Kupang– Ketua Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) Bekatigade Timor, Vincentius Rapu mengatakan kemiskinan dan penyakit stunting di NTT menjadi pekerjaan rumah dan tantangan bagi koperasi kredit. Sehingga koperasi kredit diharapkan tahun mendatang memiliki data pasti tentang persentase peningkatan kesejahteraan anggotanya secara periodik.
Data in nantinyai memberikan gambaran bahwa koperasi berperan menurunkan tingkat kemiskinan anggotanya. Itu artinya mengurangi juga angka penderita stunting di NTT.
“Jika kesejahteraan anggota meningkat, otomatis stunting dapat diturunkan,” kata Vincentius dalam wawancara dengan KatongNTT.com di sela rangkaian acara Inkopdit di Kota Kupang, Senin, 25 Juli 2022.
Menurut dia, tantangan ini dimungkinkan untuk dikerjasamakan oleh koperasi-koperasi di NTT secara erat.
Vincentius menanggapi munculnya pertanyaan tentang peran koperasi kredit untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan stunting dalam forum diskusi anggota koperasi kredit, Senin, 25 Juli 2022. Forum diskusi ini sebagai rangkaian memeriahkan Rapat Anggota Tahun 2021 yang diselenggarakan Induk Koperasi Kredit Indonesia di Kota Kupang.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik 2021, NTT menempati posisi provinsi ketiga termiskin di Indonesia setelah Papua dan Papua Barat.
Hasil Studi Status Gizi Indonesia 2021 menyebutkan, ada 15 kabupaten di NTT yang berkategori merah dalam kasus stunting. Kategori merah ini berarti prevalensi stunting masih berada di atas 30 persen. 15 Kabupaten di NTT dengan status merah adalah Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU), Alor, Manggarai Timur, Kabupaten Kupang, Rote Ndao, Belu, Manggarai Barat, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Sabu Rajua, Manggarai , Lembata dan Malaka. Bahkan prevalansi stunting di TTS dan TTU di atas 46 persen.
Tidak ada satupun kabupaten di NTT yang berkategori hijau yakni persentasinya berkisar 10-20 persen untuk kasus stunting.
Sebaliknya, pertumbuhan koperasi kredit di NTT signifikan. Saat ini jumlah anggotanya mencapai 1,3 juta orang atau sekitar 20 persen dari total jumlah penduduk NTT sebanyak 5 juta orang. Menurut Vincentius, tingkat partisipasi masyarakat NTT terhadap koperasi merupakan yang tertinggi di Indonesia. Bahkan aset seluruh koperasi kredit NTT mencapai Rp 8 triliun.
Tabel Anggota Puskopdit Bekatigade Timor dan Jumlah Aset
Swasti Sari | 936.049.684.002 |
Serviam | 344.012.436.591 |
Solidaritas | 123.882.881.935 |
Citra Hidup Tribuana | 115.261.403.029 |
Adiguna | 104.621.384.921 |
Samamora | 53.177.406.556 |
Sami Jaya | 52.226.399.538 |
Sehati | 51.308.579.265 |
Monafen | 38.507.429.016 |
Timau | 30.561.814.987 |
Familia | 29.077.164.882 |
Lego-lego | 13.989.513.905 |
Harmoni | 13.113.778.191 |
Dolorosa | 9.972.853.877 |
Embu Welu | 4.846.112.655 |
Perempuan Alfa Omega | 2.811.128.273 |
Harapan Sejahtera | 2.252.507.858 |
Rana Mese | 1.640.910.238 |
Sanyona | 1.568.302.528 |
Corypha Gebanga | 1.512.823.311 |
Sesawi | 1.271.466.945 |
Husar Binan | 918.783.434 |
Menarget Generasi Milenial NTT
Koperasi Kredit di NTT juga semakin gencar menarget generasi milenial. Menurut Vincentius, program menjangkau kelompok milenial sudah disepakati akan digelar bertepatan dengan Hari Koperasi Kredit Dunia pada Oktober 2022 di Sumba.
“Kami akan melakukan aktivitas yang menyasar untuk sekolah menengah dan perguruan tinggi. Kami akan menyelenggarakan olah raga, pentas seni, lomba pidato, cerdas cermat,” ujarnya.
Menurut Vincentius, kegiatan semacam ini diadakan untuk menunjukkan kepada para milenial bahwa koperasi itu seperti yang mereka alami sehari-hari. “ Mereka selama ini memandang koperasi itu untuk orang tua. Kita ubah mindsetnya,” pungkas Vincentius.

Koperasi Kredit Obormas yang berkantor pusat di Maumere, Kabupaten Sikka memiliki produk untuk para milenial yang usia sekolah dari TK hingga SD.
Martonsius Juang sebagai manajer area Sikka dan Daratan Timor mengatakan, Obormas menyediakan produk simpanan pendidikan untuk anak sekolah TK hingga SD. Setiap hari anak disarankan menabung minimal Rp 1.000 per hari.
Setiap hari Sabtu, mobil operasional Obormas akan datang ke sekolah-sekolah untuk menerima dana simpanan anak-anak milenial.
“Kami bekerjasama dengan sekolah-sekolah TK sampai SD supaya punya simpanan pendidikan,” kata Martonsius kepada KatongNTT.com pada Senin, 26 Juli 2022.
Produk simpanan pendidikan, menurut Martonsius sebagai upaya Obormas dan penyelenggara sekolah untuk membudayakan menabung sejak usia dini. (Rita)