Kemarau Ekstrim, Warga TTS dan Sumba Timur Berjuang Sendiri Cari Air - Katong NTT    
Selasa, Mei 24, 2022
No Result
View All Result
  • Login
Katong NTT
  • Fokus
  • Liputan Khusus
  • Budaya
  • Nasional
    • Cerita Puan
  • Inspirasi
  • Ekonomi Bisnis
    • Dekranasda NTT
  • Opini
  • Kesehatan
  • Lingkungan
  • Fokus
  • Liputan Khusus
  • Budaya
  • Nasional
    • Cerita Puan
  • Inspirasi
  • Ekonomi Bisnis
    • Dekranasda NTT
  • Opini
  • Kesehatan
  • Lingkungan
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Ekonomi dan Bisnis

Kemarau Ekstrim, Warga TTS dan Sumba Timur Berjuang Sendiri Cari Air

KatongNTT Editor: KatongNTT
2 September 2021
Markus-petani-di-Sumba-membersihkan-lahan-pertanian-miliknya-yang-kesulitan-air-karena-musim-kemarau-ekstrim-Rabu-1-September-2021. (Al-KatongNTT.com)

Markus-petani-di-Sumba-membersihkan-lahan-pertanian-miliknya-yang-kesulitan-air-karena-musim-kemarau-ekstrim-Rabu-1-September-2021.-(Al-KatongNTT.com)

Share on FacebookShare on TwitterWhatsapp

Kemarau ekstrim tahun ini membuat sumur milik petani di Maulumbi, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur kering. Beberapa sumur masih berisi air, itupun setelah sumur diperdalam.

Markus Nanga, (72) dan Damaris Karanja Lokat, (30) menuturkan, air sumur tidak digunakan untuk kebutuhan makan dan minum keluarga mereka. Namun sebagai sumber air untuk menyiram tanaman palawija di lahan pertanian mereka setiap tahun.

BacaJuga:

Data-Kategori-Desa-di-Provinsi-NTT-24-Agustus-2021 (Ra-KatongNTT.com)

TTS dan Alor Miliki Desa Sangat Tertinggal Terbanyak

25 September 2021
-Suasana-taman-wisata-payung-dan-bunga-di-TTS, 30 Agustus 2021 (Gi-KatongNTT.com)

Taman Wisata Payung di TTS Dihempas Pandemi

4 September 2021

Menurut Markus, sumur tersebut tidak pernah kering seperti saat ini.Dia menduga sumur kering disebabkan Bendungan Kambaniru rusak diterjang banjir pada April 2021. Dan kemarau ekstrim tahun ini.

“Kami harus gali perdalam sumur untuk bisa tetap menanam sayuran,” jelas Markus pada Rabu, 1 September 2021.

Warga RT 02, RW 01, Kelurahan Maulumbi ini mengatakan, mereka bekerja keras untuk memperdalam sumur agar tanaman palawija di lahan pertanian mereka dialiri air. Tanaman palawija itu untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga petani tersebut.

“Kalau kami tidak tanam sayur, bagaimana kami bisa hidup,” ujar Markus.

Markus juga harus mengeluarkan biaya untuk membeli bahan bakar untuk mesin pompa untuk mengangkat air dari dalam sumur.

“Karena sumurnya makin dalam, jadi kebutuhan bensin untuk mesin pompa juga bertambah,” jelas Markus.

Damaris menambahkan, sumur yang makin dalam dan ketersediaan air berkurang membuat para petani terpaksa mengantri untuk menggunakan mesin pompa. Air kemudian disiramkan ke tanaman palawija di lahan pertanian mereka.

“Kalau sumur masih dangkal dan banyak, kami bisa gayung langsung tanpa mesin dan tidak semua harus pakai mesin,” kata Damaris.

Air sumur yang mengering juga berpengaruh terhadap luas lahan yang biasa mereka tanami.

“Tahun-tahun lalu, seluruh areal ini bisa sekali tanam, tetapi sekarang kami hanya bisa tanam separuh, yang dekat dengan sumur yang masih ada airnya,” ujar Damaris.

Terbatasnya debit air sumur ini juga memaksa para petani untuk memilih jenis sayuran yang berumur singkat dan membutuhkan sedikit air.

“Kami hanya tanam sayur putih saja.Kalau tanam jagung, takut dimakan belalang dan jangan sampai sumurnya kering semua, bisa gagal panen dan kami rugi,” ujar Damaris.

Warga Dusun 1 Desa Pusu di Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten TTS tidak dapat lagi mengambil air dari sumur milik SD Inpres Oefatu. Air dalam sumur itu sudah kering.

Kesulitan mendapatkan air bersih terjadi setiap tahun di masa kemarau. Warga pun beralih membeli air dari penjual air menggunakan mobil.

Warga RT 03/RW01 Dusun 1, Desa Pusu, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten TTS, NTT menjelaskan kesulitan air selama kemarau ekstrim kepada KatongNTT, Rabu, 1 September 2021.

Hal itu disampaikan Yuliana Nomleni, Marthen Nomleni, Yance Snae, Marce Tualaka dan Danial Tamonon kepada KatongNTT, Rabu, 1 September 2021. Mereka warga RT 03/RW 01 Dusun I Desa Pusu Kecamatan Amanuban Barat Kabupaten TTS.

Yuliana mengatakan, dia sudah mempersiapkan uang untuk membeli air.Pemakaian air bersih didalam rumahnya per hari mencapai 15 atau 16 jerigen. Masing-masing jerige berukuran 5 liter.

Pemakaian air tergantung dari jumlah anggota keluarga di dalam rumah. Jika satu rumah hanya 2 atau 3 jiwa, maka pemakaian akan berkurang, namun jika mencapai 5 atau 6 orang, maka pemakaian mencapai 15 atau 16 jerigen per hari.

Yuliana menuturkan, kesulitan air bersih terjadi setiap tahun. Untuk menghadapi kesulitan air bersih tahun ini, dia dan keluarganya sudah siap.

“Kami didalam rumah sudah siap hadapi kekeringan ini. Kejadian ini bukan baru pertama kali tetapi sudah berulang kali. Kami siap beli air dari mobil pick up,” ujar dia.

Marce Tualaka sambil mengolah jagung katembak menjadi jagung bose itu mengisahkan warga setempat kesulitan air bersih setiap tahun.

Bahkan, saat membangun rumahnya agar layak huni harus menyediakan uang sebesar Rp 1,5 juta hanya untuk membeli air. Sumber mata air di wilayah tersebut hanya sumur milik SD Inpres Oefatu yang kering setiap September.

“Kami disini kalau bangun rumah harus siapkan uang khusus untuk air sendiri,” kata Marce.

Pada masa kemarau ini, Marce membeli air dari penjual air bersih menggunakan mobil. Harga per 6 jerigen Rp 10.000.

Marce yang juga seorang ibu rumah tangga ini mengatakan, air sangat penting, jika segala sesuatu lengkap didalam rumah, tetapi tanpa air tidak bisa berbuat apa-apa.

Oleh karena itu, Marce selalu menyediakan uang untuk membeli air yang digunakan untuk konsumsi sehari-hari.

Memasuki kemarau 2021, kata Marce, Yayasan Pelita Kehidupan Masyarakat (YPKM) melakukan survei air dalam tanah untuk membuat bor air. Sehingga kami berharap dengan sumur bor itu nantinya mereka tidak lagi kesulitan air bersih di musim kemarau.

“Ada yayasan yang datang dan bantu kami untuk bor sumur dan sementara perluasan jaringan pipa. Kami berharap pertengahan bulan ini atau Oktober kami sudah bisa gunakan air dari sumur bor itu,” tutur Marce penuh harap.

Air dari sumur bor yang dibangun yayasan itu juga akan digunakan untuk bercocok tanam.

“Jika nantinya kami sudah memakai sumur bor itu, maka uang yang semestinya digunakan untuk beli air akan dialihkan ke bibit sayur. Sehingga, air sumur bor itu benar-benar dimanfaatkan,” pungkas Marce. (Al/Gi)

ShareTweetSend
Previous Post

Vaksinasi untuk Anak Belum Jadi Target Pemkot Kupang

Next Post

Direktur Bank NTT Akui Hadir di Semau, Ini Penjelasannya

KatongNTT

KatongNTT

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

RelatedPosts

Data-Kategori-Desa-di-Provinsi-NTT-24-Agustus-2021 (Ra-KatongNTT.com)
Fokus

TTS dan Alor Miliki Desa Sangat Tertinggal Terbanyak

25 September 2021
-Suasana-taman-wisata-payung-dan-bunga-di-TTS, 30 Agustus 2021 (Gi-KatongNTT.com)
Ekonomi dan Bisnis

Taman Wisata Payung di TTS Dihempas Pandemi

4 September 2021
Anthoneta-tengah-dan-Melianus-Saefatu-Kiri-warga-Dusun-2-Oebimanis-Desa-Kokoi-Kecamatan-Amanatun-Selatan-Kabupaten-TTS-NTT-ke-Kantor-Dinas-Dukcapil-mengurus-NIK-KTP-dan-KK-Senin-30-Agustus-2021. (Gi-KatongNTT.com)
Fokus

Warga Dusun di TTS Belum Punya KTP dan KK

31 Agustus 2021
Seprianus-Umbu-Remi-Dawu-Penanggung-jawab-Rumah-Tenun-Atma-La-Kanatang-wadah-pengrajin-tenun-Sumba-Jumat-27-Agustus-2021(Al-KatongNTT.com)
Ekonomi dan Bisnis

Pengrajin Tenun Sumba Kehilangan Pembeli

28 Agustus 2021
Next Post
Suasana-berjoged-di-acara-Pengukuhan-Tim-Percepatan-Akses-Keuangan-Daerah-di-Desa-Otan-Pulau-Semau-Kabupaten-Kupang-Jumat-27-Agustus-2021.

Direktur Bank NTT Akui Hadir di Semau, Ini Penjelasannya

Discussion about this post

Iklan KatongNTT

Kerupuk Gendhar Jawi Kerupuk2A oke lagi

Video

KatongNTT com

KatongNTT com
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLlY3YjBleXlpVy04 Boleh jadi banyak masyarakat Indonesia belum tahu bahwa NTT punya cokelat yang bahan bakunya yakni kakao yang terbaik di dunia. Cokelat Ghaura, begitu nama yang diberikan pemiliknya. Cokelat ini diproduksi pertama kali tahun 2019 dan dalam tempo tiga tahun sudah dipasarkan ke beberapa kota termasuk ke luar negeri seperti Australia, Amerika, Inggris, Prancis, dan Belanda. Yuk simak tayangan KatongNTT.com menyusuri sejarah lahirnya cokelat Ghaura yang dkilaim berkualitas premium.
Boleh jadi banyak masyarakat Indonesia belum tahu bahwa NTT punya cokelat yang bahan bakunya yakni kakao yang terbaik di dunia. Cokelat Ghaura, begitu nama yang diberikan pemiliknya. Cokelat ini diproduksi pertama kali tahun 2019 dan dalam tempo tiga tahun sudah dipasarkan ke beberapa kota termasuk ke luar negeri seperti Australia, Amerika, Inggris, Prancis, dan Belanda. Yuk simak tayangan KatongNTT.com menyusuri sejarah lahirnya cokelat Ghaura yang dkilaim berkualitas premium.
Menyusuri Sejarah Cokelat Ghaura Hadir di NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLlY3YjBleXlpVy04
Ketua Dekranasda NTT: SLB Fokus ke Talenta dan Kebutuhan Pasar
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLi1uNXpBUlotLU0w
Memotret Ketekunan Ina Koro Dari Kampung Tenun di Manutapen
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLmdsYTFreGlWbWlJ
Ketika Bunda Julie Bertemu Siswa SLB Negeri di Kupang dan TTS
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjNVcEZhZnlsd1dZ
Warga Minta Pemerintah Hentikan Pembangunan Bendungan Kolhua (Part 2)
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLmFKOEx2SlJtb0s4
Katarina Kedo Pa, 48 tahun, selama lebih dari 20 tahun mendedikasikan dirinya sebagai pengrajin tenun ikat NTT secara tradisional. KatongNTT.com memotret proses pembuatan tenun ikat NTT yang dilakukan Katarina di rumahnya di Kelurahan Belo, Kota Kupang, pekan lalu. Ternyata proses pembuatannya tidak mudah,  memakan waktu minimal 10 hari untuk selembar kain, harus sabar dan hati-hati agar tidak rusak, dan hebatnya Katarina masih menggunakan alat tenun tua warisan neneknya dan tungku api saat merebus benang sebelum ditenun. Yuk, simak tayangan video ini. *****
Buah Ketekunan Katarina Kedo Pa, Pengrajin Tenun Ikat NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLnZFMGhIUEFsRUcw
Jurnalis Fabianus Latuan: Penyerangan Ini Sudah Diatur
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLndVU2xaTHlfZFpr
Etnis Helong di Kolhua, Kota Kupang, NTT menolak rencana pembangunan bendungan Kolhua
Masyarakat Dibelenggu Isu Pembangunan Bendungan Kolhua Lebih dari 25 Tahun (Part 1)
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLmVzNl8tMkRoOHVF
Uskup Atambua Mgr Dominikus Saku, Pr memaparkan sejumlah program kerja Keuskupan untuk memberdayakan perekonomian masyarakat dan meningkatkan produktivitas mereka. Uskup juga melarang umatnya menerima semua bentuk bantuan yang disebutnya membentuk karakter masyarakat jadi pengemis, pemalas dan tidak produktif. Dalam wawancara KatongNTT.com pada 19 Maret 2022, Uskup secara detil menjelaskan capaian-capaian dari hasil pemberdayaan ekonomi umat yang menggambarkan sosoknya menggantikan peran pemerintah daerah yang kurang responsif atas kebutuhan masyarakatnya. (Redaksi)
Gebrakan Uskup Atambua untuk Berdayakan Ekonomi dan Produktivitas Masyarakat NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLnM0S2MwVHZROWRn
Load More... Subscribe

Podcast

Poling

Recent News

KADIN NTT bertemu KADIN Timor Leste bahas rencana bisnis (dok. KADIN NTT)

KADIN NTT Siap Ekspor Perdana Produk UMKM ke Timor Leste

23 Mei 2022
Karyawan sedang membungkus Cokelat Ghaura di pabrik yang berlokasi di Oepura, Kota Kupang, NTT , Kamis, 19 Mei 2022. (Ruth-KatongNTT.com)

7 Fakta Menarik tentang Cokelat Ghaura

22 Mei 2022

© 2022 Katongntt.com - Merawat Suara Hati

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Fokus
  • Liputan Khusus
  • Budaya
  • Nasional
    • Cerita Puan
  • Inspirasi
  • Ekonomi Bisnis
    • Dekranasda NTT
  • Opini
  • Kesehatan
  • Lingkungan

© 2022 Katongntt.com - Merawat Suara Hati

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
Sign Up with Linked In
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In