di Madagaskar kepada orang tua ketujuh ABK yang hilang. Sudah lebih setahun, Gabriel tetap meragukan anaknya hilang.

“Kami mohon kepada Bapak Presiden Indonesia kalau bisa mencampuri urusan ini, jangan diam terus. Anak kami sudah satu tahun lebih tidak ada berita kepastian mereka ada atau tidak. Kami belum tahu sampai saat ini,” kata Gabriel membuka pembicaraan.

Suaranya bergetar dan kedua bola matanya berkaca-kaca menahan tangis.

“Kami mohon kepada pemerintah RI untuk bisa melakukan koordinasi dengan pemerintah Mauritius karena sampai saat ini jawaban dari Kemenlu kami disuruh bersabar menunggu dan berdoa,” ujarnya.

“Kira-kira kami berdoa sampai kapan baru bisa berhenti. Sepanjang tahun berdoa terus memohon kepada Tuhan untuk memberi petunjuk.”

*******


Brigita Telik, wanita paruh baya menelepon KatongNTT.com untuk memastikan pertemuan berlangsung di Atambua. Rumahnya di Atapupu arah perbatasan Timor Leste. Brigita berboncengan dengan anaknya menuju lokasi pertemuan.

“Saya sempat kena hujan juga,” ujar wanita yang berprofesi guru di satu SD negeri di Atapupu mengawali percakapan dengan KatongNTT.com.

Brigita merupakan ibu dari Klaudius Ukat, 1 dari 7 ABK asal Indonesia yang hilang di Laut Mauritius pada 26 Februari 2021 malam. Dia bersama Petrus berteman dekat karena mereka berasal dari kabupaten yang sama, Belu.

ABK Petrus Crisologus Tunabenani sudah 11 bulan hilang di Laut Mauritius, Afrika. (KatongNTT)
ABK Petrus Crisologus Tunabenani sudah 11 bulan hilang di Laut Mauritius, Afrika. (KatongNTT)

Solidaritas itu yang membawa Klaudius menolong Petrus saat dikeroyok para ABK Vietnam di atas geladak kapal ikan Wei Fa berbendera Cina. Malang, dia pun turut dinyatakan hilang dalam perkelahian itu.

Brigita, seperti Gabriel, tetap mencari tahu keberadaan anaknya. Dia mempertanyakan makna kata “hilang” yang diberikan aparat kepolisian Mauritius terhadap 7 ABK asal Indonesia.

“Karena surat yang kami terima (surat dari aparat kepolisian Mauritius-red), bukan mengatakan anak kami mati, tapi hilang. Hilang itu yang kami pertanyakan: hilang dimana, hilang mati? Hilang itu banyak macam,” kata Brigita dengan suara meninggi dengan kedua bola matanya berkaca-kaca.

Sependapat dengan Gabriel, Brigita juga meminta pemerintah Indonesia turun tangan untuk mengembalikan anaknya. Selama ini dirinya hanya diminta bersabar menunggu dan berdoa.

“Kira-kira harapan apa untuk kami? Kami dari awal minta campur tangan pemerintah untuk kembalikan anak-anak kami. Itu yang kami sangat harapkan. Dan, kami tahu jelas di mana keberadaan mereka, entah ada entah tidak. Sampai hari ini pun tetap sama, bersabar dan menunggu,” ujarnya.

Kemudian, Brigita mengungkapkan dirinya menerima kabar dari BP2MI di Jakarta bahwa surat penyidikan dari Kepolisian Mauritius ditolak pengadilan.

“Karena bukti-bukti belum jelas, bukti-bukti tidak akurat tentang anak kami hilang atau dibunuh, disandera,” ujarnya terisak.

Sebagai seorang ibu yang melahirkan Klaudius, tutur Brigita, tentu memiliki kepekaan jika anaknya dalam situasi berbahaya atau bahkan jika meninggal. Namun, dia tidak merasakan hal itu.

Sekalipun Brigita diminta mengurus akte kematian anaknya guna mengurus klaim asuransi jiwa, namun dia meragukan Klaudius meninggal.

*******


Gabriel sigap membuka telepon genggamnya untuk merespons pertanyaan KatongNTT.com. Jari-jarinya mencari-cari beberapa nomor warga asing yang masih disimpannya. Telepon warga asing itu terjadi sekitar 2 bulan setelah Petrus dinyatakan hilang oleh kepolisian Mauritius.

“Dua bulan setelah Petrus dinyatakan hilang, saya menerima telepon dari beberapa orang asing dari Guyana, Mesir. Mereka bicara tapi kami tidak mengerti. Kalau bahasa Inggris, masih bisa paham,” ujarnya serasa menunjukkan foto seorang penelepon.

Klaudius Ukat, satu dari 7 ABK Hilang di perairan Mauritius, Afrika 11 bulan lalu. (KatongNTT)
Klaudius Ukat, satu dari 7 ABK Hilang di perairan Mauritius, Afrika 11 bulan lalu. (KatongNTT)

“Saya juga menerima telepon dari Israel,” kata Brigita. Namun dia tidak mengerti apa yang dibicarakan penelepon.

Bahkan, menurut Brigita, setelah Klaudius dinyatakan hilang, akun Facebooknya aktif pada Oktober 2021. Peristiwa ini diketahui oleh anggota keluarganya yang bertugas di Papua sebagai tentara.

“Sempat aktif beberapa menit,” tuturmya.

Dari kejanggalan ini, orangtua kedua ABK yang hilang di Laut Mauritius memohon Presiden mendesak Kedutaan Vietnam untuk menekan warganya di Mauritius untuk bicara jujur.

“Sampai saat ini pengakuan mereka tidak ada. Jadi itu harapan kami kepada Pemerintah dan Kedutaan Besar Vietnam,” ujar Gabriel.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha belum memberikan tanggapan atas pesan whatsapp KatongNTT sehubungan ada nomor telepon dari warga asing yang diterima orangtua Petrus dan Klaudius.

Matahari mulai condong ke Barat. Gabriel dan Brigita pamit pulang. Mereka bergegas menghidupkan sepeda motor dan perlahan meninggalkan lokasi pertemuan. Wajah kuyuh ditambah usia yang mulai menua tak menghalangi keduanya untuk terus mencari tahu anak mereka. (Rita Hasugian)

SendShareTweetShare
Previous Post

PMI di Malaysia 11 Tahun Bekerja, Majikan Tak Izinkan Pulang

Next Post

Vietnam Terlibat Program Visa Pertanian Australia, Indonesia Masih Komitmen

KatongNTT

KatongNTT

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

Rekomendasi Untukmu

Pekerja Migran

Kisah Elisabet Ninef Lepas dari Jeratan Jejaring Perdagangan Orang NTT ke Malaysia

27 Januari 2023
Elisabet Ninef, warga Kabupaten TTS, korban perdagangan orang dari NTT ke Malaysia (Rita Hasugian - KatongNTT.com)

Rista yang hadir dalam pesta pernikahan kakaknya pada Juni tahun 2022, meminta bantuan Elisabet Ninef menyebarkan informasi ada lowongan kerja...

Read more
by Rita Hasugian
0 Comments
Pekerja Migran

Lapor Penuding ke Polisi, Romo Paschal: Saya Duga Terkait Mafia Pengirim PMI

11 Januari 2023
Romo Chrisanctus Pascahlis Saturnus atau disapa Romo Paschal, Wakil Ketua JarNas Anti TPPO. (BatamNews/Facebook)

Romo Paschal menduga tudingan yang mencemarkan namanya itu ada kaitannya dengan sindikat atau mafia pengiriman pekerja migran Indonesia secara illegal.

Read more
by Rita Hasugian
0 Comments
Pekerja Migran

JarNas Anti TPPO Minta Polisi Usut Penuding Romo Paschal Menyekap TKI

11 Januari 2023
JarNas Anti TPPO meminta polisi usut Akun Facebook Desriadi Putra yang Menuding Romo Pascahl Menyekap TKI (Facebook)

Ketua JarNas Anti TPPO, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengatakan, sangat tidak mungkin Romo Paschal melakukan yang dituding pemilik akun Facebook @Desriadi...

Read more
by Rita Hasugian
0 Comments
Pekerja Migran

NTT Terima 96 Jenazah PMI Hingga November Ini

26 November 2022
NTT Terima 96 Jenazah PMI Hingga November Ini

Kupang -Sebanyak 96 jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) tiba di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga pekan ketiga November 2022. Dari...

Read more
by Joe Tkikhau
0 Comments
Pekerja Migran

17 Anak Sumba Diduga Jadi Korban Kejahatan Perdagangan Manusia

24 Oktober 2022
Ilustrasi Anak jadi Korban Perdagangan Manusia

Sekitar 17 anak yang diduga korban perdagangan manusia ini direkrut Cinderella Agensi pada 10 Oktober lalu dengan tujuan ke Jakarta.

Read more
by Ruth Botha
0 Comments
Pekerja Migran

Warga Sikka Meninggal Usai Dideportasi dari Malaysia

14 Oktober 2022
Ririen Antonius, warga asal Kabupaten Sikka, NTT berada di RSUD Nunukan setelah dideportasi dari Malaysia. Ririen meninggal dunia setelah sempat mendapatkan perawatan (ist)

Kupang - Seorang warga asal Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) meninggal di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Korban diketahui bernama...

Read more
by Joe Tkikhau
0 Comments
Next Post
Vietnam Terlibat Program Visa Pertanian Australia, Indonesia Masih Komitmen

Vietnam Terlibat Program Visa Pertanian Australia, Indonesia Masih Komitmen

Kondisi keretakan pada lantai rumah salah seorang warga terdampak pergerakan tanah di Kampung Wae Munting, Kecamatan Sano Nggoang, Manggarai Barat, NTT, Minggu (27/3/2022) (ANTARA/Fransiska Mariana Nuka)

Fenomena Tanah Bergerak Ancam Warga 2 Kampung di Mabar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Popular News

  • Yosef Lejap, korban dugaan penganiayaan oleh aparat kepolisian di Lembata (Dok. Andreas Lejap)

    Penganiayaan ODGJ, Satu Polisi Disebut Minta Maaf atas Ulah Rekannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aparat Polisi Diduga Aniaya ODGJ di Lembata

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Komnas Disabilitas: Penganiaya ODGJ di Lembata Rendahkan Martabat Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Potret Kesederhanaan Nono, Juara Matematika Dunia dan Kagumi Elon Musk

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Budaya Politik Baru Berkearifan Lamaholot untuk Memajukan Peradaban (Bagian Pertama)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Newsletter

Silahkan klik tombol di bawah untuk berlangganan berita KatongNTT.
SUBSCRIBE

Anggota dari :

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi

© 2022 KatongNTT

No Result
View All Result
  • Peristiwa
    • Kekerasan Berbasis Gender
    • Pekerja Migran
    • Lingkungan
    • Inspirasi
  • Ekonomi dan Bisnis
    • Industri Pariwisata
    • Dekranasda NTT
    • Agribisnis
  • Sorotan
  • Perspektif
    • Opini
  • Pemilu 2024

© 2022 KatongNTT

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
Sign Up with Linked In
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist