• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Jumat, Mei 23, 2025
  • Login
Katong NTT
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Cuaca, Iklim dan Lingkungan

Waspada Kekeringan, Perlu Optimalkan Palawija, Sorgum dan Singkong

Tim Redaksi by Tim Redaksi
2 tahun ago
in Cuaca, Iklim dan Lingkungan
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Ilustrasi-Kekeringan-akibat-kemarau-Notif-Indonesia.

Ilustrasi-Kekeringan-akibat-kemarau-Notif-Indonesia.

0
SHARES
58
VIEWS

Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau agar waspada bencana kekeringan bagi masyarakat di wilayah Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTB dan NTT). Ancaman tersebut harus diantisipasi dengan ketersediaan pangan yang cukup.

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, melaporkan Nusa Tenggara Barat sudah tampak mengalami kekeringan. Wilayah-wilayah tersebut merupakan wilayah rawan kekeringan dalam data yang telah diteliti selama 10 tahun terakhir. Untuk memitigasi kekeringan, BNPB mengupayakan teknologi modifikasi cuaca (TMC), dengan membuat hujan buatan untuk mengisi maupun mempertahankan posisi air di sejumlah waduk.

BacaJuga

Warga Kampung Waerii di Desa Kolisia, Kabupaten Sikka menunjuk limbah berbahaya dan beracun yang dibuang di pekarangan rumah mereka. (Yohanes Fandi/KatongNTT.com)

Limbah Beracun Dibuang di Pemukiman Warga di Maumere

3 April 2025
Direktur RSUD TC Hillers Maumere, dr Clara Y Francis. (Yohannes Fandy/KatongNTT.com)

Direktur RSUD TC Hillers Maumere: Insinerator Dihentikan karena Warga Keberatan

14 Maret 2025

Kekeringan, kata Abdul, akan sangat berdampak pada perekonomian Indonesia. BNPB mengimbau adanya peringatan dini maupun apel kesiapsiagaan terkait kekeringan di daerah tersebut.

Sedangkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan sejumlah wilayah pada 10 kabupaten di NTT berada dalam kondisi siaga bencana kekeringan meteorologis.

“Wilayah-wilayah siaga kekeringan mengalami Hari Tanpa Hujan (HTH) lebih dari 31 hari dengan peluang di atas 70 persen,” kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG, Rahmattulloh Adji di Larantuka, Kamis (15/6/2023).

Dia menyampaikan hal itu berkaitan dengan peringatan dini kekeringan meteorologis di wilayah NTT. Para petani perlu mengantisipasi bencana kekeringan dengan memilih tanaman yang cocok atau tidak membutuhkan banyak air untuk ditanam agar lebih berpeluang memberikan hasil.

Kekeringan juga berdampak pada berkurangnya persediaan air tanah sehingga menyebabkan kelangkaan air bersih. Oleh sebab itu, kata dia, warga perlu menghemat penggunaan air bersih agar persediaan yang ada bisa memenuhi kebutuhan.

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menyarankan para petani untuk memperbanyak menanam tanaman palawija yang tidak membutuhkan air banyak selama musim kemarau.

“Tanaman palawija merupakan jenis tanaman yang tidak terlalu banyak membutuhkan air sehingga persediaan pangan pada musim kemarau tetap tersedia,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Lecky Frederich Koli, seperti ditulis Antara, pekan lalu.

Selain palawija, sorgum merupakan tanaman yang adaptif terhadap kekeringan dan perlu untuk mengurangi ketergantungan pada beras. El Nino akan mempengaruhi produksi padi sehingga masyarakat bisa mengonsumsi sumber karbohidrat lain.

Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko mengatakan sorgum, sagu, ubi, dan sejenisnya sangat berpotensi menggantikan nasi yang saat ini menjadi makanan populer.

“Saya mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia mulai memahami bahwa kita makan nasi terlalu banyak seperti era Jepang, 40 tahun lalu,” katanya pada HUT Ke-50 HKTI belum lama ini.

Untuk NTT, singkong (ubi kayu) juga merupakan potensi pangan yang belum banyak dikembangkan. Sebagian besar masyarakat juga sudah mempunyai keraifan lokal dengan mengolah singkong agar menjadi stok pangan dalam waktu yang lama. [Anto]

Tags: #BNPB#kekeringan#PalawijaSorgum
Tim Redaksi

Tim Redaksi

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

Baca Juga

Warga Kampung Waerii di Desa Kolisia, Kabupaten Sikka menunjuk limbah berbahaya dan beracun yang dibuang di pekarangan rumah mereka. (Yohanes Fandi/KatongNTT.com)

Limbah Beracun Dibuang di Pemukiman Warga di Maumere

by Tim Redaksi
3 April 2025
0

Maumere- Lahan pemukiman warga kampung Waerii di Desa Kolisia, Kabupaten Sikka menjadi tempat pembuangan limbah mengandung bahan berbahaya dan beracun...

Direktur RSUD TC Hillers Maumere, dr Clara Y Francis. (Yohannes Fandy/KatongNTT.com)

Direktur RSUD TC Hillers Maumere: Insinerator Dihentikan karena Warga Keberatan

by Tim Redaksi
14 Maret 2025
0

Dr Clara Y. Francis sebagai Direktur RSUD TC Hillers Maumere menerima jurnalis KatongNTT pada 4 Maret 2025 di ruang kerjanya....

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Katong NTT

Merawat Suara Hati

Menu

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

Follow Us

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi

Merawat Suara Hati