Memasuki Cagar Alam Gunung Mutis di Kecamatan Fatumnasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur seperti hidup di negeri dongeng yang mistis. Pemandangan sangat indah dengan hamparan pebukitan hijau seolah tak bertepi. Berbagai jenis pepohonan yang dibalut lumut mengapit kedua sisi jalan tak beraspal, basah dan berbatu. Angin kencang membuat tubuh menggigil kedinginan pada 14 Mei 2021.
Kami mengendarai mobil menempuh perjalanan sekitar 140 kilometer dari Kota Kupang menuju Cagar Alam Gunung Mutis dari arah selatan menuju desa Fatumnasi, sekitar 49 kilometer dari kota Soe, ibukota Kabupaten Timor Tengah Selatan. Medan yang berat dengan jalanan becek dan licin karena hujan turun, tidak membuat kami menyerah. Kawasan Cagar Alam Gunung Mutis seluas 12.315,16 hektare begitu membuat kami terpesona.
Sekitar 1 kilometer dari pintu masuk kawasan cagar alam, kami disambut dengan hutan bonsai berusia ratusan tahun. Takjub menyaksikan deretan pepohonan pendek dibalut lumut berdiri kokoh di tanah berwarna kemerahan.
Perjalanan kami lanjutkan menuju hutan untuk menikmati keindahan hamparan pebukitan dengan kabutnya yang membuat kesan mistis. Kami memutuskan berjalan kaki menelusuri jalan setapak yang diapit hutan dengan pohon-pohon tinggi berbalut lumut untuk bertemu pebukitan hijau.
Kabut pekat menghilang diterjang angin yang membuat tubuh menggigil kedinginan. Sesaat kami menyaksikan hamparan pebukitan dan puncak Gunung Mutis menyembul di kejauhan. Gunung Mutis merupakan gunung tertinggi di NTT dengan ketinggian 2.427 meter dari atas permukaan laut.
Rasa lelah hilang seketika ketika kaki kami merasakan lembutnya rumput hijau bagai permadani mengelilingi pebukitan. Kabut kembali turun dan menutupi pebukitan. Beberapa menit kemudian angin dingin berhembus menyingkirkan kabut. Keindahan pebukitan tampak jelas di depan mata. Terbayar sudah rasa galau dan lelah mengingat beratnya medan yang telah kami lalui.
Niat untuk menyusuri lokasi indah lainnya di kawasan Cagar Alam Gunung Mutis terpaksa kami urungkan, karena hari menjelang sore dan cuaca mendung. Kabut pekat pun mulai turun. Kami akan kembali lagi. (Rita Hasugian)