Kupang – Masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) diminta mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan. Hal itu disampaikan Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Agung Sudiono Abadi, Rabu (11/5/2022).
Agung mengatakan saat ini wilayah NTT sudah memasuki musim kemarau. Resiko kebakaran hutan dan lahan, kata Agung, perlu menjadi perhatian masyarakat.
Stasiun Meteorologi El Tari Kupang mengeluarkan peringatan dini yang berlaku per hari ini. Dalam keterangan resminya, Agung mengatakan, sebagian besar wilayah NTT dalam kondisi rentan atau sangat mudah terbakar. Potensi kebakaran bisa terjadi pada dedaunan dan alang-alang yang sangat kering dan mudah terbakar.
Wilayah tersebut yakni seluruh daratan Timor, Rote Ndao, Sabu dan pulau Sumba. Selain itu, Kabupaten Lembata, Flores Timur, Sikka, Kabupaten Nagekeo, sebagian Kabupaten Ngada, sebagian Alor, sebagian Ende dan sebagian wilayah Kabupaten Manggarai Barat.
Wilayah di NTT dengan kondisi relatif lebih aman dari potensi kejadian ini yakni sebagian Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur dan sebagian kecil Manggarai Barat dan sebagian kecil wilayah di Alor. Pada daerah-daerah ini relatif lebih aman karena dedaunan dan alang-alang yang menutupi lantai tanah dalam keadaan basah dan sulit terbakar.
Agung mengatakan, umumnya kebakaran hutan dan lahan terjadi akibat aktivitas manusia baik disengaja maupun tidak saat membuka lahan untuk kegiatan pertanian atau perkebunan. Selain itu, potensi kebakaran bisa terjadi akibat tindakan warga yang membuang puntung rokok ataupun petasan yang membuat api mudah tersambar pada rumput atau daun yang kering.
Agung mengimbau warga agar menghindari berbagai aksi yang rawan memicu kebakaran karena saat ini angin di wilayah NTT sudah mulai terasa cukup kencang.
“Jika ada titik api maka dapat merambat dengan cepat akibat angin yang kencang sehingga harus dihindari,” katanya. (Joe)