Kiat Pemilik Kios di Sumba Bertahan dari Pandemi - Katong NTT    
Selasa, Mei 24, 2022
No Result
View All Result
  • Login
Katong NTT
  • Fokus
  • Liputan Khusus
  • Budaya
  • Nasional
    • Cerita Puan
  • Inspirasi
  • Ekonomi Bisnis
    • Dekranasda NTT
  • Opini
  • Kesehatan
  • Lingkungan
  • Fokus
  • Liputan Khusus
  • Budaya
  • Nasional
    • Cerita Puan
  • Inspirasi
  • Ekonomi Bisnis
    • Dekranasda NTT
  • Opini
  • Kesehatan
  • Lingkungan
No Result
View All Result
Katong NTT
No Result
View All Result
Home Ekonomi dan Bisnis

Kiat Pemilik Kios di Sumba Bertahan dari Pandemi

KatongNTT Editor: KatongNTT
25 Juli 2021
Pebisnis-UKM-Nelci-Anggriani-Manu-melayani-pembeli-dengan-mematuhi-protokol-kesehatan-pada-Senin-19-Juli-2021. (Al)

Pebisnis-UKM-Nelci-Anggriani-Manu-melayani-pembeli-dengan-mematuhi-protokol-kesehatan-pada-Senin-19-Juli-2021. (Al)

Share on FacebookShare on TwitterWhatsapp

Pasangan Ardyanto Lindidjawa dan Nelci Anggriani Manu jeli melihat peluang pasar dengan berencana mendirikan kios dan warung kopi. Tak disangka Sumba Timur, Provinsi NTT diterjang pandemi Covid-19 membuat mereka berjuang untuk mempertahankan bisnis yang baru mereka rintis.

Berawal dari keputusan mereka untuk mengambil kontrakan rumah di RT/RW 17/06 Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera pada September 2018. Di kontrakan setengah permanen ini menjadi ruang usaha sekaligus rumah bagi pasangan suami istri ini bersama anak-anaknya hingga saat ini.

BacaJuga:

Ilustrasi - Petugas (kiri) mensosialisasikan kepada calon penumpang KRL (Kereta Rel Listrik) untuk memindai QR Code sebelum memasuki peron Stasiun Bekasi Timur, Jawa Barat, Selasa (7/9/2021). (ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc)

90 Juta Pengguna PeduliLindungi Bantu Cegah Penularan Covid-19

16 April 2022
Warga yang berkunjung di lokasi wisata kuliner di depan hotel Aston Kupang masa bodoh dengan prokes disaat kasus Covid-19 meningkat (Joe-KatongNTT)

Masa Bodoh Saat Covid-19 di Kota Kupang Meningkat

6 Maret 2022

Pemilihan rumah kontrakan berukuran sekitar 7×9 meter persegi ini bukan tanpa alasan. Sebab tepat di seberang jalan depan kontrakan berdiri Kampus Universitas Kristen Wira Wacana (Unkriswina) Sumba. Kampus ini memiliki satu pintu gerbang yang menghadap ke arah timur dan selalu terbuka.

Dengan begitu, pintu ini memberi akses keluar-masuk mahasiswa maupun dosen dengan mudah menjangkau kios. . Di kios ini disediakan jajanan, kebutuhan konsumsi rumah tangga, minuman kopi, dan makanan mie instan berbagai varian rasa.

Awalnya usaha kios plus warung kopi ini cukup menjanjikan. Karena mereka mampu menghasilkan omset harian antara Rp 1 juta hingga Rp 1,2 juta rupiah. Alhasil, stok barang di kios selalu tersedia dalam jumlah yang cukup hingga satu minggu.

Sisa tahun 2018 dan sepanjang tahun 2019 berlalu dengan cukup menggembirakan bagi keluarga pebisnis UKM ini.
Di awal tahun 2020 pandemi Covid-19 mulai merebak dari Wuhan-Cina dan menyebar ke seantero penjuru dunia. Kios milik Ardyanto dan Nelci masih meraup keuntungan dan omzet stabil.

Namun akhir April 2020 Covid-19 masuk ke Kabupaten Sumba Timur yang diawali dengan klaster mahasiswa Sekolah Tinggi Theologi (STT) Sangkakala Jakarta.

Secara bertahap kurva penularan Covid-19 di Kabupaten Sumba Timur mulai bergerak naik. Hingga Senin, 19 Juli 2021 telah mencapai 2.849 kasus. Rinciannya, 1.780 kasus sembuh, 1.012 kasus dirawat, dan 57 kasus meninggal. Sebanyak 1.012 kasus aktif ini menyebar di 15 dari 22 kecamatan di Kabupaten Sumba Timur.

Saat ditemui di kios miliknya, Nelci Anggriani Manu menuturkan pandemi Covid-19 telah berpengaruh besar bagi usaha kecil yang dibangun keluarganya.

Sebab sejak Covid-19 merebak di Indonesia, pemerintah memutuskan untuk menutup sekolah tatap muka dari semua tingkatan. Seluruh mahasiswa Unkriswina Sumba juga mengikuti perkuliahan secara daring.

Mereka tidak lagi berjubel di kampus depan kios mereka untuk membeli kebutuhan mereka atau sekadar minum kopi.

Alhasil, omset penjualan kios menurun drastis. Sebelum perkuliahan daring, omset kios bisa mencapai Rp 1 juta hingga Rp 1,2 juta per hari. Kini omset hanya berkisar antara Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu per hari.

Modal usaha yang diperoleh dari pinjaman bank harus dikelola dengan lebih bijak. Ini untuk bisa tetap mempertahankan usaha mereka di tengah gelombang pandemi Covid-19 yang mengganas hingga saat ini.

Untuk bertahan, ibu dari Chalista dan Edo ini berpikir kreatif dengan menyediakan jajanan yang bisa meningkatkan penjualan. Selain itu dia juga memperluas layanan penjualan ke kebutuhan pokok harian masyarakat hingga menjual pulsa handphone dan juga token listrik.

“Jadinya saya juga layani antar ke rumah untuk jajanan pisang goreng, puding, dan lainnya melalui jejaring sosial dan syukurlah cukup membantu,” kata Nelci kepada KatongNTT.com, Senin, 19 Juli 2021.

Selain itu, untuk memastikan stok barang dagangan di kios selalu tersedia, Nelci harus mampu mensiasati pola belanjanya ke toko.

Dulunya Nelci bisa berbelanja setiap akhir pekan untuk semua jenis barang dagangan. Sekarang dia berbelanja dengan melihat ketersediaan stok barang.

“Jadi misalnya mie yang kurang, kita beli mie saja dulu. Nanti besoknya biskuit atau rokok kurang, baru kita beli lagi. Biar stok barangnya semua tetap tersedia di kios,” jelasnya.

Suaminya Ardyanto ikut bekerja menjajakan rokok keliling ke kios-kios lain di seputaran Kota Waingapu dan sekitarnya. Dia berkeliling menawarkan rokok dengan ukuran slof ke kios-kios yang sudah menjadi langganannya. Kesempatan itu dia pakai untuk mencari pelanggan baru untuk menambah penghasilan keluarga mereka.

“Sekarang sales rokok juga makin banyak, sehingga persaingan makin ketat sehingga harus bisa menyediakan rokok bagi langganan kita tepat waktu,” jelas Ardyanto.

Bahkan, menurut Ardyanto persaingan sales rokok tidak hanya terjadi di Kota Waingapu dan sekitarnya namun juga sampai ke desa-desa.

Karenanya jalinan komunikasi dengan para langganannya harus tetap dijaga agar penjualan tetap menguntungkan.

“Kalau ke kampung dan pas hitung waktunya, bisa habis dua sampai tiga ball rokok dalam sehari,” ungkapnya.

Suami-istri ini berharap pandemi Covid-19 segera berakhir. Mereka berharap pemerintah bersama masyarakat dapat mengendalikan penyebaran virus ini. Dengan demikian, sekolah tatap muka dapat kembali dibuka dan perputaran ekonomi bisa segera kembali normal.

“Semoga vaksinasi yang sedang dijalankan pemerintah saat ini cukup efektif membangun kekebalan komunitas masyarakat, sehingga kita bisa kembali beraktivitas normal,” tandas kedua pebisnis UKM ini penuh harap. (Al)

ShareTweetSend
Previous Post

Potret Keseharian Penjual Peti Mati di Kota Kupang

Next Post

Mengenal Lebih Dekat Tenun Ikat Lio di Ende

KatongNTT

KatongNTT

Media berita online berkantor di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Fokus pada isu-isu ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

RelatedPosts

Ilustrasi - Petugas (kiri) mensosialisasikan kepada calon penumpang KRL (Kereta Rel Listrik) untuk memindai QR Code sebelum memasuki peron Stasiun Bekasi Timur, Jawa Barat, Selasa (7/9/2021). (ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc)
Fokus

90 Juta Pengguna PeduliLindungi Bantu Cegah Penularan Covid-19

16 April 2022
Warga yang berkunjung di lokasi wisata kuliner di depan hotel Aston Kupang masa bodoh dengan prokes disaat kasus Covid-19 meningkat (Joe-KatongNTT)
Fokus

Masa Bodoh Saat Covid-19 di Kota Kupang Meningkat

6 Maret 2022
Ilustrasi petani di Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur. (KatongNTT.com)
Ekonomi dan Bisnis

Visa Pertanian Australia Jadi Peluang Generasi Muda Sumba

21 Maret 2022
Ilustrasi: Kasus Covid-19 di NTT meningkat drastis (Kemenkes)
Fokus

Abaikan Prokes, Kasus Covid-19 Meningkat di Kupang

19 Februari 2022
Next Post
Pengrajin-tenun-ikat-etnis-Lio-di-desa-Wolotopo-di-Ende. (Torres)

Mengenal Lebih Dekat Tenun Ikat Lio di Ende

Discussion about this post

Iklan KatongNTT

Kerupuk Gendhar Jawi Kerupuk2A oke lagi

Video

KatongNTT com

KatongNTT com
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLlY3YjBleXlpVy04 Boleh jadi banyak masyarakat Indonesia belum tahu bahwa NTT punya cokelat yang bahan bakunya yakni kakao yang terbaik di dunia. Cokelat Ghaura, begitu nama yang diberikan pemiliknya. Cokelat ini diproduksi pertama kali tahun 2019 dan dalam tempo tiga tahun sudah dipasarkan ke beberapa kota termasuk ke luar negeri seperti Australia, Amerika, Inggris, Prancis, dan Belanda. Yuk simak tayangan KatongNTT.com menyusuri sejarah lahirnya cokelat Ghaura yang dkilaim berkualitas premium.
Boleh jadi banyak masyarakat Indonesia belum tahu bahwa NTT punya cokelat yang bahan bakunya yakni kakao yang terbaik di dunia. Cokelat Ghaura, begitu nama yang diberikan pemiliknya. Cokelat ini diproduksi pertama kali tahun 2019 dan dalam tempo tiga tahun sudah dipasarkan ke beberapa kota termasuk ke luar negeri seperti Australia, Amerika, Inggris, Prancis, dan Belanda. Yuk simak tayangan KatongNTT.com menyusuri sejarah lahirnya cokelat Ghaura yang dkilaim berkualitas premium.
Menyusuri Sejarah Cokelat Ghaura Hadir di NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLlY3YjBleXlpVy04
Ketua Dekranasda NTT: SLB Fokus ke Talenta dan Kebutuhan Pasar
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLi1uNXpBUlotLU0w
Memotret Ketekunan Ina Koro Dari Kampung Tenun di Manutapen
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLmdsYTFreGlWbWlJ
Ketika Bunda Julie Bertemu Siswa SLB Negeri di Kupang dan TTS
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLjNVcEZhZnlsd1dZ
Warga Minta Pemerintah Hentikan Pembangunan Bendungan Kolhua (Part 2)
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLmFKOEx2SlJtb0s4
Katarina Kedo Pa, 48 tahun, selama lebih dari 20 tahun mendedikasikan dirinya sebagai pengrajin tenun ikat NTT secara tradisional. KatongNTT.com memotret proses pembuatan tenun ikat NTT yang dilakukan Katarina di rumahnya di Kelurahan Belo, Kota Kupang, pekan lalu. Ternyata proses pembuatannya tidak mudah,  memakan waktu minimal 10 hari untuk selembar kain, harus sabar dan hati-hati agar tidak rusak, dan hebatnya Katarina masih menggunakan alat tenun tua warisan neneknya dan tungku api saat merebus benang sebelum ditenun. Yuk, simak tayangan video ini. *****
Buah Ketekunan Katarina Kedo Pa, Pengrajin Tenun Ikat NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLnZFMGhIUEFsRUcw
Jurnalis Fabianus Latuan: Penyerangan Ini Sudah Diatur
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLndVU2xaTHlfZFpr
Etnis Helong di Kolhua, Kota Kupang, NTT menolak rencana pembangunan bendungan Kolhua
Masyarakat Dibelenggu Isu Pembangunan Bendungan Kolhua Lebih dari 25 Tahun (Part 1)
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLmVzNl8tMkRoOHVF
Uskup Atambua Mgr Dominikus Saku, Pr memaparkan sejumlah program kerja Keuskupan untuk memberdayakan perekonomian masyarakat dan meningkatkan produktivitas mereka. Uskup juga melarang umatnya menerima semua bentuk bantuan yang disebutnya membentuk karakter masyarakat jadi pengemis, pemalas dan tidak produktif. Dalam wawancara KatongNTT.com pada 19 Maret 2022, Uskup secara detil menjelaskan capaian-capaian dari hasil pemberdayaan ekonomi umat yang menggambarkan sosoknya menggantikan peran pemerintah daerah yang kurang responsif atas kebutuhan masyarakatnya. (Redaksi)
Gebrakan Uskup Atambua untuk Berdayakan Ekonomi dan Produktivitas Masyarakat NTT
YouTube Video VVU3bHFnV29aN2RtNVFueUgyVVhCMkJnLnM0S2MwVHZROWRn
Load More... Subscribe

Podcast

Poling

Recent News

KADIN NTT bertemu KADIN Timor Leste bahas rencana bisnis (dok. KADIN NTT)

KADIN NTT Siap Ekspor Perdana Produk UMKM ke Timor Leste

23 Mei 2022
Karyawan sedang membungkus Cokelat Ghaura di pabrik yang berlokasi di Oepura, Kota Kupang, NTT , Kamis, 19 Mei 2022. (Ruth-KatongNTT.com)

7 Fakta Menarik tentang Cokelat Ghaura

22 Mei 2022

© 2022 Katongntt.com - Merawat Suara Hati

  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Kontak Kami
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Fokus
  • Liputan Khusus
  • Budaya
  • Nasional
    • Cerita Puan
  • Inspirasi
  • Ekonomi Bisnis
    • Dekranasda NTT
  • Opini
  • Kesehatan
  • Lingkungan

© 2022 Katongntt.com - Merawat Suara Hati

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
Sign In with Linked In
OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
Sign Up with Linked In
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In