Kupang– Lahan kosong dengan sampah berserakan tampak seperti lapangan sepakbola. Panjangnya sekitar 100 meter dengan lebar mendekati 40 meter.
Dua orang wanita menerima sampah dari beberapa warga kemudian menuangkan ke dalam kontainer sampah. Beberapa barang bekas langsung dipisahkan.
Mereka adalah pemulung di Tempat Pembuang Sementara (TPS) di RT 17, Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Lokasi itu baru dibersihkan sehari sebelum KatongNTT datang pada Selasa, (1/3/2022). Begitupun, masih terlihat banyak sampah plastik yang tertinggal karena dalam kondisi basah dan tercampur dengan lumpur.
Sebelum diangkut, sampah itu memenuhi lahan tersebut. Hampir sebulan lebih tidak diangkut.
“Setelah kami hubungi pihak Kelurahan, kemudian Kelurahan meneruskan ke Dinas Kebersihan tetapi kami menunggu-menunggu tidak ada jawaban,” cerita Yohanes Sony Tokan, Ketua RT 17 Kelurahan Kolhua.
Semula sampah ditaruh pada dua buah kontainer sampah. Namun akibat kelamaan tidak diangkut, kedua kontainer penuh.
Warga kemudian membuang sampah di samping kontainer. Bahkan sampah memenuhi area yang luasnya hampir mendekati ukuran lapangan bola kaki.
Musim hujan sepanjang Februari hingga awal Maret ini membuat sampah membusuk dan mengeluarkan bau yang menyengat hidung.
“Sudah terlalu lama dibiarkan begini di musim hujan, bau yang sudah sangat menyengat sangat menggangu warga di sini,” ujar Sony.
Bukan hanya warga di Kelurahan Kolhua yang membuang sampah di lokasi tersebut, warga dari kelurahan lain pun membuang sampah di situ.
“Dari Sesawi, ada yang dari Belo. Tadi pagi ada satu dari Oebufu datang buang sampah di sini,” ujar Mada Batmalo. Mada merupakan pemulung yang setiap hari berada di lokasi pembuangan sampah.
Mada dan beberapa warga setiap hari mengumpulkan sisa-sisa makanan untuk pakan ternak. Mereka juga mengambil beberapa barang bekas, seperti botol plastik dan dus untuk dijual kembali.
Sekitar 16 truk dikerahkan pada Senin, 1 Maret 2022 untuk mengangkut sampah yang sudah sangat lama menumpuk. Dibantu sebuah loder, kendaraan yang mengangkut sampah bolak-balik mengantar ke TPA Alak.
“Sekitar 15 atau 16 truk bolak-balik 3 kali ke TPA Alak,” jelas Sony.
Pembiaran sampah di Kolhua meninggalkan tanda tanya terkait pengelolaan sampah di Ibukota Provinsi NTT. Sebelumnya, sampah diangkut secara rutin ke TPS setiap hari atau dua hari sekali.
Namun belakangan sampah dibiarkan menumpuk. Bahkan ketika pihak RT sudah menyampaikan ke Lurah, tindaklanjutnya sangat lamban.
Hingga kemudian muncul berbagai postingan di media sosial terkait penumpukan sampah itu.
“Saya telpon sopir yang biasa menarik kontainer, dia bilang masih di Soe (Kabupaten Timor Tengah Selatan). Kemudian saya hubungi lagi, dia bilang harus berkoordinasi dengan Dinas,” kata Sony.
Bahkan saat Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kota Kupang bersama tim turun membersihkan lokasi, disampaikan bahwa ada miskomunikasi dengan Lurah.
“Kemarin setelah Camat dan Dinas Kebersihan turun, mereka bilang ada miskomunikasi antara Dinas Kebersihan, Camat dan Kelurahan,” ujar Sony.
Miskomunikasi itu oleh Dinas LHK dianggap sebagai sesuatu yang sudah berlalu. Masyarakat diajak memulai dengan program yang baru.
“Saya sudah sampaikan ke Dinas. Tapi dari Dinas yang terlambat mengangkut sampah itu,” kata Lurah Kolhua, Silvester Helo.
Silvester menampik adanya miskomunikasi dengan Dinas LHK. Penumpukan sampah dikatakan murni keterlambatan pengangkutan.
“Tidak. Mereka yang tidak mau angkut. Musim hujan inikan volume sampah berkurang,” ujar Silvester.
Lokasi TPS di RT 17 sudah dipagari. Terpampang tulisan “Dilarang membuang sampah di sini”.
Masih tersisa satu kontainer sampah di lokasi yang sudah dipagar dan diberi tanda dilarang membuang sampah.
Dalam sehari, kontainer itu sudah penuh sampah. Ini belum semua warga datang membuang sampah. Biasanya warga membuang sampah di sore hari.
Lokasi pembuangan sampah yang sudah dibersihkan itu rencananya akan ditutup. RT bersama Lurah dan pemilik Perumahan Lopo Indah berkoordinasi untuk menyiapkan lokasi yang baru.
“Beliau (Kepala Dinas LHK) berjanji setiap satu atau dua hari akan kerahkan pegawai untuk menarik kontainer sampah,” jelas Sony.
Kepala Dinas LHK Kota Kupang, Orson Nawa tidak menjawab pertanyaan KatongNTT yang dikirimkan lewat pesan WhatsApp.
“Saya lagi perjalanan luar kota,” tulisa Orson dalam pesan WhatsApp kepada katongNTT pada Kamis, 3 Maret 2022. (K-04)