Kupang – Realisasi dana stimulan rumah korban badai Seroja di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) baru mencapai 2,35 persen. Hal itu disampaikan Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi, Kamis (12/5/2022).
Dalam catatan KatongNTT, dana stimulan bagi 53.400 Kepala Keluarga di 16 Kabupaten/Kota yang mengalami kerusakan rumah saat badai Seroja sudah masuk rekening BPBD masing-masing daerah sejak Desember 2021. Meski demikian proses penyaluran ke rekening penerima masih sangat rendah.
Nae Soi saat menyambut Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menegaskan perlunya komitmen bersama dari daerah yang mendapatkan dana stimulan untuk mempercepat proses penyaluran ke rekening korban.
“Progres penyaluran sampai saat ini telah disalurkan sejumlah Rp, 19.960.000.000 (Sembilan belas miliar sembilan ratus enam puluh juta rupiah) atau 2,35%. Oleh karena itu pada kesempatan ini kita perlu membangun komitmen yang sama untuk mempercepat penyaluran dana tersebut agar kebutuhan hunian warga terdampak di 16 kabupaten/kota segera diatasi. Stimulan Perbaikan Rumah menggunakan Dana Siap Pakai yang masa berlakuknya sangat terbatas,” ujar Nae Soi di Aula El Tari Kupang.
Progres penyaluran dana stimulan sebesar Rp. 849.330.000.000,- untuk NTT itu juga menjadi perhatian Kepala BNPB saat kunjungan monitoring dan evaluasi. Letjen TNI Suharyanto ingin memastikan progres percepatan penanganan yang sudah memasuki tahap rehabilitasi dan rekonstruksi serta mendampingi para Pemerintah Daerah apabila mengalami kesulitan teknis.
Nae Soi mengapresiasi Wali Kota Kupang dan Bupati Ende yang menunjukkan kemajuan dalam penyaluran dana stimulan rumah korban badai Seroja. Ia mengatakan, masa transisi kedaruratan akan berakhir pada 31 Mei 2022. Masa transisi itu akan diperpanjang 3 bulan sampai Agustus tahun ini.
“Maka dari itu, Bupati/Walikota perlu segera mengambil langkah-langkah percepatan antara lain memastikan dana pendampingan untuk operasional tim kerja segera dianggarkan untuk memperlancar tugas-tugas di lapangan. Di samping itu para Bupati/Walikota perlu melakukan pengawasan dan pengendalian secara ketat agar progress dan target waktu tidak menyimpang jauh,” katanya.
Harapan yang sama disampaikan Kepala BNPB. Percepatan penyaluran dana bagi korban harus menjadi fokus setiap kepala daerah.
“Kita datang ke sini untuk melihat dan menegaskan kembali percepatan kembali penyaluran anggaran untuk korban bencana. Situasi ini harus terus dipacu terutama percepatan perbaikan dan pembangunan rumah,” kata Suharyanto saat berdialog dengan Wakil Gubernur NTT, Walikota dan Bupati se-NTT.
Kepala BNPB mengapresiasi progres relokasi yang hampir mencapai 109 persen. Relokasi bagi korban badai Seroja dilakukan di enam daerah yakni Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Lembata, Flores Timur, Alor dan Sumba Timur.
“Kalau (relokasi) itu bisa maka saya mohon untuk stimulan rumah ini untuk segera dipercepat,” ujar Suharyanto.
Nae Soi juga berterima kasih kepada ke 6 Kepala daerah bersama masyarakat yang sudah menyediakan lokasi untuk relokasi warga korban badai Seroja.
“Ini merupakan bentuk kepedulian yang luar biasa dan menjadi modal membangun ketangguhan daerah terhadap bencana,” paparnya.
Nae Soi menyampaikan terima kasih atas dukungan Pemerintah Pusat melalui BNPB kepada Pemerintah dan masyarakat NTT saat badai Seroja. Ia menjelaskan, selain dana stimulan perbaikan rumah, Pemerintah Pusat juga memberikan bantuan logistik peralatan dan dana tunggu hunian sebesar Rp.9.469.500.000 (Sembilan miliar empat ratus enam puluh Sembilan juta lima ratus ribu rupiah).
Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore memaparkan progres bantuan stimulan untuk Kota Kupang yang mendapatkan bantuan Rp. 150.985.000.000,- yang di salurkan melalui bank BRI. Untuk saat ini progres rumah dalam tahap pengerjaan perbaikan berjumlah 6.126 unit dan rumah yang telah selesai pengerjaannya 6.145 unit yang terbagi dalam 3 kategori kerusakan yakni rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan.
Menurut Jefri, terdapat beberapa kendala dalam penyaluran bantuan kepada masyarakat antara lain proses sosialisasi terkait bantuan yang cukup memakan waktu serta proses pembuatan rekening bank baru bagi masyarakat yang kesulitan akses ke bank terkait.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi NTT, Ambrosius Kodo kepada KatongNTT awal April lalu mengatakan, penyaluran dana stimulan rumah bagi korban badai Seroja harus melalui proses verifikasi dan validasi. Setelah proses tersebut selesai, dana akan langsung ditransfer ke rekening masing-masing penerimaan.
Dana stimulan tersebut terbagi dalam 3 kategori yakni rusak berat dengan besaran dana stimulan Rp. 50 juta, rusak ringan Rp. 25 juta dan rusak ringan Rp. 10 juta. Sebanyak 5.346 unit rumah masuk kategori rusak berat, 6.766 unit rusak sedang dan rusak ringan sebanyak 41.288 unit.(Joe)