• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak
Selasa, Oktober 14, 2025
  • Login
Katong NTT
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Sorotan

Mirip Ketupat Lebaran, Kaleso atau Lepa Jadi Tradisi Masyarakat NTT

Rita Hasugian by Rita Hasugian
2 tahun ago
in Sorotan
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Mirip Ketupat Lebaran, Kaleso atau Lepa Jadi Tradisi Masyarakat NTT

Kaleso atau lepa dalam tradisi masyarakat NTT. (Repro/Ist)

0
SHARES
751
VIEWS

Maumere – Ketupat biasanya didentikan dengan Lebaran yang dilakoni sebagian besar masyarakat Indonesia. Beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur (NTT) juga mengenal ketupat tersebut, meskipun sebenarnya tidak terkait langsung dengan Lebaran. Dalam beberapa tradisi (adat) masyarakat NTT, ketupat juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Ini bisa dimaklumi karena keragaman sub-suku, budaya dan agama yang sudah menyatu dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Bentuk ketupat dalam sebagian tradisi di NTT pun tidak persegi seperti ketupat yang dikenal selama ini. Umumnya lonjong (panjang) dan tanpa menganyam daun kelapa (janur). Biasanya dalam bentuk 3-4 lipatan lalu diikat. Sebutannya umumnya adalah ketupat, namun beberapa daerah memiliki sebutan sendiri.

BacaJuga

Jalan rusak parah di Desa Natarmage, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, NTT (Yohanes Fandi/KatongNTT)

Antara Jalan Rusak, Gagal Panen, Obat Kosong dan Semarak Kemerdekaan

18 Agustus 2025
Kampung adat Ratenggaro di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT (Dok.Antara)

Bukan Hanya Soal Dipalak: Belajar dari Ribut-ribut Jajago di Sumba

23 Mei 2025
Cara membuat kaleso dengan daun kelapa yang memanjang (tangkapan layar/Ist).

Di Alor lebih dikenal dengan nama kaleso yang sering dijumpai sebagai jajanan pasar. Meskipun pemeluk Islam cukup banyak di Alor, ketupat kaleso ini sudah sangat merakyat.

Di Adonara, Flores Timur, ketupat ini dikenal dengan sebutan keleso. Untuk beberapa desa atau kampung dengan pemeluk Islam yang cukup besar, tradisi membuat keleso ramai ketika jelang Lebaran. Tradisi ini juga dilakukan beberapa kampung di Kabupaten Lembata dengan makan ketupat bersama sebagai kegiatan tahunan tiap Ramadan.

Tonton : Cara Membuat dan Mengikat Kaleso ala Orang Alor

Seperti halnya ketupat, kaleso maupun keleso juga dibuat dengan janur kelapa namun berbentuk lonjong. Sebagai pendamping keleso, juga dihidangkan ayam dengan aneka bumbu/rempah yang khas, lalu ditambah parutan kelapa.

Sebutan keleso, kaleso atau juga kleso lebih sebenarnya identik dengan dialek yang beragam di NTT. Di Kabupaten Sikka, ketupat ini lebih dikenal sebagai lepa yang selalu hadir dalam setiap hajatan atau pesat dari masyarakat. Lepa sendiri mempunyai arti daun kelapa (janur).

“Kami sebutnya lepa yang mirip ketupat tetapi tidak khusus untuk Lebaran. Hampir setiap kegiatan adat dari masyarakat Sikka dan juga beberapa wilayah lain harus disertai dengan lepa,” ujar Alberta, warga Maumere, Sikka kepada KatongNTT.com belum lama ini.

Kaleso siap dihidangkan dengan daging atau ikan (tangkapan layar/Ist).

Mirip seperti ketupat, lepa dibuat dari beras yang setelah dicuci bersih ditiriskan airnya hingga kering. Bumbunya menggunakan bawang putih, jahe yang sudah ditumis serta rempah lainnya lalu dimasak di tungku yang menggunakan kayu bakar. Bila bumbunya tidak ditumis, biasanya beras dan bumbu tersebut dicampur dengan santan dan diaduk hingga merata lalu direbus. [Anto]

Tags: #Adonara#alor#Kaleso#Keleso#Ketupat#lebaran#Lepa#Sikka
Rita Hasugian

Rita Hasugian

Baca Juga

Jalan rusak parah di Desa Natarmage, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, NTT (Yohanes Fandi/KatongNTT)

Antara Jalan Rusak, Gagal Panen, Obat Kosong dan Semarak Kemerdekaan

by Difan Fandi
18 Agustus 2025
0

Desa Natarmage - Pagi itu, saya berangkat dari Desa Pruda menuju Natarmage, Kecamatan Waiblama, untuk mengikuti perayaan HUT RI ke-80...

Kampung adat Ratenggaro di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT (Dok.Antara)

Bukan Hanya Soal Dipalak: Belajar dari Ribut-ribut Jajago di Sumba

by PriyaHusada
23 Mei 2025
0

Ketika video viral tentang wisatawan merasa dipalak di Ratenggaro bikin geger, NTT dihadapkan lagi pada pertanyaan lama: Apakah kita sudah...

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Katong NTT

Merawat Suara Hati

Menu

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

Follow Us

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Sorotan
  • Perempuan dan Anak
  • Cuaca, Iklim dan Lingkungan
  • Pekerja Migran & Perdagangan Orang
  • Lainnya
    • Bisnis
      • Agribisnis
      • Industri Pariwisata
    • Inspirator
    • Opini
    • Pemilu 2024
    • Kolaborasi
      • Cerita Puan
      • Dekranasda Provinsi NTT
      • Kabar dari Badan Penghubung NTT
      • Media dan Literasi

Merawat Suara Hati