Pandemi Covid-19 menjadi ancaman bagi keselamatan banyak orang termasuk ibu hamil. Berbagai upaya terus dilakukan oleh Pemerintah guna melindungi warga dari serangan virus Corona ini. Mulai dari kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Penerapa Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Tidak hanya itu, vaksinasi pun gencar dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya membentuk herd immunity guna mengurangi resiko terpapar Covid-19. Setelah vaksinasi bagi para lansia, disusul vaksinasi bagi anak, kabar gembira datang bagi para ibu hamil. Ibu hamil dinyatakan aman untuk menerima vaksin Covid-19.
Angin segara itu kembali melukis senyum pada wajah ibu hamil. Kekuatiran mereka akan bahaya Covid-19 yang mengancam nyawa mereka dan juga buah hati dalam kandungan berkurang. Mereka diperbolehkan untuk turut serta sebagai orang-orang yang berperan dalam membentuk kekebalan komunal melawan pandemi ini.
“Saya secara pribadi sedikit lega (diperbolehkan untuk vaksin). Sejak dibilang bisa vaksinasi saya senang sekali,” kata Novi Nathalia Seran, ibu hamil yang tinggal di daerah Penfui itu.
Novi mengaku, awalnya dia sempat takut memikirkan kondisi kesehatan janinnya jika menerima vaksin. Ketakutan itu perlahan hilang saat dirinya berkonsultasi dengan dokter terkait niatnya menerima vaksin. Oleh dokter, Novi dianjurkan untuk vaksin agar tetap menjaga kondisi kesehatannya dan keselamatan bayi yang dikandungnya.
“Vaksinasi Covid-19 ini baik untuk meningkatkan imun dan menjaga selama proses kehamilan,” kata Novi.
Ketakutan yang sama juga dirasakan oleh Angel Meo. Di usia kehamilannya yang menginjak 22 minggu, dirinya menjadi dilematis antara vaksin dan tidak. Setelah mendengar saran dari dokter, serta mendapatkan dukungan penuh dari keluarga, keberaniannya bertambah untuk mengikuti vaksinasi.
“Vaksin itu baik juga untuk beta (saya,red) dan beta pung anak karena covid ini sudah menyebar kemana-mana. Jadi lebih baik mencegah daripada mengobati,” tutur Angel.
Angel mendapatkan vaksin jenis Sinovac. Oleh dokter, Angel diberitahu bahwa gejala yang akan terjadi pada ibu hamil setelah vaksin adalah mual-mual. Gejala itu merupakan hal wajar bagi Ibu hamil.
“Untuk sementara masih aman. Tapi tidak tau seterusnya apa yang terjadi,” ujarnya.
Antusias ibu hamil di Kota Kupang menyambut vaksinasi awal di kantor PKK Provinsi NTT, Kamis 19 Agustus 2021 itu cukup tinggi. Tercatat 50 orang ibu hamil menerima vaksin.
Mereka duduk teratur dalam balutan sarung khas daerah Sabu. Sarung itu adalah hadiah dari Ketua PKK Provinsi NTT, Julie Sutrisno Laiskodat. Istri Gubernur NTT ini menyebut sarung itu sebagai bentuk penghargaan dan untuk tetap menjaga rasa percaya diri para ibu hamil.
“Buktinya mereka tidak hanya terlihat menarik, rapi tapi mereka juga senang bisa bawa pulang itu sebagai hadiah dari Dekranasda,” ujar Julie tersenyum.
Tak hanya sarung, Ketua Dekranasda NTT itu juga menghadiahkan teh kelor produksi Dekranasda NTT bagi para ibu hamil. Teh kelor mengandung gizi tinggi dan aman dikonsumsi ibu hamil.
“Kita di PKK itu salah satu program kita adalah stunting. Untuk mencegah itu maka perlu mengkonsumsi makanan-makanan bergizi. Karena daun kelor ini kandungan gizinya sangat tinggi, ibu hamil harus konsumsi itu. Tidak hanya saat hamil, tapi juga setelah bersalin agar air susu ibu lancar,” tegas Julie.

Program vaksinasi bagi ibu hamil didukung penuh oleh PKK Provinsi NTT. Perkumpulan Obstetri dan Ginokologi Indonesia (POGI) Wilayah NTT yang menyelenggarakan program vaksinasi bagi ibu hamil terlambat mendapatkan vaksin dari pusat.
Untuk tetap menyukseskan kegiatan itu, Julie meminta kepada Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat agar memfasilitasi vaksin bagi para ibu hamil.
“Kemarin mereka (POGI) berkoordinasi dengan saya dan vaksin yang dikirimkan itu dijadwalkan tiba. Tetapi karena kemarin kendala pengiriman sehingga vaksinnya belum tiba,” ujarnya.
Melalui kesepakatan bersama antara POGI NTT, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Wilayah NTT dan PKK Provinsi NTT, program vaksinasi bagi ibu hamil akan dilakukan setiap minggu dengan cakupan 50-100 orang penerima vaksin.
Selain itu, pengurus PKK tingkat Kabupaten dan Kota akan diminta menjalin kerja sama dengan POGI dan IBI di daerah masing-masing untuk melaksanakan program serupa.
Percepatan vaksinasi ibu hamil membantu mengurangi resiko penularan Covid-19.
Setelah itu, Julie bersama Wakil Ketua PKK Provinsi pekan depan akan menjalankan program vaksinasi goes to school.
Vaksin goes to school itu akan dilakukan bersama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi dan Dinas Kesehatan NTT. Sehingga anak-anak pun bisa mendapatkan vaksin dan bisa kembali belajar secara tatap muka.
“Kemarin itu saya dengar anak-anak kalau mau belajar offline itu harus vaksin. Anak-anak ini belum terlalu banyak terjangkau vaksin karena itu kami akan menjemput bola,” ujarnya.
Ketua POGI NTT, Laurens David Paulus mengatakan, vaksinasi bagi ibu hamil di NTT membutuhkan kerja sama dan dukungan berbagai pihak.
Jumlah ibu hamil yang harus divaksin meningkat mencapai 130 ribu lebih.
“Jadi pada prinsipnya, kematian ibu hamil akibat Covid-19 di NTT sudah mulai meningkat. Pada sebulan terakhir, kami di RS W.Z.Johanes ada 36 ibu hamil yang kami tangani akibat Covid-19 dan 2 orang meninggal dunia,” kata Laurens.
Program yang sudah dicanangkan secara nasional pada hari ini, harus dilakukan secara rutin hingga Oktober nanti.
“Program ini tidak hanya di tingkat provinsi tapi juga ditingkat kabupaten. Karena itu kami sangat berharap ada kerja sama yang baik dari PKK sehingga program ini bisa dilakukan juga di tingkat kabupaten,” ujar Laurens. (Yoe)