PT PLN mengaliri listrik ke 16 desa yang dihuni 2.678 kepala keluarga dan 2 dusun di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ini bagian dari pembangunan listrik ke daerah terdepan, tertinggal dan terluar atau 3T di wilayah Indonesia.
Dalam pernyataan pers kemarin, 17 Agustus 2021 menjelaskan, PLN membangun jaringan tegangan menengah atau JTM sepanjang 66,96 kms, jaringan tegangan rendah atau JTR sepanjang 71,55 kms, dan 20 gardu dengan kapasitas 1.000 kVA untuk 16 desa di NTT. Investasi yang dikeluarkan PLN mencapai Rp 18,6 miliar.
16 desa tersebar di beberapa kabupaten yaitu Desa Fatusuki di Kabupaten Kupang, Desa Marada Mundi di Kabupaten Sumba Timur, Desa Daha Elu dan Desa Cendana di Kabupaten Sumba Tengah, Desa Golo Wedong di Kabupaten Manggarai Barat.
Kemudian Desa Urung Dora, Desa Poco Rii, Desa Lidi, Desa Golo Nderu, Desa Golo Meleng, Desa Compang Wunis, Desa Paan Leleng, Desa Rana Kulan di Kabupaten Manggarai Barat.
Desa Benteng Suru, Desa Golo Woi dan Desa Patisirawalang di Kabupaten Flores Timur.
Dua dusun itu adalah Dusun Manekik yang masuk wilayah Desa Sarabau, Kecamatan Tasifeto Timur dan Dusun Webua di Desa Dafala. Keduanya berada di Kabupaten Belu.
Untuk dua dusun, PLN membangun jaringan tegangan menengah atau JTM sepanjang 4,57 kms, jaringan tegangan rendah atau JTR sepanjang 2,99 kms, dan 2 gardu dengan kapasitas masing-masing 50 kVA.
Ludovikus Kasa menyambut gembira listrik hadir di Dusun Manekik, tempat dia tinggal.
“Saya atas nama masyarakat Dusun Manekik, Desa Sarabau mengucapkan limpah-limpah terima kasih karena mendapatkan terang dari PLN,” kata Ludovikus, Kepala Dusun di Manekik.
Lukas Ndaparehing (74), warga Desa Marada Mundi yang berprofesi sebagai petani mengungkapkan kebahagiaannya.
“Kami mengapresiasi upaya PLN menghadirkan listrik untuk warga desa ini. Sehingga dapat meningkatkan perekonomian di desa kami khususnya di sektor pertanian dan perkebunan” ujarnya.
Simplisius Akoit (42), warga Desa Patisirawalang yang berprofesi sebagai nelayan juga menyambut gembira kehadiran listrik di desanya.
Menurut dia, di era teknologi yang berkembang saat ini, listrik sangat diperlukan.
“Apalagi anak sekolah belajar dari rumah, kita bekerja dari rumah, sehingga sangat membantu dalam aktivitas kita sehari-hari,” ujarnya.
“Apalagi kami sebagai nelayan dengan adanya listrik hasil tangkapan kami dapat disimpan lebih lama karena sudah ada pendingin.”
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT, Agustinus Jatmiko menjelaskan, Rasio Desa berlistrik di NTT telah mencapai 96,6 persen.
Sementara Rasio Elektrifikasi untuk wilayah NTT telah mencapai 88,82 persen.
“Merupakan kado manis dari PLN menyambut HUT RI ke 76, PLN khususnya di NTT dapat melistriki hingga ke daerah-daerah terpencil,” kata Jatmiko.
“Kami akan terus upayakan pemerataan listrik, sesuai dengan misi PLN untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui ketersediaan listrik,” ujarnya.
Upaya PLN menghadirkan listrik di wilayah 3T bukan tanpa tantangan.
Ada tantangan geografis dan infrastruktur jalan yang sangat ekstrem dihadapi selama menjalankan misi kelistrikan ini. (Tim redaksi)