Kupang – Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan NTT masih akan mengalami cuaca ekstrim hingga 2 Januari 2023.
Beberapa info beredar di mayarakat, pada 31 Desember 2022 akan terjadi badai dengan kekuatan seperti badai Seroja pada April 2021.
Baca Juga: BMKG Peringatkan Tinggi Gelombang Laut di NTT Hingga 2,5 Meter
BMKG kepada KatongNTT menyebut informasi tersebut adalah bohong. Akan tetapi, BMKG tegas mengimbau kepada masyarakat NTT untuk waspada akan cuaca ekstrim. Berikut rinciannya:
- Hujan lebat masih akan terus mengguyur kawasan NTT. Untuk wilayah Kupang, Manggarai, dan Manggarai Barat berada pada status siaga. Sedangkan wilayah yang masuk dalam status waspada yaitu Timor Tengah Selatan (TTS), Folres Timur, Belu, dan Alor. Serta Rote Ndao, Manggarai Timur, Timor Tengah Utara (TTU), Sumba Timur, dan Sumba Barat Daya.
Hujan lebat ini berdampak pada volume aliran sungai meningkat. Hal ini menyebabkan banjir, longsor, erosi tanah, dan jenmbatan yang rendah tidak dapat dilintasi.
Angin kencang disebut akan menimpa seluruh wilayah NTT. Dengan kecepatan angin 45km/jam.
- Potensi gelombang tinggi mencapai 2.5 – 4 meter akan terjadi di laut Sawu, perairan Kep. Kupang, selat Sumba bagian baratperairan utara Sumbawa, dan laut Flores bagian Barat.
Area perairan dengan gelombang sangat tinggi 4 – 6 meter terjadi di perairan selatan Sumba, perairan selatan pulau Sawu, perairan selatan Rote, dan laut Flores bagian Timur.
- Banjir Rob, atau naiknya permukaan air laut ke daratan pesisir pantai akibat curah hujan yang tinggi. Menyebabkan wilayah disekitarnya tergenang air laut. BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk waspada akan fenomena ini. Daftar pesisir yang berpotensi terjadi banjir Rob di antaranya pesisir pulau Flores – Alor, Pulau sumba, Pulau Sabu Raijua, dan Pulau Timor – Rote.
- Awan Cumulonimbus (CB) yang berpotensi tumbuh di wilayah NTT diperkirakan terjadi hingga 2 Januari 2023 mendatang. Bandara Frans Sales Lega, Ruteng per 31 Desember berstatus waspada, dengan jarak pandang hanya 1.6 km – 4.8 km. Di Bandara El Tari Kupang jarak pandang mencapai 4.8 – 8km.
Baca Juga: BMKG Sebut Puncak Musim Hujan Bertepatan dengan Natal dan Tahun Baru
Untuk itu, kepada seluruh masyarakat diimbau untuk jangan panik namun tetap berwaspada. Dengan tetap di rumah jika tak ada keperluan mendesak, memangkas dahan/ranting pohon yang rapuh.
Serta tidak menebang pohon secara tidak terkontrol dan membuang sampah sembarangan yang dapat menambah potensi terjadinya bencana hidrometeorologi. Seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, petir, dan longsor.
Untuk pihak-pihak terkait perlu adanya peningkatan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
Serta menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian pemerintah daerah dan masyarakatnya. Agar dapat mencegah atau mengurangi risiko bencana hidrometeorologi.*****